Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

KPI Tidak Memberi Sanksi Siaran Atta-Aurel Itu Wajar, kok

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
8 April 2021
A A
Menerka Alasan Alur Cerita Sinetron di Indonesia Banyak yang Absurd terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

KPI tengah disorot akibat keputusan mereka untuk tidak memberi sanksi terhadap stasiun televisi yang menyiarkan pernikahan Atta-Aurel. Banyak yang curiga bahwa keputusan tersebut diambil karena pernikahan tersebut dihadiri Jokowi. Tapi, KPI sendiri berkilah bahwa mereka tidak memberi sanksi bukan karena Jokowi. Acara pernikahan tersebut dianggap mempunyai nilai edukasi dan budaya, dan tak ada alasan bagi mereka untuk melarangnya.

Dan jujur saja, alasan KPI tersebut ora mashoook.

Saya sebenarnya sudah muak dengan bantahan-bantahan klise dan mengada-ada seperti itu. Seakan-akan, seluruh penduduk Indonesia ini gobloknya nggak ketulungan. Alasan KPI tersebut justru menegaskan bahwa mereka sebenarnya melakukan praktik tebang pilih. Saya pun yakin sebenarnya adanya Jokowi di acara tersebut ya punya andil yang lumayan besar bagi keputusan KPI.

Argumen acara pernikahan punya nilai edukasi dan budaya itu sendiri sudah aneh. Unsur budaya itu nggak bisa dilepaskan dari pernikahan ya because it’s a f**king cultural event. Kalau alasannya kayak gitu, kenapa stasiun televisi tidak menayangkan pernikahan di Ponjong atau Banyuwangi? Kan pernikahan di daerah tersebut pasti ada unsur budayanya. Lagian apa-apa kok pasti nyebut budaya, kek paham aja. Kemben aja diblur di tivi Indo, kok dengan pedenya ngomongin budaya.

Terus argumen nilai edukasi, yaelah, edukasi apaan sih yang mau didapat dari pernikahan YouTuber? Kayak yang nikah di Indonesia cuman Atta doang, Bos.

Lagian kenapa nggak jujur aja sih, kalau emang Atta-Aurel mendatangkan engagement yang dibutuhkan oleh industri pertelevisian? Kan enak kalau ngaku potensi cuannya gede. Atau ngaku aja kalau emang Atta-Aurel itu warga negara yang punya kelas tersendiri.

Lho, saya serius ini. Nggak sekali-dua kali kita ditunjukkan bahwa memang dalam praktiknya, jurang kelas itu menentukan sikap orang kepada kita. Anak orang kaya atau pejabat sekolah mendapat privilese yang berbeda dengan murid kebanyakan. Saudara orang terpandang bisa dapat kemudahan jika mengurus administrasi. Perlakuan kepada orang berbaju seadanya dengan yang necis pun dengan mudah kita lihat di keseharian.

Jadi kalau KPI bilang dengan gamblang kalau itu nggak dihukum karena yang nikah Atta-Aurel, menurut saya alasan itu bisa diterima. Ya memang pada marah sih, tapi kan lama-lama bisa nerima juga. Rumusnya emang gitu kan, ketidakadilan jika dibiasakan dan dipertontonkan setiap hari, ujungnya jadi norma.

Baca Juga:

Isu Ijazah Jokowi Palsu Adalah Isu Goblok, Amat Tidak Penting, dan Menghina Kecerdasan, Lebih Baik Nggak Usah Digubris!

Rumah Pribadi Jokowi di Solo Memang Cocok Jadi Destinasi Wisata Baru

Contoh lain, sweeping warung di bulan puasa deh. Itu berkali-kali kejadian, nyatanya tetap berulang. Resistensi warga aja yang bikin makin hari makin berkurang, meski tak menghilang. Apakah hal itu ditindak tegas oleh pihak berwenang? Iya. Tapi, apakah berkelanjutan? Nggak tau yaaa.

Sudah saatnya kita sadar dan menerima bahwa kebanyak orang Indonesia memang dianggap bukan prioritas. Influencer yang dapat vaksin duluan, bantuan dikorupsi, pengurangan hari libur, itu adalah contoh bahwa kita-kita yang biasa-biasa aja ini nggak jadi pikiran orang-orang yang harusnya mikirin kita. Wong seringnya rakyat disalahin atas kekacauan yang terjadi kan? Perkara yang salah yang bikin kebijakan, tetep aja yang jadi kambing hitam ya rakyat.

Sebaiknya sih, acara-acara nggak jelas yang dilolosin KPI nanti nggak perlu dibumbui alasan-alasan klise lagi. Blak-blakan aja, bahwa memang ada warga negara yang punya hak lebih dan kalau tidak suka, you can go fuck yourself. Kayak gini malah jelas, kita jadi tau bahwa nggak perlu capek-capek marah dan mengingatkan lagi.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan setelah melihat pernikahan dua artis memakai frekuensi publik dan dilindungi oleh pihak yang harusnya melarang adalah melanjutkan hidup dengan sebaik-baiknya. Cari pekerjaan, tabung gajimu, sisakan untuk bersenang-senang—mabuk atau makan mahal, bebas—lalu jalani hari dengan gembira sebagai warga negara kelas kedua.

BACA JUGA Kita Salah Kaprah Jika Mengira KPI Adalah Tukang Sensor Doang dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 April 2021 oleh

Tags: atta halilintaraurelJokowikpi
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Sumber gambar Pixabay

Suara KPI Adalah Suara Tuhan, Nggak Usah Protes kalau Mereka Seenaknya Sendiri

10 September 2021

Hikmah dan Pesan di Balik Jokowi Salah Sebut Provinsi Padang

22 Mei 2021
Jokowi kaget, Yang Jokowi Maksud dengan “Memerintah Tanpa Beban”

Yang Jokowi Maksud dengan “Memerintah Tanpa Beban”

30 November 2019
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Kalau Guru Adalah Penentu Peradaban, Lha yang Lain Ngapain?

26 November 2023
pak prabowo Menteri Kabinet Indonesia Maju

Menteri Kabinet Indonesia Maju: Pak Jokowi Suka Bikin Kejutan, Ah.

24 Oktober 2019
jokowi benci produk luar negeri mojok

Pak Jokowi Ajak Benci Produk Luar Negeri dan Rakyat Menunggu Giveaway Gucci

5 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Mensiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.