Kota Semarang, buat saya, menyimpan begitu banyak kenangan. Lebih lagi, kota ini juga membuat saya lebih aware soal keselamatan, terutama di jalan.
Jalanan cukup luas dan minim kerusakan menjadikan rute jalanan Kota Semarang (bagi saya) menyenangkan. Memang, lokasinya yang berada di pesisir utara membuat Kota Semarang punya suhu yang teramat panas. Tengah malam saja saya sering merasa gerah. Misalnya waktu saya main ke Kota Lama di tengah malam. Ya masih terasa gerah.
Keadaan lebih menyiksa ketika siang. Panasnya menyengat, sampai beberapa waktu lalu traffic cone di Jalan Setia Budi 2 nampak “mpeles” atau letoy. Selain itu, kontur jalan juga naik-turun. Misalnya di Wonodri Kopen, tempat saya indekos beberapa tahun lalu. Namun, cuaca super panas dan konter jalan yang nggak enak justru membuat saya lebih aware lagi soal keselamatan, terutama di jalan.
Daftar Isi
Cuaca super panas Kota Semarang membuat saya selalu mengenakan helm
Cuaca panas membuat saya tertib memakai helm. Mau jauh atau dekat seperti ke minimarket depan gang, saya selalu pakai helm. Apalagi jika saya kudu turun ke daerah Pleburan atau ke Gayamsari, helm itu wajib. Lha gimana ya, kalau nggak pakai helm kepala seperti ditaruh di dalam oven.
Kebiasaan ini akhirnya bertahan di dalam diri saya. Meski sudah nggak di Kota Semarang, saya jadi tertib memakai helm ketika berkendara. Makasih, Semarang.
Berkendara memakai pakaian serba panjang
Kota Semarang membuat saya juga tertib mengenakan pakaian serba panjang ketika berkendara. Sudah jelas alasannya, bahwa cuaca panas di sini bisa bikin kulit seperti terpanggang dan jadi belang. Selain itu, kebiasaan ini juga mengurangi risiko kena kanker kulit macam melanoma, karsinoma sel skuamosa, serta karsinoma sel basal.
Berkendara memakai pakaian serba panjang juga melindungi tubuh bergesekan dengan tanah atau aspal kalau amit-amit terjadi kecelakaan. Yah, meskipun kita sudah hati-hati ketika naik motor, tetap saja ada pengendara yang ngawur dan nggak konsentrasi di jalan. Sungguh pengendara yang merepotkan.
Lebih aware merawat kendaraan, terutama mesin dan pengereman
Soal kontur jalan Kota Semarang, membuat saya lebih aware dengan kebiasaan merawat motor. Khususnya soal mesin dan sistem pengereman.
Ya jelas, mesin kudu dirawat supaya tetap kuat melewati tanjakan curam seperti yang ada di jalan daerah Gunung Pati atau Jalan Sumbing, Gajahmungkur. Persoalan rem juga nggak boleh luput. Soalnya bisa bahaya kalau sampai rem blong saat lagi melewati turunan terlebih kayak di Sigar Bencah yang terkenal curam dan angker pula.
Oleh sebab itu, keadaan di Kota Semarang justru “membantu” orang sini lebih aware sama yang namanya keselamatan di jalan. Makasih, Semarang. Kota yang indah, menyenangkan, dan tak kalah romantis dari kota lain yang pernah saya singgahi.
Penulis: Budi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Selamat Tinggal Bekasi, Ternyata Semarang Lebih Indah untuk Ditinggali