Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh!

Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh!

Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh! (Pixabay.com)

Maraknya tindak kejahatan yang terjadi di Kota Bandung akhir-akhir ini membuat masyarakat menjadi resah. Gimana nggak bikin resah, aksi pembegalan, pemukulan, pengeroyokan, hingga pembunuhan terjadi tanpa mengenal waktu. Masyarakat mulai menilai bahwa kondisi kota saat ini sudah nggak aman lagi. Bahkan, beberapa di antara mereka memberikan julukan baru bagi Kota Bandung sebagai Gotham City. Kamu tahu kan, Gotham City?

Gotham City adalah sebuah kota fiktif yang lahir dari cerita komik terbitan DC Comics. Kota ini dikenal sebagai kota tempat tinggal Batman, si pahlawan super berjubah kelelawar. Dalam cerita komik itu, Gotham digambarkan sebagai kota yang penuh dengan angkara murka: banyak tindak kejahatan, sarang mafia, korupsi merajalela, dan hal-hal negatif lainnya.

Sebagai orang yang lahir, besar, dan tinggal di Kota Bandung, tentu saja saya nggak setuju kalau kota ini dijuluki sebagai Gotham City. Menurut saya, tindakan itu gegabah. Meski memang akhir-akhir ini tindak kejahatan di kota ini semakin meningkat, tapi ya nggak bisa digeneralisir juga. Lagipula, karakteristik kedua kota itu sangat jauh berbeda. Nggak percaya? Nih, saya coba uraikan perbedaan di antara keduanya.

Pertama, Gotham City memiliki banyak gedung pencakar langit. Kalau kamu perhatikan, baik dalam cerita komik maupun film, Gotham digambarkan sebagai kota modern yang memiliki banyak gedung pencakar langit. Sedangkan di Kota Bandung, amat sangat jarang ditemukan gedung pencakar langit. Kebanyakan bangunan di Kota Bandung itu hanya pemukiman penduduk, gedung pemerintah, masjid mewah, mal, ruko, hotel, dan tentu saja gerai Mixue.

Kedua, kondisi jalan di Gotham City sangat bagus. Meski belum pernah dijumpai dalam cerita komik dan film mengenai kondisi jalanan di Gotham, tapi saya tahu kalau jalanan di sana itu bagus. Buktinya, Batmobile—mobil ceper milik Batman—aman-aman saja ketika dikendarai di jalanan Gotham. Itu artinya, kondisi jalan di Gotham itu bagus, nggak ada jalanan berlubang, retak, atau bergelombang seperti halnya jalanan di Kota Bandung.

Ketiga, kemacetan di Gotham City nggak separah kemacetan di Kota Bandung. Jalanan di Gotham memang sering digambarkan macet, tapi—seingat saya—itu cuma di jalan protokol saja. Sedangkan di Kota Bandung, macetnya sudah sistemik. Kemacetan nggak cuma di jalan protokol saja, tapi sudah merambah ke jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, sampai jalan lingkungan. Kalau nggak percaya, coba deh kamu berwisata ke Masjid Raya Al-Jabbar di akhir pekan dan rasakan sensasi kemacetannya.

Keempat, Gotham City jarang terkena banjir. Dalam komik Legends of the Dark Knight episode ke-12, Gotham City memang pernah diterjang banjir bandang gara-gara jebolnya dinding penahan banjir. Cuma itu saja cerita banjir di kota yang dicintai Thomas Wayne ini yang saya tahu. Sedangkan di Kota Bandung, khususnya di wilayah Antapani, Gedebage, Leuwipanjang, dan Cibaduyut, banjir sudah jadi langganan sehari-hari ketika musim hujan tiba.

Kelima, banyak pelaku kriminal di jalanan Gotham. Suasana jalanan Gotham memang selalu digambarkan menyeramkan karena banyaknya pelaku kriminal yang berkeliaran. Sedangkan di Kota Bandung, yang banyak berkeliaran di jalanan itu bukan pelaku kriminal, tetapi gelandangan dan pengamen jalanan. Para gelandangan dan pengamen jalanan itu banyak dijumpai di perempatan jalan, taman kota, dan pusat keramaian lainnya.

Kelima hal tadi membuktikan bahwa Kota Bandung dan Gotham memiliki karakteristik yang jauh berbeda. Makanya sangat gegabah jika ada yang berani menjuluki Kota Bandung sebagai Gotham City. Lagipula, Gotham kondisinya mungkin masih lebih baik. Mereka punya Batman si pahlawan super yang berani membela kebenaran dan menumpas kejahatan. Kalau Kota Bandung, siapa coba?

Penulis: Andri Saleh
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tidak Ada Batman di Babarsari Gotham City

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version