Setelah sukses dengan tulisan mengenai area kosan gerbang depan UNS, maka saya harus segera menulis ini sebelum semuanya terlambat. Yaitu ulasan tentang area kosan gerbang belakang UNS. Sejujurnya, saya sempat rada ragu mau bikin ini. Takut digeruduk teman-teman yang ngekos di sana, tapi tak apa. Demi portofolio masa depan, saya siap menantang keamanan hidup. Saya buka tulisan ini dengan sebuah hal menyenangkan dari area kosan gerbang belakang UNS, yaitu konsumsi dan fasilitas!
Jikalau kalian adalah anak yang suka banget ngemil, ngekos di area gerbang belakang (gerbel) adalah langkah yang paling bijak ketimbang ngekos di gerbang depan. Percayalah, gagasan barusan sudah valid. Area tersebut dari ujung ke ujung penuh sekali dengan penjual jajanan yang beragam jenisnya.
Mau jajan ringan kemasan? Banyak toko kelontong. Mau jajan yang ala-ala Western atau Asian? Lebih banyak lagi. Takoyaki, crepes, corndog, dan semacamnya. Mau jajan ringan tradisional? Ada kue pancong, serabi Solo, dan pukis. Mau jajanan lawas? Ada leker, siomay, otak-otak, martabak, pisang karamel, dan lain semacamnya.
Tapi tidak terbatas ke makanan ringan saja, kawan. Makanan berat dengan harga bervariasi juga membludak di sini. Mulai dari ayam geprek enam ribuan, nasi padang, nasi uduk lamongan, burjo balap, burjo Way-Way, atau Geprek Kumlot yang bebas ambil nasi dengan harga sembilan ribu. Ada pula jenis warung bernama pokwe, yaitu warung yang bebas ambil nasi dan lauk sesukanya. Tersedia pula beberapa puluh kafe yang siap menemani waktumu untuk tugas, nongkrong bareng teman kuliah, dan ngajak main calon pacar.
Tak hanya sampai di situ, gerbang belakang UNS juga ramah urusan sarapan. Biasanya kalau sarapan, pasti mencari makanan yang ringan tapi mengenyangkan. Tinggal maju sedikit ke arah ISI Surakarta, maka ketemulah jalanan besar dengan puluhan mobil yang berjejer menjajakan sarapan. Nasi pecel, bubur ayam, pempek, dan beragam jenisnya. Bahkan di beberapa sudut jalan, tersedia pula yang menjual nasi kuning dengan harga enam ribu lengkap isinya. Gila!
Kemudian kita pindah ke fasilitas. Bengkel, duplikat kunci, servis hape, servis laptop, toko kelontong, ada semua! Bahkan teman saya pernah membagikan daftar nomor-nomor penting yang ada di gerbang belakang. Isi ulang galon, duplikat keliling, dan servis motor keliling serta tambal ban keliling. Saya sempat berpikir masyarakat kosan gerbang belakang pastilah tidak pernah bingung mau makan apa atau bingung harus cari apa selama disana saking lengkapnya.
Akan tetapi, tidak ada kertas yang benar-benar putih. Pasti selalu bercak hitam atau sekedar bubuk hitam. Semenjak awal kedatangan saya ke Solo, banyak yang mengingatkan untuk selalu berhati-hati di area gerbang belakang sana. Katanya, banyak kejadian jahat yang terjadi di daerah gerbel.
Selain itu, jalanan di daerah gerbang belakang terhitung ekstrem. Jalanannya amat tajam dengan format menurun. Saya sendiri ragu apakah semua gang seperti itu, akan tetapi yang begitu saja sudah bikin saya waswas. Terbayang jikalau naik motor masuk gang itu saat hujan lalu terpeleset. Bisa diperkirakan berapa kali muka dan badan terguling-guling menyentuh aspal. Atau bayangkan lagi membawa beban yang banyak di motor dan harus mendaki di jalan yang penurunannya amat tajam itu. Haduh, seram.
Tapi saya pikir, kekurangan tersebut tak bikin pesona gerbang belakang UNS jadi memudar. Tak ada gading yang tak retak, dan ya semua hal datang dengan konsekuensinya. Setelah menulis kosan di gerbang depan dan gerbang belakang, kesimpulannya adalah, jangan nunggak kalau bayar kos.
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Alasan Kuliah di UNS Itu Menyenangkan