Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Komunikasi Antara Driver Ojol dan Penumpang: Soal Titik Penjemputan Baiknya Saling Memahami Saja

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
30 Agustus 2019
A A
driver ojol

driver ojol

Share on FacebookShare on Twitter

Pada masa kini, transportasi online betul-betul menjadi andalan bagi saya dan mungkin juga kebanyakan orang. Tidak memandang muda atau pun tua, pelajar atau mahasiswa, dan lain sebagainya. Pada jam sibuk di pagi hari saat keberangkatan, maupun sore hari pada saat selesai beraktivitas dan kembali pulang ke rumah, siapa yang tidak membutuhkan transportasi online—khususnya ojek online?

Bahkan secara tidak sadar, karena kemudahan yang ditawarkan perlahan sebagian orang menjadi memiliki rasa ketergantungan terhadap salah satu opsi transportasi di banyak kawasan ini. Ya untuk memesan tiket bioskop lah, pesan antar makanan, bersih-bersih rumah, dan banyak kegiatan lainnya.

Semua itu sah-sah aja, toh usaha dalam bentuk jasa itu pasti dibutuhkan oleh banyak orang saat ini. Tujuannya ya untuk memudahkan, mengingat kini banyak diantara kita yang sedikit-sedikit mager alias malas gerak.

Dalam rutinitas, sewaktu berangkat dan pulang kerja pun, untuk menuju stasiun terdekat dari kantor saya biasa menggunakan jasa ojol terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju rumah dengan menggunakan KRL. Dan selama di perjalanan biasanya saya akan mencoba mengajak bicara para driver—ngobrol-ngobrol santai. Jika tidak, pilihan kedua adalah saya yang diajak ngobrol oleh para driver.

Obrolannya beragam, beberapa driver ojol seringkali cerita mengenai hal mistis yang mereka alami secara langsung selama mengantar penumpang. Ada yang bercerita pernah diminta menjemput penumpang, yang kemudian diketahui titik penjemputannya ternyata adalah rumah kosong dan kuburan setelah tiba di sana. Padahal lokasi sudah sesuai Maps. Begitu coba menghubungi pelanggan, tidak ada respon sama sekali—tidak terhubung.

Sempat saya berpikir, mungkin itu kelakuan dari para pelanggan yang iseng. Betul-betul iseng dan menyusahkan driver ojol. Paling tidak saya lebih menduga seperti itu sebelum memikirkan lebih jauh tentang hal mistis.

Hal lain yang seringkali saya dengar adalah keluhan dari para driver ihwal titik penjemputan penumpang. Tidak semua penumpang paham dengan kesulitan dari para driver yang terkadang harus memutar jauh karena jalan hanya berlaku satu arah, padahal posisi penumpang ada di seberang. Sederhananya, jika memang ingin cepat dan terburu-buru, juga lebih efisien, jika tidak ada kendala apa pun, sebaiknya penumpang yang mengalah dan menyeberang—menghampiri driver ojol.

Namun yang dilakukan justru lain, sang driver lah yang diminta untuk menghampiri meski harus berputar cukup jauh. Memang, para driver harus melayani dengan baik semua penumpangnya, tapi jika sedang dihadapkan hal yang seperti itu, kenapa nggak menghampiri aja, sih? Kan nggak salah, selain itu juga lebih efisien dan memudahkan para driver—tanpa harus melanggar peraturan lalu lintas.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

4 Sikap Green Flag Driver Ojol yang Bikin Penumpang Nyaman

Selama memesan dan menggunakan ojol, saya pun lebih suka menghubungi lebih dulu, “bisa ketemu di mana, Pak?”, begitu yang seringkali saya sampaikan di awal chat. Jika pending atau responnya lama, ya telfon. Untuk mengetahui posisi driver di mana. Kalau pun harus membatalkan pesanan, saya selalu izin lebih dulu dan dengan alasan yang sebenar-benarnya, agar sama-sama nyaman dan rating driver tetap terjaga dengan baik.

Dari cerita para driver yang saya dapat, rating menjadi salah satu “nyawa” mereka untuk mendapatkan penumpang. Jadi, dari sudut pandang saya pribadi, sih, bijaklah dalam memberi rating bintang untuk para driver. Kecuali jika driver yang didapat memang di luar batas kewajaran.

Pernah satu kali saya mendapat driver yang bagi saya sih kurang sopan, dari awal pun yang dikatakan di chat adalah, “lu di mana? Gua di shelter”. Saya bukan orang yang gila hormat, tapi jika penyampaiannya seperti itu, apakah sopan untuk seseorang yang baru dikenal? Rasanya wajar jika kemudian saya berpikir, “ini driver mau jemput atau ngajak ribut”.

Saya sudah sempat screenshot data diri driver dan percakapan tersebut, awalnya berniat untuk melaporkan via media sosial ihwal komunikasi yang kurang nyaman tersebut. Namun, hal itu urung saya lakukan dan berharap semoga komunikasi driver kemudian menjadi lebih baik. Sebagai sesama pekerja, saya pun tidak ingin jika kemudian seseorang kehilangan mata pencahariannya tanpa diberi kesempatan lebih dulu untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.

Prinsip saya dalam menggunakan jasa ojol, jika memang bukan berkaitan dengan kesalahan yang fatal atau berat, cukup saling memahami saja, lah. Saya butuh kenyamanan, mereka—para driver ojol—pun tetap membutuhkan penumpang. Jadi, tidak perlu ada yang merasa lebih superior. Singkatnya, kita semua saling membutuhkan kehadiran satu sama lain.

Paling tidak, kalau driver kesulitan menghampiri karena satu dua hal, sebaik dan sebijaknya penumpang ya tinggal memahami untuk gantian menghampiri. Bukan mengumpat apalagi sedikit-sedikit lapor di media sosial. Sebenarnya, situ mau penyelesaian atau hanya cari perhatian? (*)

BACA JUGA KKN di Desa Penari Versi Ketiga atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: Curhatdriver ojolKritik Sosialojek onlinePenumpangtitik penjemputantransportasi umum
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

membaca

Katanya Minim Membaca, Tapi Merasa Mengetahui Segalanya

20 September 2019
berpikir positif

Berpikir Positif itu Melelahkan

11 Juni 2019
Usulan supaya Zendo, Ojol Milik Muhammadiyah, Jadi Lebih Manusiawi Mojok.co

Kecewa pada Zendo, Ojol Muhammadiyah yang Kurang Manusiawi

16 Januari 2025
Pemkot Surabaya Tak Serius Urus Transportasi Umum, Bukannya Makin Bagus, Malah Makin Remuk!

Pemkot Surabaya Tak Serius Urus Transportasi Umum, Bukannya Makin Bagus, Malah Makin Remuk!

12 Agustus 2024
ambon

Cerita “Digoyang” 1000 Kali Gempa Ambon

10 Oktober 2019
Sikap Customer yang Menyusahkan Driver Ojek Online

Sikap Customer yang Menyusahkan Driver Ojek Online

10 Desember 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.