Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
1 Agustus 2022
A A
Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah?  

Kok Bisa Ada Orang Bahagia di Jogja, padahal Hidup Mereka Susah? (Bangoland via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Judul di atas menguras tenaga dan pikiran saya. Semalaman saya cuma melamun dan berpikir keras. Kok bisa ya, ada orang yang hidup bahagia di Jogja? Bahkan membenci kritik terhadap daerah istimewa ini. Bukan karena saya iri dengan kebahagiaan orang. Tapi saya bingung, bisa-bisanya ada yang bahagia di negeri Do It Yourself ini.

Apa alasan orang-orang ini bahagia. Apa sumber kebahagiaan orang Jogja? Saya tidak bermaksud merusak kebahagiaan orang, tapi apa coba yang bikin bahagia?

UMR rendah itu rahasia umum. Harga properti tak terjangkau juga banyak yang tahu. Kekerasan jalanan yang GTA style alias klitih juga viral. Selain tiga masalah populer tadi, masih banyak masalah lain. Jalan rusak bahkan di pusat kota. Biaya hidup lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Kemacetan mulai bersaing dengan Jakarta. Isu rasial terutama kepada masyarakat Indonesia Timur dan Tionghoa masih terjaga. Daerah rawan gempa. Air tanah mulai terkuras dan tercemar akibat pembangunan hotel. Penanganan kasus korupsi cukup lambat. Daerah rawan gempa. Ancaman digusur akibat konsep Sultan Ground. Dan masih banyak lagi.

Dari seabrek masalah tersebut, apa yang membuat orang Jogja bahagia? Jika kunci bahagia adalah bersyukur, apa yang bisa disyukuri di kota ini? Mengapa warga lokal dan pendatang bisa bahu membahu melawan kritik atas Jogja? Sumpah, ini ra mashok di logika saya.

Jogja adalah meeting point seperti Jakarta. Jutaan manusia dari berbagai daerah dan latar belakang berkumpul di sini. Tapi dengan berbagai kemiripan, Jakarta dianggap lebih jahat. Sedangkan Joke-Jakarta dipandang lebih nyaman. Sama-sama pendatang, tapi pendatang di Jogja lebih merasa bahagia daripada pendatang di Jakarta. Sekali lagi, ini ra mashok di logika saya.

Jika tidak masuk dalam logika, apakah sumber kebahagiaan orang Jogja tidak logis? Apakah alasan orang kota ini yang (baik lokal dan pendatang) selalu narimo ing pandum itu tidak riil?

Orang Jogja selalu berbangga dengan keistimewaan daerahnya. Di mata mereka, kota ini romantis dan penuh cinta. Bahkan dengan situasi nyebai seperti yang saya sebutkan tadi, pandangan ini tidak berubah. Sampai detik tulisan ini terbit, mereka selalu berbangga pada poin tersebut.

Tapi ketika dibenturkan dengan kenyataan, orang yang bahagia ini berontak. Mereka menolak sudut pandang yang realistis, tapi mencederai konsep yang mereka yakini. Gampangnya, mereka tidak terima ketika ada yang bilang biaya hidup di DIY mahal. Meskipun mereka ini tengah berjibaku hidup hemat sambil sambat, tapi mereka tetap bilang Jogja itu murah.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Contoh lain adalah masalah perumahan. Orang Jogja selalu menyebut harga tanah di kota ini lebih murah daripada di Bali dan Jakarta. Tapi yang dibandingkan adalah harga tanah untuk pemukiman Jogja dengan sentra wisata Bali atau area bisnis Jakarta. Orang Jogja tidak ada harapan untuk memiliki tempat tinggal. Tapi, mereka tetap membanggakan kota ini dari balik tembok kontrakan mereka.

Untuk pendatang, masalahnya lebih ruwet lagi. Mereka merantau ke kota ini, baik bekerja maupun belajar. Mereka meninggalkan daerah yang menurut mereka lebih buruk dari Jogja. Namun ketika mereka melihat realitas, mereka bersikukuh bahwa kota ini menawarkan harapan.

Dan ini membawa diri saya ke satu kesimpulan: yang membuat orang Jogja tetap bahagia adalah halusinasi. Baik ide keistimewaan, segala cerita romantis, dan harapan. Mereka ini berbahagia tanpa melihat realita. Karena diri mereka tengah mabuk oleh ide-ide indahnya Jogja tadi. Ketika mereka dipaksa melihat kenyataan, mereka berontak. Persis orang sakaw yang haus kokain.

Jogja adalah kokain. Tidak lebih dan tidak kurang!

Udara Jogja menjanjikan harapan. Temaram lampu Malioboro menjanjikan kisah romansa. Dan konsep Kesultanan menjanjikan antitesis dari model demokrasi yang menjadi kambing hitam krisis di Indonesia. Dan orang Jogja yang bahagia menghirup seluruh kokain kemakmuran ini. Jika ada yang merebut kokain mereka (misal artikel ini), mereka marah dan melawan.

Wajar jika Gini Ratio Jogja tinggi, namun tingkat kebahagiaan warganya juga tinggi. Ketimpangan tidak akan merebut candu yang mereka hirup untuk bahagia. Dan pada akhirnya, Orang Jogja tidak pernah beranjak dari halusinasi daerah istimewa mereka.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2022 oleh

Tags: halusinasiJogjaKebahagiaanklitihUMR rendah
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

4 Hal yang Lumrah di Malang tapi Nggak Biasa di Jogja

4 Hal yang Lumrah di Malang tapi Nggak Biasa di Jogja

14 September 2024
Hal-hal yang Lumrah di Jogja, tapi Tidak Biasa di Semarang Mojok.co

Hal-hal yang Lumrah di Jogja, tapi Tidak Biasa di Semarang

29 Maret 2025
suporter bola bandung dan yogyakarta pilih mana stasiun tugu mojok.co

Alasan Bandung dan Yogyakarta Memang Patut Dibandingkan

18 Juni 2020
4 Alasan Saya Malas Belanja ke Transmart Maguwo Jogja yang Pernah Dipuja-puja Warga mojok.co

4 Alasan Saya Malas Belanja ke Transmart Maguwo Jogja yang Pernah Dipuja-puja Warga

5 Juli 2024
Wonogiri dan Gunungkidul, Saudara Kembar Beda Nasib

Wonogiri, Tempat Terbaik untuk Hidup, Tempat yang Tepat untuk Lari dari Kecemasan

16 Juli 2023
Ramai Mall Jogja Sekarat, Tempat Belanja yang Pernah Jadi Primadona Itu Kini Ditinggalkan Warga Mojok.co

Ramai Mall Jogja, Tempat Belanja yang Pernah Jadi Primadona

12 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.