Momen saat KKN itu memang sungguh berwarna. Kegiatan kampus ini selalu penuh cerita, khususnya asmara. Ada yang putus, ada pula yang mendapat jodoh. Contohnya adalah teman saya. Berkat kegiatan pengabdian dan lomba 17 Agustus 2022, sekarang dia siap menuju pelaminan.
Kisah bahagia ini dimulai saat pembukaan acara lomba 17 Agustus di balai desa. Para pemuda dan tokoh setempat hadir di sana. Termasuk 3 perempuan yang menjadi panitia. Nah, salah satu dari mereka menarik perhatian teman saya. Sebut saja namanya Icong, seorang pemuda yang sederhana.
Daftar Isi
Anggota KKN ikut menjadi panitia lomba 17 Agustus
Setelah pertemuan di balai desa, para anggota KKN ikut menjadi panitia lomba 17 Agustus. Nah, 2 hari sebelum perlombaan, Abenk teman saya yang lain, menantang Icong untuk bertaruh. Sayangnya, saya lupa mereka taruhan untuk lomba apa.
Konsep taruhan Abenk seperti ini. Abenk mendukung tim A dan Icong tim B. Jika tim A menang, Abenk akan meminta nomor WhatsApp panitia perempuan yang tadi. Nah, kalau tim B, Icong yang minta. Kebetulan, Icong orangnya agak pemalu. Anggota KKN yang lain menjadi saksi.
Siapakah pemenangnya? Tim Abenk. Maka, Abenk secara perlahan, berjalan, bergeser, berbisik meminta nomor WhatsApp di tengah keramaian saat lomba belum selesai. Hebatnya, Abenk berhasil mendapatkan 2 nomor WhatsApp milik 2 panita perempuan. Jago juga.
Abenk gembira, Icong diledek
Setibanya di posko KKN, Abenk langsung chat 2 panitia perempuan yang memang cantik itu. Senyum terkembang di bibirnya. Sementara itu, Icong menjadi bahan ledekan teman-teman KKN yang turut menjadi anggota panitia lomba 17 Agustus.
Malam berikutnya, Abenk jadi betah sekali duduk di halaman posko KKN sambil asyik chatting. Kalau Icong kebetulan lewat, Abenk akan bersorak, “Ahay!” untuk meledek. Iseng sekali memang. Namun, Abenk bukan teman yang menyebalkan. Dia membagi salah satu nomor panitia perempuan tadi ke Icong.
Saya tidak tahu respons Icong setelah mendapatkan nomor WhatsApp itu. Satu hal yang terjadi kemudian adalah Icong mencoba mengalahkan sisi pemalu di dalam dirinya.
Icong memberanikan diri untuk kenalan dengan panitia lomba 17 Agustus
Beberapa hari berjalan, saya dan 3 teman KKN lainnya mulai heran. Icong mulai sering melihat layar hape untuk buka WhatsAPP. Padahal, sebelumnya, dia nggak terlalu suka menatap layar hape terlalu lama. Barulah kami tahu dari Abenk kalau Icong sedang intens berkomunikasi dengan salah satu panitia lomba 17 Agustus.
Kami, sih, ikut senang karena Icong berhasil mengalahkan sisi pemalu di dalam dirinya. Namun, kami nggak memaksa dia untuk cerita karena sudah lama jadi jomblo. Bahkan saat Icong ketahuan menelpon, kami hanya diam saja sambil senyum-senyum memperhatikan dia. Eh, dia bilangnya nelpon adik di rumah. Padahal, kami sudah paham.
Nasi katering dari panitia lomba 17 Agustus
Cinta itu memang butuh waktu, tapi ia datang juga. Malam hari setelah penutupan lomba 17 Agustus, para anggota KKN kelaparan. Nah, di rumah Pak Kades, sedang ada acara syukuran. Jadi, kami pikir pasti ada makanan di sana.
Maka, teman-teman KKN memaksa Icong untuk mengontak panitia perempuan tadi, yang sekarang saya anggap sebagai “ceweknya Icong”. Eh, tak lama kemudian, ceweknya Icong datang bersama temannya mengantarkan nasi. Wah, kalau bukan karena Icong, mungkin kami nggak bisa tidur pulas karena lapar.
Di lain waktu, kebetulan kami ada tugas. Kami memutuskan untuk mengerjakan tugas itu di pantai dekat desa kami KKN. Kebetulan juga Abenk membawa kameranya, merek Canon. Eh, Icong bilang ke ceweknya Icong, kalau mau foto-foto, ke pantai saja. Gas, kami OTW ke pantai. Lha, tahu-tahu ceweknya Icong sudah sampai duluan.
Ceweknya Icong baik banget. Dia mentraktir kami pentol gepek dan minuman. Yah, kami kan jadi kenyang. Kalau bukan karena Icong, mungkin kami tak bisa merasakan traktiran dari cewek itu waktu nugas.
Hubungan yang diketahui istri Pak Kades, para pemuda, dan keluarga si cewek
Untuk acara penutupan KKN, kami mengadakan seminar. Untuk itu, kami harus berbelanja. Kebetulan, Pak Kades dan istrinya juga akan berbelanja. Makanya, kami jadi barengan.
Saat di perjalanan, istri Pak Kades bertanya, yang mana orang yang sering chat cewek itu. Pak Kades malah “menuduh” saya sambil tertawa. Intinya, sih, Pak Kades dan istrinya tidak mempermasalahkan hubungan Icong dengan warganya.
Setelah itu, kami juga baru tahu kalau keluarga si cewek sudah tahu soal hubungan itu. Awalnya, para anggota KKN cemas kalau Icong dianggap bikin masalah. Namun, keluarga si cewek ternyata sangat terbuka dan cenderung lucu. Eh, si Icong malah diminta langsung meminang si cewek. Mumpung belum tunangan sama yang lain, katanya.
Akhirnya Icong melamarnya
Sekitar satu bulan yang lalu, Abenk bilang, kalau Icong sudah resmi jadian sama cewek waktu KKN. Lamaran akan dilaksanakan sebelum sidang skripsi, katanya.
Saya awalnya nggak percaya. Namun, Abenk meyakinkan saya bahwa itu nyata. Nah, ketika ada keperluan di Sumenep, saya ketemu dengan keponakan Pak Kades. Dia bilang, kalau teman saya sudah melamar perempuan asal desanya yang ikut panitia lomba 17 Agustus.
Begitulah, KKN dan status panitia lomba 17 Agustus membantu teman saya melepas masa jomblo yang sudah menahun. Kini, dia pasti sedang bahagia sekali menanti hari naik ke pelaminan. Selamat, Icong.
Oya, nama-nama tokoh di atas sengaja saya samarkan. Katanya, mereka malu kalau kisahnya saya tuliskan.
Penulis: Zubairi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Tips KKN di Demak dari Pemuda Setempat