Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Kita Tidak Akan Pernah Selesai dari Masalah-Masalah

Intan Kirana oleh Intan Kirana
25 Mei 2019
A A
selesai dari masalah

selesai dari masalah

Share on FacebookShare on Twitter

Waktu saya masih duduk di Sekolah Dasar, saya ingin cepat lulus supaya saya bisa bermain dengan teman tanpa pengawasan ketat orang tua. Ketika saya masuk ke bangku SMA, saya ingin cepat masuk ke Universitas agar identitas saya terlihat keren dan masa depan saya menjadi lebih jelas. Tekanan itu sangat besar dan saya berjanji pada diri saya sendiri: wahai aku, tenang saja. Setelah ini, beban berat di kepalamu akan hilang.

Ketika saya masuk ke kampus impian, saya ingin segera lulus. Kaget saya—rupanya mayoritas dosen saya punya kekuasaan absolut yang sulit dibantah, kecuali kalau seorang mahasiswa berhasil mengambil hati mereka. Saya takut dengan ancaman drop out seperti yang sudah terjadi pada beberapa teman saya.

Saya membayangkan betapa beratnya tekanan jiwa apabila situasi buruk itu benar-benar terjadi. Hasilnya mimpi-mimpi malam saya dipenuhi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.

Saat saya sudah lulus, saya kira saya akan menjadi orang paling tenang di dunia. Namun nyatanya saya kembali dihadapkan pada masalah-masalah baru: mencari pekerjaan dengan gaji layak dan berusaha keras agar karir calon pasangan bisa membaik.

Sewaktu hal-hal itu sudah saya dapatkan, saya kembali punya harapan baru: ingin anak bisa bicara lancar, ingin tabungan banyak, ingin mempertahankan bahkan meningkatkan karir saya dan pasangan.

Beberapa kali, dalam imajinasi, saya menginginkan kehidupan tenang, ngopi di Ubud sambil menikmati hidup tanpa keresahan akan masa depan. Saya ingin semua masalah selesai dan tidak ada masalah lain yang perlu saya pikirkan. Saya ingin tidur lama dan tidak diburu oleh tenggat. Saya mau menikmati suasana tanpa kepikiran pekerjaan. Namun di suatu titik, saya menyadari: kita tidak akan pernah selesai dari masalah-masalah.

Ketika satu masalah selesai, maka masalah lain muncul. Bagaimana bila tidak ada masalah? Secara otomatis, kita akan mencari dan mendapati masalah-masalah baru. Kemudian, saat masalah-masalah itu selesai, maka kita kembali pada tindakan pertama: mencari masalah lain.

Saya pernah mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah dan tidak menambah masalah lagi, lalu bersantai. Liburan ke tempat yang saya inginkan. Nyatanya, di sana saya justru merindukan “masalah” dan menganggap kalau tanpa masalah, hidup saya tidak akan berkembang.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Masalah itu bisa hadir dalam banyak bentuk. Bagi saya saat ini, kebanyakan masalah itu adalah dalam bentuk pekerjaan. Kadang saya merasa bahwa pekerjaan-pekerjaan menjauhkan saya dari kesenangan dan mengganggu waktu luang. Namun kalau saya sedang tidak dihadapkan pada beban pekerjaan besar, saya akan merasa tidak maju dan tidak berusaha keras untuk sukses.

Saya kira, hal ini hanya terjadi pada saya. Nyatanya, banyak orang yang mengalami hal seperti saya. Terutama, mereka yang begitu berambisi akan sesuatu dan merasa bahwa “seni bermalas-malasan” ala Paul Lafargue ternyata tidak semenyenangkan itu. Iya, menantu Karl Marx itu bilang bahwa kita semua punya hak untuk malas, tidak kerja terlalu keras dan menikmati hidup, menikmati pesta, minum, dan tidur.

Faktanya lagi, ketika kita bermalas-malasan, akan ada masalah baru muncul. Entah ketertinggalan, perasaan kehilangan eksistensi di dunia, dan rasa bosan.

Lalu, apakah masalah selalu berkonotasi negatif? Tidak juga. Sebetulnya, manusia bisa dibilang hidup kalau dia masih menemui masalah. Coba sekarang pikirkan: kenapa banyak orang suka main game?

Jelas, karena di dalam game, mereka menemukan masalah. Meskipun kadang kepala mereka penat karena masalah itu sulit untuk diselesaikan, mereka ketagihan. Masalah di dalam game memacu adrenalin mereka. Menimbulkan rasa bahagia. Tentu saja, selama masalahnya tidak kelewat sulit dan punya potensi untuk diakhiri.

Ini sama dengan hidup. Bayangkan hidupmu adalah game. Bukankah membosankan, bermain game tanpa tantangan? Bukankah itu akan membuat jiwamu seolah mati dan tubuhmu perlahan layu dan keropos tanpa makna?

Maka, sudah jelas. Dalam hidup, masalah demi masalah akan selalu datang. Namun, kita memang semestinya merangkul masalah-masalah itu dan menyadari betapa penting kehadirannya, sebagai bagian dari hidup dan proses pendewasaan. Tentu saja, kita mesti membatasi diri untuk tidak mencari masalah yang terlalu besar atau mencari masalah lain bila hidup ini kurang masalah.

Atau, bila kata “masalah” masih dipandang sebagai sesuatu yang bermakna negatif, maka kita ganti saja dengan “tantangan”?

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: anak sekolahKritik SosialMahasiswaMasalah
Intan Kirana

Intan Kirana

Seorang manusia yang ingin berpikir secara biasa-biasa saja agar lebih bahagia.

ArtikelTerkait

dilarang kuliah

Di Kampung Saya, Anak Mudanya Terancam Dilarang Kuliah

26 Juli 2019
Thanos

Secuil Pesan Thanos yang Perlu Kita Ingat Sebelum Dunia Endgame

1 Juni 2019
5 Siasat dari Mantan Barista untuk Menghadapi Mahasiswa yang Nongkrong di Kafe Berjam-jam, Rombongan, dan Nggak Jajan Mojok.co

5 Siasat dari Mantan Barista untuk Menghadapi Mahasiswa yang Nongkrong di Kafe Berjam-jam, Rombongan, dan Nggak Jajan

17 Juni 2024
sederhana

Orang Sederhana itu Pasti Miskin: Salah!

13 Juli 2019
horoskop

Jangan Hakimi Saya dari Horoskop Belaka!

11 Agustus 2019
masa lalu

Mahasiswa Sekarang dan Romantisme Masa Lalu yang Bikin Kesel

30 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.