Memiliki kondisi mata minus atau rabun jauh emang membuat saya kesulitan untuk melihat sesuatu dengan jelas. Hal inilah yang akhirnya mengharuskan saya untuk memakai kacamata untuk membantu penglihatan. Tapi, setelah saya memakai kacamata bukan berarti hidup saya menjadi damai, malahan memunculkan permasalahan-permasalahan lain yang membuat saya sebel dan bete sendiri. Salah satu permasalahannya yaitu munculnya embun di kacamata saat memakai masker.
Ya, pemakaian masker akan mengarahkan embusan napas yang panas dan lembap ke lensa kacamata kita. Uap dalam napas akan mengembun pada lensa dan tegangan permukaan menyebabkan tetesan uap tersebut akan bertahan lama di lensa kacamata. Akibatnya, meski saya sudah terus-terusan menyeka embun tersebut, tetap aja lensa kacamata saya akan kembali berembun setiap kali saya bernapas. Duh, menyebalkan pastinya. Apalagi di tengah pandemi saat ini, pemerintah mewajibkan masyarakat untuk selalu memakai masker saat keluar rumah.
Memakai masker emang nggak hanya melindungi kita dari virus, tapi juga dapat membuat saluran pernapasan kita terlindungi dari polusi udara atau debu. Namun, bagi sebagian pemakai kacamata seperti saya, memakai masker merupakan tantangan tersendiri. Bagi saya yang sehari-hari berkacamata, memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan maupun saat berinteraksi dengan orang lain emang cukup membuat emosi, apalagi saat sedang berkendara sepeda motor, seketika pandangan saya langsung ngeblur tanpa bisa melihat jalan dengan jelas. Hal ini tentunya berbahaya dan dapat menyebabkan kecelakaan.
Hal ini membuat saya bingung, di satu sisi saya harus memakai masker untuk menghindari debu dan virus, tapi di sisi lain memakai masker justru akan membuat kacamata saya menjadi mengembun sehingga saya nggak bisa melihat dengan jelas. Karena hal itu, akhirnya saya pun mencari berbagai cara agar saat memakai masker kacamata saya tidak mengembun. Berikut cara-cara yang sudah pernah saya coba lakukan.
Cara #1 Mengolesi kacamata dengan krim cukur
Cara pertama yang pernah saya lakukan untuk mengatasi kacamata berembun saat memakai masker adalah dengan mengoleskan krim cukur. Ya, krim cukur yang biasa saya pakai untuk mencukur kumis dan berewok saya malah saya pakai untuk mengolesi kacamata agar tidak berembun.
Awalnya saya waktu baca-baca di internet tidak percaya. Jadi akhirnya saya putuskan untuk mencobanya. Emang terdengar aneh rasanya, tapi kenyataannya krim cukur ini cukup manjur untuk menghilangkan embun di kacamata yang bisa mengganggu penglihatan. Kamu bisa memakai merk krim cukur apa saja, entah itu Proraso, Dalan Men, ataupun Gillette.
Penerapannya pun simpel banget, saya hanya perlu mengoleskan krim cukur secara merata pada lensa kacamata. Setelah itu membersihkan dengan hati-hati sampai benar-benar terlihat jernih. Hasilnya? Embun di kacamata saat memakai masker pun hilang. Tapi akan sangat disayangkan jika krim cukur malah sering dipakai untuk membersihkan kacamata karena harganya lumayan mahal. Jadi saya hanya pernah mencoba cara ini satu kali saja dan memilih mencari cara lain.
Cara #2 Melipat bagian atas masker
Salah satu penyebab udara keluar dari bagian atas masker adalah karena ukurannya yang tidak pas alias longgar. Jadi karena itu saya kepikiran untuk melipat tepi atas masker dengan harapan embun tidak akan muncul di kacamata. Dan benar saja, ternyata cara ini manjur. Ketika saya baca di internet, ternyata melipat bagian atas masker wajah akan memberikan ruang ekstra bagi napas kita untuk keluar sebelum menyentuh kacamata.
Tapi cara ini hanya bisa diterapkan di masker kain. Jadi tidak bisa diterapkan pada masker yang memiliki lipatan kawat seperti yang ada di masker bedah. Satu-satunya kelemahan cara ini adalah ketika saya melipat bagian atas masker akan mengurangi ukuran masker. Padahal bagian tepi masker harus selalu pas dan menutupi seluruh hidung dan mulut untuk melindungi diri saya dari droplet secara menyeluruh.
Cara #3 Menyelipkan tisu ke balik masker
Saya pernah mencoba melipat dan menyelipkan tisu di balik masker agar kacamata saya tidak berembun saat memakai masker. Karena katanya tisu dapat digunakan untuk menangkal udara berjalan atau menguap ke atas karena tertahan dan terserap olehnya, maka dari itu saya akhirnya mencoba cara ini.
Cukup pakai beberapa lembar tisu, katanya sih cukup 2-3 tisu, tapi waktu saya memakai sejumlah itu kenyataannya kacamata saya masih berembun. Jadi akhirnya saya menambahkan tisu menjadi 5-6 tisu baru embun tidak muncul. Setelah itu tisu saya masukkan ke balik masker yang digunakan dan tisu harus menutupi tulang hidung, tepat pada bagian di mana kacamata bersangga.
Ternyata pemakaian tisu ini hanya akan bertahan beberapa waktu saja, kira-kira 15-30 menit saja karena tisu akan cepat lembap. Jadi karena itu saya sering memeriksa kelembapan tisu. Jika tisu sudah lembap, saya akan langsung mengganti dengan yang baru agar tidak menjadi basah di dalam.
Cara #4 Mengencangkan tali masker
Cara ini memang sangat simpel, tapi hanya bisa dipakai untuk masker yang memakai ikatan tali saja. Karena saya memiliki masker yang ada talinya jadi saya coba melakukan cara ini. Saya akhirnya mencoba mengencangkan ikatan tali masker di belakang kepala setiap saya pakai untuk keluar rumah.
Berdasarkan pengalaman saya, cara ini memang sangat manjur, setiap saya pakai untuk berkegiatan di luar ruangan tidak ada embun yang muncul. Tapi kelemahannya, saya harus mengikat talinya dengan kencang sekali baru embun tersebut tidak akan muncul dan juga saat saya mengikat talinya dengan kencang justru akan membuat saya kesulitan untuk bernapas. Jadi saya sarankan jika kamu penderita asma sebaiknya jangan pernah melakukan cara ini karena hanya akan menambah penderitaanmu.
Cara #5 Turunkan kacamata ke bawah
Ya. Dengan cukup menurunkan kacamata ke bawah sedikit dapat membuat kacamata saya tidak berembun lagi. Menurut saya, cara ini adalah cara termudah dan terbaik, karena saya sering melakukan cara ini ketika keluar rumah. Hasilnya? Embun tidak muncul lagi di kacamata saya.
Penerapan cara ini sangatlah mudah, pertama saya hanya harus memakai masker dengan benar terlebih dahulu. Kedua, saya turunkan kacamata ke bawah hingga sedikit menimpa masker. Jika saya rasa masih ada sedikit embun, saya turunkan sedikit lagi kacamatanya hingga embun tidak muncul. Oleh karena mudah dan praktis, akhirnya setiap saya keluar, saya selalu melakukan cara ini terus-menerus. Kelemahan cara ini cuma satu, yaitu saya malah akan terlihat seperti kakek-kakek yang sedang mencari gadis-gadis muda untuk dinikahi setiap kali saya keluar rumah dengan menurunkan kacamata.
Photo by gryffyn m on Unsplash
BACA JUGA Perbedaan Hakiki Lensa Kacamata Mahal vs Murah dan tulisan Yuarandhi Shulistyo Nooraruma lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.