Bau badan menyengat yang tercium setelah beraktivitas seharian sering jadi permasalahan tersendiri bagi sebagian besar orang—terutama bagi mereka yang cenderung memiliki kadar minyak berlebih. Namun, saya yakin tidak hanya mereka yang punya masalah bau badan yang kepingin tampil keren paripurna tanpa ada bayang-bayang ketakutan “bau ketek”. Bagi kita, bau badan adalah hal yang paling dihindari saat kita akan berinteraksi dengan orang lain, termasuk bagi mereka yang akan bekerja bahkan kencan. Untuk mengatasi bau badan, parfum adalah senjata andalan yang wajib digunakan saat bepergian.
Meskipun parfum bisa mengatasi bau badan, benda ini justru sering kali menimbulkan permasalahan baru. Kok bisa? Kalian pasti pernah mencium bau-bau parfum yang menyengat dan bikin pusing. Bayangkan saja kalau parfum menyengat itu adalah parfum kalian. Apa yang terjadi selanjutnya? Yak betul, orang-orang pasti terganggu dengan kehadiran kalian. Lantas, apa bedanya pakai parfum dengan bau badan kalau akhirnya sama-sama mengganggu?
Saya pernah punya pengalaman salah pilih parfum. Kejadian itu terjadi saat saya masih duduk di bangku kuliah semester 1. Saat itu saya baru akan hijrah dari cologne gel ke parfum, sama sekali tidak punya pandangan aroma parfum apa yang cocok dan ramah di hidung. Parahnya lagi, saya yang amatir dalam dunia perparfuman tidak berniat mencari referensi ke teman atau saudara yang lebih dulu memakai parfum. Karena terdorong motivasi belanja yang cukup impulsif, saya tergiur membeli salah satu parfum dengan packaging yang sangat feminin (baca: warna peach dengan glitter dan berpita). Baunya pun wangi dan tidak terlalu menyengat. Akhirnya setelah membayar parfum tersebut saya lantas percaya diri dan langsung memakainya.
Euforia bahagia karena punya parfum baru membuat saya menyemprotkan parfum itu setiap saat. Khawatir jika bau parfum hilang karena tertiup angin dan sedikit ingin pamer kalau saya wangi. Nahas, ternyata yang selanjutnya terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi. AC kelas yang waktu itu rusak dan cuaca panas membuat pengap seisi ruangan.
“We i jane nggawe parfum opo tho? Ra wangi malah nggarai mumet,” celetuk salah satu teman saya dan masih banyak lagi keluhan pusing lainnya akibat parfum saya. Jangan tanya apa yang saya rasakan, jelas saya langsung pengin pulang ke kos dan ganti baju. Mau pakai parfum lagi? Jelas tidak!
Akhirnya setelah kejadian itu, saya memutuskan untuk tidak memakai parfum dan menggantinya dengan minyak telon. Cara ini saya lakukan atas saran tetangga kos saya yang penggemar berat minyak telon dan segala wewangian khas bayi. Meskipun awalnya ragu, ternyata aroma minyak telon jauh lebih baik daripada parfum saya sebelumnya. Selain itu, beberapa alasan juga membuat minyak telon lebih recommended ketimbang parfum.
#1 Menimbulkan aroma segar alami khas bayi
Minyak telon digunakan oleh ibu-ibu untuk membalur tubuh bayi setelah mandi. Bau segar khas bayi yang dihasilkan dari minyak telon cukup ramah di hidung sekalipun kita berada di sebuah ruang yang pengap. Aroma alami dari minyak adas, kayu putih, dan minyak kelapa yang dihasilkan oleh minyak telon tidak begitu menusuk hidung meski ruangan dalam keadaan kedap udara. Berbeda halnya dengan parfum yang terbuat dari beberapa campuran pewangi berbahan kimia.
#2 Harga terjangkau
Selain baunya yang ramah, harga minyak telon terbilang sangat masuk akal. Saya sangat menyarankan mending beli minyak telon seharga kurang lebih 30 ribu sebagai ganti parfum daripada beli parfum dengan harga 50 ribu ke atas tapi salah pilih aroma. Jangan mau uang kalian terbuang secara mubazir karena salah beli parfum.
#3 Multifungsi
Karena kandungan minyak kayu putihnya, minyak telon juga bisa menghangatkan tubuh. Cocok digunakan di luar ruangan atau di dalam ruangan ber-AC. Ini beneran nggak di-endorse, lho! Berdasarkan pengalaman saya, sensasi hangat yang dihasilkan sangat pas di kulit, tidak terlalu panas dan tidak memberikan sensasi mint seperti Fr*rsh C*re.
#4 Aman untuk semua jenis kulit
Minyak telon tidak mengandung alkohol. Jadi, sebanyak apa pun kita pakaikan langsung ke kulit, tidak akan menimbulkan iritasi. Bahkan kabarnya minyak telon juga bikin kulit lebih halus, meskipun kabar ini belum saya rasakan langsung kebenarannya. Tapi jika dilihat dari ingredients-nya, bisa saja pernyataan itu benar.
Karena beberapa alasan itulah akhirnya saya menjadikan minyak telon sebagai alternatif pengganti parfum. Daripada buang duit tapi bau parfum tidak sesuai ekspektasi, lebih aman memang pakai minyak telon, parfum bayi yang murah meriah~
BACA JUGA Membedah Ingredients dalam Krim Kelly demi Indonesia yang Lebih Glowing atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.