Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ketika Sobat Ambyar Semakin Banyak dan Menyebalkan

Iqbal AR oleh Iqbal AR
13 September 2019
A A
sobat ambyar

sobat ambyar

Share on FacebookShare on Twitter

Tahun 2019 sudah memasuki sepertiga akhir, dan popularitas Didi Kempot masih belum berakhir. Entah siapa yang memulainya, Didi Kempot rasanya harus berterima kasih pada orang yang membantu menaikkan popularitasnya lagi. Suka atau tidak, wabah dari karya-karya beliau nggak hanya menyebar di kalangan orang-orang Jawa saja. Bahkan orang-orang yang bukan Jawa, rela belajar bahasa jawa supaya bisa mengerti dan memahami karya-karya Didi Kempot. Lagu-lagunya bahkan diputar di seluruh tempat. Mulai dari kafe, restoran, sampai di tongkrongan sopir truk.

Kepopulerannya juga memunculkan satu koloni baru. Mereka menamakan dirinya sebagai “Sobat Ambyar”, yang kalau diartikan secara konteks, berarti sobat patah hati. Ya memang, sih, lagu-lagu Didi Kempot bercerita soal patah hati, sampai ditinggal nikah. Ya standar permasalahan masyarakat, lah. Sobat Ambyar ini ternyata mewabah di seluruh usia. Mulai dari bapak-bapak, sampai bocah yang belum sunat, pun, mengaku sebagai Sobat Ambyar. Istilahnya, sekarang kalau nggak Sobat Ambyar nggak keren, lah.
Jujur, bagi saya, membahas soal Didi Kempot ini sudah agak malas. Sudah terlalu banyak tulisan-tulisan dengan puja-puji pada beliau. Nggak mau kalah, stasiun TV juga ikut-ikutan membahasnya. Bahkan, beberapa publik figure juga ikut-ikutan. Ini juga yang membuat populasi Sobat Ambyar semakin berkembang pesat. Di sini lah masalahnya. Saya nggak akan bahas lagi soal Didi Kempot. Saya juga nggak ada masalah dengan Didi Kempot. Saya akan membahas tentang Sobat Ambyar yang akhir-akhir ini serasa jadi masalah bagi saya, dan beberapa kawan saya.

Ada dua hal yang setidaknya membuat saya risih dengan Sobat Ambyar ini. Pertama, adalah Sobat Ambyar ini latah, dengan mengunggah videonya yang sedang nonton konser Didi Kempot dengan ekspresi sok sedih. Tahu, kan, semua? Mereka seakan berlomba-lomba menunjukkan ekspresi sedihnya ketika nonton konser Didi Kempot, sembari menyanyikan lagu-lagu beliau. Kenapa saya bilang latah? Yak arena kelihatan banget mereka pingin “terkenal” dengan menunjukkan ekspresinya yang sok sedih itu.

Saya bahkan yakin sekali, mereka yang seperti itu sengaja menunjukkan ekspresi sedihnya, supaya dinotice oleh Sobat Ambyar lainnya. Nggak masalah sebenarnya, tapi kok gitu banget, sih, caranya. Pasaran banget gitu, lho. Pake belaga sok sedih, terus diunggah ke medsos, menandai koordinator Sobat Ambyar terdekat, berharap di repost, dan berakhir dengan keterkenalan. Ayolah, cara seperti itu kok masih dipakai, sih? Maksudnya kok tiba-tiba banget, melabeli diri dengan sobat ambyar, ketika eksposure-nya sedang tinggi. Ketahuan banget para Sobat Ambyar ini pingin terkenal. Apa-apa ambyar, apa-apa ambyar.

Lagian, saya juga yakin kalau mereka yang ada di video-video itu nggak sepenuhnya sedih. Oke lah, mereka berdalih dengan kalimat “merayakan kesedihan dengan berjoget”, tapi nggak harus seheboh itu. Biasa saja. Kalian nggak sesedih itu! Saya saja, yang yatim ini, nggak nangis ketika nyanyi atau mendengar lagu “Ayah” dimainkan. Biasa saja. Nggak usah sok sedih, nggak usah sok ambyar, deh. Menyebalkan! Itu baru ditinggal nikah, belum ditinggal mati!

Hal kedua yang jadi masalah, adalah soal attitude. Kasus ini mungkin nggak terjadi di tempat lain. Tapi kasus ini terjadi di kota saya. Begini ceritanya. Salah satu acara yang isinya expo pakaian dan panggung musik ada di Malang beberapa hari lalu, Didi Kempot jadi salah satu bintang tamunya. Ini jelas jadi kebanggaan bagi Sobat Ambyar di Malang untuk menyaksikan langsung idolanya manggung. Venue penuh sesak, dipenuhi Sobat Ambyar yang selain ingin nonton Didi Kempot langsung, juga ingin berburu konten video sok sedih.

Sebelum Didi Kempot tampil, ada satu musisi yang tampil. Tiba-tiba dari beberapa arah, muncul suara, “Musisi apa, sih, ini? Lagunya nggak enak. Udah, langsung Didi Kempot aja!” teriakan seperti itu nggak satu dua kali, tapi berkali-kali. Mereka seakan nggak menghargai musisi yang sedang manggung. Tahu seperti itu, saya agak geram. Maksunya gini, lho, kok mereka nggak menghargai banget, sih?! Kok ya masih ada orang-orang seperti itu di acara yang berbayar. Saya yang sebelumnya berpikir bahwa harga tiket bisa menyaring attitude, ternyata keliru. Orang-orang kampungan, yang attitude-nya nol, memang nggak kenal harga.

Ya mungkin ini nggak terjadi di tempat lain, dan bukan maksud saya untuk memukul rata semua Sobat Ambyar. Tapi ini jelas nggak bisa dibiarkan. Populasi mereka yang semakin banyak, dan attitude beberapa orangnya yang masih kampungan, menjadikan mereka sangat menyebalkan. Udah sok sedih, kampungan lagi. Tapi ya balik lagi. Mereka ini penggemar musiman. Saya berani taruhan, bahwa tahun depan, mereka nggak akan di sini lagi. (*)

Baca Juga:

Cidro 2 Adalah Lagu Jawa Terbaik, yang Lain Minggir Dulu

4 Musisi Jawa Legendaris yang Nggak Kalah Keren dari Didi Kempot

BACA JUGA Jangan Pergi Ketika Didi Kempot Sudah Nggak Tenar Lagi atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2019 oleh

Tags: campursarididi kempotsobat ambyarTren Masa Kini
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

4 Musisi Jawa Legendaris yang Nggak Kalah Keren dari Didi Kempot

4 Musisi Jawa Legendaris yang Nggak Kalah Keren dari Didi Kempot

3 September 2023
mas didi kempot

Didi Kempot Adalah Bapak Kesehatan Mental Nasional

6 Mei 2020
outfit

Lupakan Soal Outfit of The Day: Tanpanya, Pakaian yang Rapi dan Sopan Kadang Lebih Enak Dipandang

13 Agustus 2019
orang minang

Bagaimana Orang Minang juga Bisa Mencintai Didi Kempot?

26 Juli 2019
Mubeng Ring Road Adalah Tradisi Kawula Muda Jogja Menghilangkan Kesedihan

Mubeng Ring Road Adalah Tradisi Kawula Muda Jogja Menghilangkan Kesedihan

18 April 2020
dark jokes mencandai kematian orang akun twitter meninggal dunia didi kmepot ashraf sinclair mojok

Pelajaran dari Kasus Akun Twitter yang Suka Menjadikan Artis Meninggal sebagai Becandaan

6 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.