Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kerja Bakti Pembangunan Jalan di Desa: Romusha Gaya Baru Berkedok Kerukunan Warga

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
5 Maret 2023
A A
Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang terminal mojok.co

Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kerja bakti menjadi salah satu kebiasaan atau tradisi masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih lestari. Hampir setiap daerah di Tanah Air memiliki kebiasaan ini. Nggak hanya membuat pekerjaan semakin ringan, tetapi kerja bakti juga dipandang mampu mempererat persaudaraan dan dapat membina kerukunan.

Katanya sih gitu.

Biasanya, kerja bakti dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum. Beberapa pekerjaan yang umumnya menggunakan sistem kerja bakti, yaitu membersihkan lingkungan, persiapan HUT Kemerdekaan RI, hingga pembangunan atau perbaikan jalan.

Lahir dan besar di pelosok pedesaan, bikin saya cukup akrab dengan agenda kerja bakti. Sama seperti di desa pada umumnya, di kampung saya juga menerapkan “pengucilan” bagi siapa saja yang nggak ikut kegiatan ini. Ya, mereka yang malas kerja bakti dipandang ora umum batur dan siap menerima hukuman sosial, seperti rumah sepi ketika menggelar hajatan.

Nggak bisa dimungkiri, kerja bakti memang masih dipandang untuk mengakrabkan diri dengan lingkungan sekitar. Dengan adanya kegiatan gotong-royong ini, dipercaya efektif dapat meningkatkan kerukunan dengan tetangga dan masyarakat.

Kerja bakti yang wadidaw

Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, kini agenda kerja bakti acap dimanfaatkan oleh para pemilik kepentingan. Ya, banyak kegiatan yang seharusnya cukup dikerjakan oleh para tukang atau profesional, tapi lagi dan lagi warga “dipaksa” harus terlibat. Contoh subtil dari masalah ini adalah pembangunan atau perbaikan jalan dengan biaya dana desa.

Sejatinya, saya nggak menentang kegiatan kerja bakti, seperti persiapan HUT RI, membersihkan masjid, lingkungan, dan tempat umum lainnya. Namun, saya pribadi keberatan jika harus turut andil turut berpartisipasi pembangunan jalan yang notabene sudah dibiayai negara pakai dana desa. Anggaran ratusan juta, masak iya nggak bisa membiayai para tukang profesional, sih?

Sebagaimana kita tahu, dana desa merupakan program untuk membantu keuangan desa dengan mengalokasikannya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Melansir dari Kemenkeu.go.id, setiap tahun pemerintah menggelontorkan dana desa sebesar Rp68 triliun yang dialokasikan di 432 kabupaten/kota. Program yang sudah dimulai sejak 2015 ini, digulirkan untuk pembangunan desa, salah satunya memperbaiki infrastruktur.

Baca Juga:

6 Dosa Pemerintah Desa Dharma Camplong di Sampang Madura yang Bikin Warga Mengelus Dada

Cara Tepat Menghabiskan Dana Desa di Bangkalan Madura supaya Tidak Terbuang Sia-Sia

Di kampung saya sendiri juga kecipratan anggaran ini untuk perbaikan jalan. Anehnya, meski anggaran sebegitu banyaknya, lagi dan lagi warga dipaksa untuk ikut serta gotong-royong pembangunan jalan. Kata pemangku wilayah, hal ini dilakukan demi menjaga kerukunan warga desa. Tentu ini cacat logika.

Nggak banyak yang bisa dilakukan warga selain menuruti kemauan pemangku wilayah. Sebab, kalau nggak ikut kerja bakti, warga juga akan dikenakan denda. Di desa saya, setiap KK yang nggak ikut kegiatan pembangunan jalan ini biasanya akan didenda Rp30- 50 ribu. Tentu ini cukup ironi, mengingat dana desa memiliki anggaran cukup besar setiap tahunnya.

Lumrah ketika banyak warga mempertanyakan sistem kerja bakti perbaikan jalan yang menggunakan dana desa ini. Pertanyaan muncul, kenapa anggaran segitu banyaknya nggak disisihkan saja untuk membiayai para tukang? Apakah benar semua dilakukan semata-mata demi menjaga tradisi kerja bakti demi kerukunan warga? Atau jangan-jangan ada maksud lain dari kebiasaan ini?

Baca halaman selanjutnya….

Ke mana perginya duit-duit itu?

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2023 oleh

Tags: Dana Desaindikasi penyelewengankerja bakti
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

dana desa dan petani

Dana Desa dan Kesejahteraan Masyarakat Petani

31 Mei 2019
Cara Tepat Menghabiskan Dana Desa di Bangkalan Madura supaya Tidak Terbuang Sia-Sia

Cara Tepat Menghabiskan Dana Desa di Bangkalan Madura supaya Tidak Terbuang Sia-Sia

31 Desember 2024
kerja bakti MOJOK.CO

7 Tipe Orang yang Selalu Ada Saat Kerja Bakti

7 Juli 2020
Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang terminal mojok.co

Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang

1 Februari 2021
Macam-macam Pribadi Manusia Saat Tradisi Gugur Gunung atau Kerja Bakti di Desa terminal mojok.co

Macam-macam Pribadi Manusia Saat Tradisi Gugur Gunung atau Kerja Bakti di Desa

6 Desember 2020
6 Dosa Pemerintah Desa Dharma Camplong di Sampang Madura yang Bikin Warga Mengelus Dada

6 Dosa Pemerintah Desa Dharma Camplong di Sampang Madura yang Bikin Warga Mengelus Dada

8 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.