Waktu kecil saya kira semua orang suka kucing, tapi ternyata ada juga orang yang gak suka bahkan sampai punya phobia kucing. Padahal kucing adalah sahabat manusia, suka dipelihara di rumah, banyak berkeliaran di lingkungan rumah atau pasar. Apalagi di Indonesia anjing kalah populer dari kucing. Karena itu saya heran, kenapa ada orang yang takut sama kucing?
Mau dilihat dari manapun, kucing akan tetap lucu, menggemaskan, dan peluk-able. Mau kucing ras seperti angora dan persia, atau kucing kampung pun sama-sama gemesin. Saya saja yang cowok suka meluk kucing, selain karena gemesin, meluk kucing juga rasanya bikin nyaman. Dengan catatan kucingnya harus yang bersih dan gak ada penyakit seperti borok atau lecet-lecet bekas gelut. Kalau masalah rontok bulunya, sih, bukan masalah besar saya kira.
Sejak kecil saya memang sudah akrab sama kucing. Dulu ibu dan kakak saya melihara kucing di rumah, sampai jumlahnya ada 8. Dari tiap generasi kucing yang ada di rumah, pasti ada satu ekor yang jadi sahabat saya. Contohnya si wasji alias awas hiji. Dikasih nama begini karena matanya yang normal cuma satu, satu lagi gak bisa dibuka. Awas hiji artinya (matanya yang) awas cuma satu. Doi punya kebiasaan unik kalau sudah masuk waktu tidur, sekitar jam 8 sampai 9 malam, doi pasti nungguin di kamar saya sampai saya datang dan tidur bareng hehehe
Mungkin orang yang takut kucing itu takut sama bulunya, cewek terutama. Maaf-maaf ya buat kamu yang merasa, tapi bulu kucing itu gak bakal bikin mandul. Jangan percaya mitos-mitos gak jelas seperti itu, plis. Udah tahun 2019 loh ini, masa masih takut sama bulu kucing? FYI aja, di keluarga saya, ibu dan dua kakak cewek saya sangat menyukai kucing. Begitu sukanya mereka sampai suka dipeluk-peluk atau diajak bobo bareng, tapi alhamdulillah saya tetap lahir dan kakak saya juga punya anak.
Kucing juga binatang karnivora yang gak sembarangan gigit manusia, kok. Jadi mulai sekarang jangan merasa takut kucing karena takut digigit. Ya pake logika saja lah, lur, segede apapun kucing di lingkunganmu kalau gigit gak mungkin sampai makan kamu, kok. Berdasarkan pengalaman saya, kucing gigit manusia juga ada sebabnya. Pertama karena bagian tubuhnya ada yang terinjak, misalnya ekor atau kakinya. Doi gigit kamu biar kamu sadar kalau kakimu itu nenginjak bagian tubuhnya. Yang kedua karena kamu bikin dia kesel, misalnya ngelus-ngelus badannya terlalu kencang. Yang ketiga karena doi mau ngajak kamu main. Ada loh, kucing yang doyan main gigit-gigitan sama pemiliknya. Dari kesemuanya, gak ada yang berbahaya. Kecuali kalau kucingnya memang keliatan gak sehat, itu baru harus diwaspadai.
Selucu itu kucing sampai ada manusia yang menyebut dirinya sendiri bucin kucing alias budak cintanya kucing. Katanya seseorang dianggap bucin kucing kalau dia sudah sampai pada tahap mau mengurus kucing sampai ke kebutuhan hidupnya seperti bersihin eeknya, mencari tahu makanan apa yang dia sukai, mandiin doi, bersihin pipisnya, gantiin tanah tempat eeknya. Kalau begitu, saya sendiri pernah jadi bucin kucing.
Buat kamu yang bingung kenapa ada orang yang rela jadi budak cintanya kucing, alasannya sederhana saja. Karena melihara kucing dan merawatnya dengan sungguh-sungguh mebimbulkan efek bahagia. Saat melihara dan merawat kucing dari kecil, nantinya ada ikatan khusus antara majikan dan si kucing. Misalnya, doi tahu jadwal kapan majikannya pulang ke rumah, doi juga bisa mengenali suara majikannya, bahkan bisa jadi doi mau nurut disuruh ini-itu. Kalau sudah begitu rasanya bahagia dan bangga. Kucing kan gak sepintar anjing ya, jadi bisa membuat kucing “mengerti” apa yang diperintahkan itu luar biasa.
Kucing adalah perwujudan dari kelucuan yang hakiki. Maka sudah selayaknya setiap manusia menyayangi dan menjaga kelangsungan hidup para kucing, bukannya malah merasa takut dan menjauhi kalay ada kucing. Suara dengkuran kucing juga bisa bikin manusia lebih relaks, loh. Lalu saat berinterkasi sama kucing juga bisa ningkatin mood dan menghilanhkan stress. Masa sama hewan sebermanfaat itu kamu mau takut, sih?