Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kenangan tentang ‘Orang Dalam’ pas Nyari Kerjaan

Eva Syilva oleh Eva Syilva
13 Mei 2020
A A
orang dalam

Kenangan tentang 'Orang Dalam' pas Nyari Kerjaan

Share on FacebookShare on Twitter

Banyaknya waktu luang selama di rumah aja pada masa pandemi Corona membuat hal-hal yang awalnya terabaikan bahkan cenderung sengaja diabaikan mulai tertarik untuk saya coba. Salah satunya ialah mengisi Tracer Study yang akhirnya membawa saya kembali mengingat masa-masa menjadi fresh graduate yang berjibaku dengan lowongan pekerjaan, hingga kenangan tentang ‘orang dalam’.

Tak menunggu lama setelah mengunduh aplikasi Tracer Study, saya bergegas mengisinya. NIM dan tanggal lahir menjadi angka kunci untuk mengakses aplikasi ini. Di grup Whatsapp para alumni, teman-teman saya mulai ramai dengan perbincangan tentang betapa mereka telah lupa akan Nomor Induk Mahasiswa itu. Sama halnya seperti mereka, saya pun telah lupa pada sembilan digit angka yang dulu saya hapal di luar kepala. Persis seperti tanggal lahir sendiri, dan tanggal pembayaran indekos-–waktu itu. Beruntung, tempat duduk saya ketika berhadapan dengan aplikasi Tracer Study berada tepat di samping lemari buku tempat skripsi kebanggan saya bertengger di rak paling atasnya.

Setelah mengisi NIM dan tanggal lahir, munculah halaman yang menampilkan profil saya ketika masih menjadi mahasiswa. Foto adalah hal yang paling ingin saya ubah dari profil ini, namun sayang tak ada pilihan untuk mengganti foto. Tiga hal yang dapat diedit adalah alamat, email, dan nomor HP. Lanjut ke bagian mengisi kuesioner. Awalnya lancar-lancar saja saya mengisi pertanyaan seputar kondisi saya saat ini mulai dari lama waktu yang dihabiskan sebelum dan sesudah memperoleh pekerjaan pertama, tempat bekerja, jumlah pendapatan, hingga kapan mulai mencari pekerjaan.

Tiba pada poin ke 5, 6, dan 7 yang menanyakan tentang berapa kali melamar pekerjaan, berapa kali lamaran direspon, dan berapa kali sampai di tahap wawancara, seketika saya teringat akan masa-masa indah bercampur sulit ketika menjadi fresh graduate yang berjibaku dengan lowongan pekerjaan hingga kenangan tentang sosok ‘orang dalam’.

Beberapa tahun yang lalu saya begitu semangat membuat surat lamaran kerja dengan harapan dapat diterima di salah satu instansi yang ada di daerah tempat tinggal saya. Sudah menjadi perjanjian antara saya dan orang tua bahwa selepas kuliah, saya harus kembali untuk bekerja di daerah ini. Maka mulailah saya ‘menghambur’ map-map berisi surat lamaran dan segala berkas yang menyertainya. Tak lupa saya sertakan pas foto dengan senyum penuh keyakinan.

Berkas lamaran kerja itu tersebar hampir di setiap instansi yang berkaitan dengan gelar sarjana Farmasi yang saya sandang, dan jarak kantornya dari rumah masih memungkinkan untuk saya bolak-balik setiap hari dengan kendaraan roda dua.

Nanti ditelepon. Merupakan dua kata yang kerap kali saya dengar setelah mengantar berkas lamaran kerja dan sebelum meninggalkan kantor-kantor itu. Seharusnya mereka menambahi tiga kata lagi setelah dua kata itu. Misalnya, Tapi jangan berharap.

Ketika mengeluhkan perihal telepon yang tak kunjung tiba pada beberapa orang teman, saya mendapati pertanyaan dan pernyataan dengan dua kata yang selalu muncul sebagai kunci.

Baca Juga:

4 Hal yang Harus Diperbaiki Program Magang Nasional Kemnaker

Enaknya Jadi Fresh Graduate di Jogja: Nggak Takut Dicap Pengangguran karena Sibuk Ikut Forum Diskusi

“Siapa ‘orang dalam’ yang kasih masuk kau?”

 “Tidak  adakah ‘orang dalam’ yang bisa kau mintai tolong?”

“Coba kau cari ‘orang dalam’ yang bisa bantu.”

“Kalau punya ‘orang dalam’, langsung kerja itu. Tiada lagi tunggu-tunggu telepon.”

“Gampang kalau ada ‘orang dalam’. Langsung kerja. Berkas bisa nanti menyusul.”

“Pengalaman kita di sini, memang seharusnya pake ‘orang dalam’.”

Saking seringnya didengar, kata ini terus berputar-putar di dalam kepala saya. Bahkan memberi dampak buruk. Saya menjadi berburuk sangka dan sedikit mencurigai mereka yang berpotensi sebagai ‘orang dalam’ dan mereka yang menggunakan jalur ‘orang dalam’.

Setiap melihat honorer yang baru bekerja di instansi pemerintah, saya mulai berprasangka. Gampang sekali dia dapat kerja. Kira-kira siapa orang dalam yang memasukkan dia di kantor itu. Awas saja kalau dia tidak bekerja dengan baik dan justru menambah beban negara. Lalu saya mulai memetakan mereka yang berpotensi secara serampangan berdasarkan minimnya pengetahuan yang saya miliki.

Hemat saya waktu itu, ‘orang dalam’ ialah mereka yang memegang jabatan kepala. Terserahlah dia kepala apa. Mau kepala dinas, kepala badan, kepala bidang, kepala seksi. Yang pasti, saat dia menjadi kepala, otomatis dia memiliki peluang untuk menjadi pintu bagi para pencari kerja baru lewat jalur ini. Sehingga mereka yang memiliki hubungan keluarga, sahabat, keluarga dari sahabat, sahabat dari keluarga, dan aneka pertalian erat maupun dipaksa untuk erat lain, akan lebih mudah masuk lewat jalur ini. Sedangkan saya yang tidak memiliki akses dan pertalian serupa merasa sangat dirugikan oleh mereka.

Lama saya berpikiran buruk seperti itu, mencurigai setiap orang sebagai peserta jalur ini. Oh, betapa berdosanya saya. Hari ini ketika mengisi Tracer Study dan teringat pada mereka, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.

Karena sesungguhnya tak ada yang salah dengan menjadi ‘orang dalam’ dan mencari pekerjaan lewat jalur ini sah-sah saja. ‘Orang dalam’ adalah orang baik yang membantu dan memberi kesempatan pada para pencari kerja. Dan mereka yang masuk lewat jalur ini adalah orang baik pula, yang beruntung karena dipertemukan dengan kesempatan baik. Yang salah adalah ketika sudah bertemu dengan orang baik, kesempatan baik, dan pekerjaan baik, tetapi kita justru tidak bekerja dengan baik.

Oh iya, akhirnya saya tau bahwa dunia orang dalam ini begitu luas dan berliku. Para kepala yang saya sebutkan tadi hanyalah sebagian kecil dari ‘orang dalam’ yang terlihat. Ternyata ada yang kehebatannya sama bahkan lebih jago dari orang dalam, tapi tidak berkantor di instansi pemerintah. Oh, betapa misteriusnya dunia para ‘orang dalam’ ini.

BACA JUGA The Power of ‘Orang Dalam’ dan tulisan Eva Sylva lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2020 oleh

Tags: Fresh Graduatenyari kerjaanorang dalam
Eva Syilva

Eva Syilva

ArtikelTerkait

Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja Mojok.co

Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja

30 Maret 2024
Tips Menggunakan Linkedin Biar Keliatan Profesional dan Dihire Orang

Tips Menggunakan Linkedin Biar Keliatan Profesional dan Dihire Orang

31 Oktober 2019
gaji dua digit staf admin Dear Fresh Graduate, Gaji Pas-pasan Belum Tentu Rezeki Juga Pas-pasan

Dear Fresh Graduate, Gaji Pas-pasan Belum Tentu Rezeki Juga Pas-pasan

2 Desember 2019
gaji pertama

Perlu Nggak Sih Traktiran Gaji Pertama Itu?

18 September 2019
gaji dua digit staf admin Dear Fresh Graduate, Gaji Pas-pasan Belum Tentu Rezeki Juga Pas-pasan

Staf Admin, Pekerjaan Penyelamat Fresh Graduate yang Ternyata Berat

27 Januari 2021
pekerja

Mencari Pekerjaan Memang Susah, Tapi Mencari Pekerja Juga Susah

7 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.