Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kenalin, Jurusan Psikologi yang Mahasiswanya Lebih Banyak Perempuan Dibanding Lelaki

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
2 April 2020
A A
Kenalin, Jurusan Psikologi yang Mahasiswanya Lebih Banyak Perempuan Dibanding Lelaki
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai sarjana Psikologi, sudah biasa rasanya saya dianggap sebagai seorang cenayang, bisa membaca kepribadian orang lain, dan dianggap mampu menyelesaikan berbagai macam masalah sosial di lingkungan sekitar oleh banyak teman saya. Udah begah rasanya dianggap sempurna dan tahu segala oleh orang sekitar. Please, Guys, saya hanya orang biasa yang juga kehidupan pribadi. Bahkan, nggak sedikit dari beberapa teman saya yang kuliah di jurusan Psikologi dengan niat “berobat jalan”—mengobati diri sendiri.

Selain itu, ada yang sampai saat ini mengganjal dalam benak saya. Sesuatu yang sebetulnya menjadi pertanyaan mayor untuk saya sejak awal kuliah. Kenapa mahasiswa Psikologi lebih banyak perempuan dibanding laki-laki? Masalahnya, bukan hanya di kampus saya, tapi juga di banyak kampus lain. Beberapa teman yang kuliah di jurusan Psikologi di lain kampus pun sulit untuk menyangkal hal tersebut.

Apa jurusan Psikologi kurang menarik bagi kebanyakan lelaki? Lalu, apa yang membuat jurusan ini begitu menarik bagi para perempuan? Sebagai perbandingan, ketika saya kuliah, dari 40 mahasiswa di kelas, jumlah lelaki hanya 9 orang. Belum lagi di kelas lain dengan perbandingan yang kurang lebih sama antara lelaki dan perempuan.

Saya rasa, di luar dari minat seseorang, pemilihan jurusan Psikologi bagi tiap orang dilandasi oleh stigma yang melekat di masyarakat. Seperti pertanyaan, “Kalau masuk Psikologi, nanti kamu kerjanya apa?” misalnya. Dari pengalaman saya, banyak teman-teman saya yang perempuan bisa dengan luwes menjawab setelah lulus ingin menjadi apa. Tiga terbesar adalah menjadi HRD, Psikolog, dan Dosen atau pengajar. Sisanya adalah jawaban beragam dan tidak linier dengan jurusan perkuliahan.

Untuk lelaki? Nggak jarang masih gagap ketika menjawab pertanyaan tersebut. Masih ngawang-ngawang nanti akan kerja apa dan di mana. Karena kebingungan tersebut, nggak jarang para lelaki menghindari jurusan Psikologi dan lebih memilih jurusan perkuliahan yang dianggap pasti dan jelas nantinya akan kerja apa. Beberapa di antaranya seperti Akuntansi, IT, Teknik Elektro, Fisika, Matematika, Public Relation, DKV, dan ilmu praktis lainnya yang dianggap menjanjikan dan menunjang masa depan.

Selain itu, ilmu ini juga dianggap sebagai ilmu yang dinamis. Belum lagi harus belajar bersabar dan menjadi pendengar yang baik ketika proses belajar dan praktik di lapangan. Beda dengan ilmu eksakta lain yang sudah pasti dan jelas. Dan para lelaki, sepertinya lebih menyukai belajar ilmu yang menurut mereka pasti. Mulai dari proses hingga hasil yang didapat. Terlebih, jelas-jelas jika ilmu yang dipelajari bisa diaplikasikan juga diimplementasikan pada pekerjaan yang dilakukan.

Kemudian, alasan di jurusan Psikologi lebih banyak didominasi oleh perempuan, karena perempuan dianggap lebih memiliki kepekaan perasaan. Hal tersebut dianggap wajar dan diiyakan oleh banyak orang, karena sebelumnya berpikir bahwa di jurusan Psikologi, kelak mahasiswa dituntut untuk menjadi pendengar yang baik dan peka terhadap lingkungan ataupun seseorang. Padahal, di antara beberapa masalah yang ada dan dihadapi, diperlukan juga analisa yang cukup kuat untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Kemungkinan lain, sebagai salah satu disipilin ilmu yang abstrak, Psikologi juga memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan memerlukan kesabaran ketika mempelajarinya. Dan sudah menjadi stigma di antara masyarakat bahwa perempuan lebih banyak yang bisa lebih sabar untuk hal ini. Menyadari hal tersebut, itu kenapa para lelaki yang ada di jurusan ini lebih sedikit dibanding perempuan.

Baca Juga:

5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Satu yang pasti, kalau di antara kalian ada yang masuk Psikologi hanya karena untuk menghindari hitung-hitungan, kalian keliru. Pasalnya di jurusan ini, kita belajar juga soal ilmu statistika yang berguna untuk mengolah data saat penelitian. Percaya, deh, Psikologi nggak akan lepas dari hitung-hitungan dan berkutat sama data dan angka.

Lantaran lelaki yang ada di jurusan Psikologi terbilang sedikit, saya bertanya ke banyak teman di jurusan, entah kakak tingkat atau adik tingkat, kenapa mereka—sebagai lelaki—mau masuk jurusan Psikologi. Jawabannya beragam. Selain ingin belajar dan paham tentang ilmunya, ada juga beberapa teman yang jawabannya nyeleneh, soalnya di jurusan Psikologi banyak perempuan yang cantik.

Lantaran saya agak mangkel dengan jawabannya, saya hanya merespons dengan berkata, “Percuma banyak perempuan cantik di jurusan kita kalau kamu sendiri nggak bisa bikin mereka merasa tertarik sama dirimu.”

BACA JUGA Ketika Tidak Kuat Lagi, Biarkan Psikolog Hadir dan Mendengarkan dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Februari 2022 oleh

Tags: genderjurusan kuliahPsikologi
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

bahagia walau tidak berguna, Quarter Life Crisis: Kenapa Kita Sangat Peduli Terhadap Angka

Quarter Life Crisis dan Alasan Kenapa Kita Sangat Peduli Terhadap Angka (Khususnya Gaji)

27 November 2019
5 Stereotip Keliru Soal Jurusan Pariwisata Terminal Mojok

5 Stereotip Keliru Soal Jurusan Pariwisata

13 Maret 2022
Menerka Karakter Jurusan Kuliah kalau Ia Adalah Manusia Terminal Mojok.co

Menerka Karakter Jurusan Kuliah kalau Ia Adalah Manusia

17 Mei 2022
gangguan jiwa psikolog Depresi Itu (Nggak) Cuma Butuh Didengarkan

Depresi Itu (Nggak) Cuma Butuh Didengarkan

6 November 2019
masuk FEB nggak auto kaya kekayaan uang mojok

Dear Calon Maba, Masuk FEB Nggak Bikin Kamu Lulus Auto Jadi Sultan!

17 Maret 2021
Jurusan Teknik Sipil Tidak Cocok untuk Perempuan (Unsplash)

Jurusan Teknik Sipil Tidak Cocok untuk Perempuan

20 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.