Sebagai penyedia layanan Video-on-Demand (VOD) yang juga beroperasi di Indonesia, adalah wajar kalau Disney+ meluncurkan serial-serialnya dalam versi sulih suara (dubbing) bahasa Indonesia. Apalagi, jauh sebelum layanan ini lahir, serial Disney juga sudah cukup akrab di Indonesia dengan ditayangkannya beberapa judul di RCTI.
Namun, ada beberapa kekeliruan dalam penerjemahan yang muncul di dialog beberapa judul serial. Dari yang biasa saja, sampai fatal. Berikut kekeliruan-kekeliruan yang saya berhasil tangkap.
#1 Idiom yang diterjemahkan secara harfiah
Di episode ke-19 musim pertama dari “Star vs. the Forces of Evil” milik Disney+, terdapat seorang staf sekolah yang menyapa calon siswa baru. Di bahasa Inggris, sapaannya adalah “single file”, yang mana merujuk pada bentuk barisan para calon siswa ini.
Kalau disetarakan ke bahasa Indonesia, mungkin kira-kira, “Halo, barisan!”
Itu aja masih aneh.
Namun tebak, apa terjemahan yang digunakan?
“Dokumen tunggal!”
Iya, kayak lagi nyapa setumpuk akta kelahiran di meja kelurahan gitu.
Padahal, kan, bisa ya terjemahannya Disney+ nggak literal-literal amat dan disesuaikan sama konteks. Misalnya, “Halo, calon siswa!”
#2 Ngide nerjemahin bahasa non-Inggris
Luz, protagonis “The Owl House”, merupakan seorang keturunan Spanyol yang tinggal di Connecticut, Amerika Serikat. Sesekali, dia bicara dalam bahasa Spanyol, baik saat berkomunikasi dengan ibunya, atau ketika bergumam sendiri.
Abaikan fakta gimana ceritanya orang dari dimensi lain juga pakai bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari. Kolonialisasi, mungkin.
Yang jelas, di cerita ini, orang-orang sana tahunya bahasa Inggris, nggak tahu bahasa Spanyol. Dianggap bahasa lokal bumi.
Kekayaan identitas ini justru terhapus karena kadang-kadang dialog bahasa Spanyol dia diterjemahkan. Misalnya “Hola, Mama!” yang Luz ucapkan saat bikin vlog, diterjemahkan menjadi “Halo, Ibu!”
Saat ada tokoh yang menggunakan bahasa Spanyol pun, sudah ada takarir bawaan di videonya, kok. Dan saya rasa “Hola, Mama” juga nggak sulit-sulit banget dimengerti oleh orang yang nggak menuturkan bahasa Spanyol.
#3 Penggunaan kata ganti yang nggak sesuai plot cerita
Di prolog versi bahasa Indonesia, Dipper Pines menyebut saudara kembarnya, Mabel Pines, sebagai “adik”. Padahal, lebih tua Mabel lima menit!
Di versi aslinya, Dipper menyebut “… my sister, Mabel.” Saran saya, sih, pakai saja terjemahan “saudaraku, Mabel.”
Masih luwes juga, kan.
Tapi bentar, di Jawa, yang lahir belakangan sering disebut kakak, ding. Wah, jangan-jangan sebenarnya “Gravity Falls” terletak di Mangunan.
Hal serupa juga terjadi di “The Owl House”. Lilith lebih tua dua tahun dari saudara seayah seibunya, Edalyn. Akan tetapi, di episode pertama musim kedua bahasa Indonesia, Lilith berkata ke Edalyn:
“Jangan khawatir, Kakak,”
Lah? Gimana ceritanya kakak manggil kakak ke adiknya, dah. Duh, Disney+.
Saya nggak tahu apakah kekeliruan ini cuma sesekali atau seterusnya. Saya nggak kuat kalau kudu memastikan dengan cara menonton ulang dalam bahasa Indonesia.
#4 Menyamakan frog dan toad jadi katak
Ini yang menurut saya paling berpotensi mengganggu pemahaman penonton tentang jalan cerita. Di “Amphibia”, salah satu serial Disney+, terdapat tiga kelompok besar amfibi yang diceritakan nggak akur satu sama lainnya. Mirip-mirip rasisme gitu, lah. Ketiganya adalah newt (kadal air), toad (kodok), dan frog (katak).
Welp, saya juga nggak berencana mengubah tulisan ini jadi materi Biologi buat menjelaskan perbedaan antara kodok dan katak, dan apakah pencipta serial “Amphibia” sendiri menggunakan lema toad dan frog dengan tepat secara sains.
Namun, sangat berisiko bagi Disney+, menurut saya, ketika terjemahan antara keduanya dicampuradukkan. Gimana ntar ngebedain kedua kelompok ini, deh, kalau keduanya disebut katak semua?
Apa dikira kodok, tuh, bahasa Jawa ya?
Mendingan sekalian salah satunya dinamain bala-bala biar nggak bingung.
Di atas tadi beberapa terjemahan keliru di beberapa serial Disney+. Berhubung saya nggak nonton ulang serial-serial tersebut dalam bahasa Indonesia, mungkin masih ada yang lainnya, mungkin juga di episode terbaru diperbaiki.
Pengen buktiin sendiri?Langganan Disney+, lah!
Penulis: Annisa Rakhmadini
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 3 Rekomendasi Serial Animasi Disney+ tentang Antardimensi