Percuma IPK tinggi kalo akreditasi nggak ikut tinggi
Gara-gara hal ini, seolah-olah kuliah empat semester mereka sia-sia begitu saja. Meskipun mereka para alumni ada yang IPK-nya tuinggi (pake) banget plus prestasinya banyak, percuma. Mereka dipastikan gugur sebelum berperang.
Di titik inilah tanggung jawab dari prodi harus dipertanyakan. Tugas sebuah perguruan tinggi itu nggak hanya mendidik dan mencari cuan, tapi juga bertanggung jawab atas kesejahteraan alumninya ke depan. Jangan menguras duitnya doang, tapi juga perhatiin tuh alumninya jadi apa. Kesuksesan alumni kan jadi salah satu penilaian akreditasi juga.
Akreditasi buruk bikin alumni nggak bisa mengejar karier yang bagus. Tapi, penilaian akreditasi salah satunya dari kesuksesan alumni. Lha, kalau udah gini, gimana?
Ranjau birokrasi
Kita tidak dapat memungkiri bahwa kita terjerat dalam ranjau birokrasi, apa pun itu yang hendak kita lakukan. Nikah, mengendarai motor, mau buka usaha, ngelamar kerja, bahkan mau beli pupuk padi pun harus ruwet dengan birokrasi. Semuanya ruwet dengan lembaran kertas birokrasi.
Sebagai alumni yang mau ngelamar kerja saja yang dinilai bukan skill atau kualitas nyata secara empiris dari seseorang, melainkan lembaran-lembaran sertifikat. Mulai dari sertifikat ijazah, sertifikat TOEFL, sertifikat akreditasi dan lain sebagainya. Inilah yang kemudian disebut oleh mbahnya sosiolog yakni Max Weber sebagai iron cage, alias sangkar besi. Bahwa kita hidup dalam sebuah kekangan jeruji birokrasi, segalanya teknis, terstruktur yang justru tidak membebaskan kita.
Begitu pun dengan para alumni S2 di prodi yang sama dengan saya. Bahwa hanya gara-gara birokrasi yang jelimet, mereka mau nggak mau menimbun mimpi mereka untuk menjadi dosen di kampus yang mereka harapkan.
Hidup dalam birokrasi menjadikan kita tak lebih seperti aplikasi komputer yang harus nurut dengan apa yang diperintahkan tuannya. Kita kalah dengan ayam yang meskipun tak berakal, tapi mereka ada sisi mokongnya pada tuannya.
Penulis: Mohammad Maulana Iqbal
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Akreditasi C Nggak Seburuk Itu, Jangan Anggap Sepele!