Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kedai Kopi Ramai tapi Penjualannya Minim, Kok Bisa? Ya Bisa dong

Riyanto oleh Riyanto
30 Juli 2020
A A
kedai kopi ramai tapi penjualan sepi kafe coffee shop mojok.co

kedai kopi ramai tapi penjualan sepi kafe coffee shop mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Memiliki sebuah kedai kopi adalah impian banyak barista. Merasa memiliki skill cukup di dunia kopi, mulailah mereka menabung berjuta-juta. Atau yang lebih pinter dikit, nyari investor. Jika modal sudah terkumpul, proses merancang kedai kopi impian dimulai. Dari mencari nama, menentukan desain, menetapkan menu, juga target penjualan sehari-hari.

Untuk nama sendiri sebenarnya ada beberapa template, mulai dari ada embel-embel “logi”-nya, memilih kata-kata manis dari KBBI, atau memilih kata-kata dari bahasa asing. Pokoknya mencari nama saja bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan, belum lagi desainnya, belum lagi yang lainnya. Pokoknya proses panjang harus dilalui sejak memutuskan mau membangun kedai kopi.

Setelah proses panjang dan berdarah-darah sampai utang sana utang sini, berdirilah kedai kopi impian. Perjuangan baru dimulai: promosi di Instagram, ngadain diskon, japri kenalan satu-satu, sampai pada akhirnya menyadari bahwa ekspektasi pendapatan tidak sesuai kenyataan. Ini fakta, beberapa rekan saya kompak mengalami hal demikian. Kedai kopinya sih tampak ramai, tapi pendapatannya bisa minus karena alasan-alasan ini.

Temen datang cuma nongkrong

Salah satu deritanya ya kedai kopi ramai sama teman-teman, parkiran penuh, meja-meja pada penuh, banyak yang haha-hihi, tapi baristanya nganggur nggak ngapa-ngapain. Dari semua temen yang datang, paling cuma beberapa yang beli. Itu juga es teh, atau mentok beli ait mineral. Udah deh, merasa terwakilkan ada yang beli, temen-temen lainnya enjoy aja nongkrong seenak jidat.

Dilema terjadi. Sebagai pemilik kedai kopi, mau negur mereka kok ya temen. Mau nggak negur, lama-lama bangkrut juga kedai kopinya. Asli, kalo temen-temen udah pada dateng dan ngobrol keras-keras, sudahlah, jangan berharap bakal ada pelanggan lain. Pelanggan lain yang bener-bener mau beli biasanya males kalo tempatnya terlalu ramai, apalagi kalau ngobrolnya keras-keras. Pelanggan lain mana tahu kalo yang menuhin tempat itu rata-rata nggak beli dan merupakan temen si pemilik. Pokoknya begitu lihat ramai, langsung sekip nyari tempat lain.

Mau ngusir temen-temen, nanti malah dihujat dan dibenci. Mau didiemin, pemakaian Wi-Fi jebol juga. Eh, kalo ternyata bisa ngusir para temen bedebah itu dan kedai kopi jadi sepi, kok ya hampa nggak ada orang gitu. Udah berhasil ngusir orang, tetep nggak ada pembeli yang datang juga.

Temennya temen datang

Biasanya relasi temen itu sering datang juga, tapi karena temennya itu jarang pesen, temennya temen juga ikut-ikutan jarang pesen. Tiba-tiba penuh aja tuh kedai kopi, dijadiin tempet ngerjain tugas, main UNO, main poker, main catur, atau sebatas genjrang-genjreng main gitar dan teriak-teriak. Semuanya hepi dan suasana begitu menyenangkan, kecuali hati pemilik kedai kopi yang tersayat-sayat.

Tempat mangkal ojol

Salah satu hal yang bikin kedai kopi tampak ramai tapi minim pembeli adalah banyaknya ojol yang mangkal. Begitu tahu kedai kopi kita punya Wi-Fi, banyak yang auto nongkrong. Awal-awal pada beli, tapi lama-kelamaan karena udah akrab atau bagaimana, mulai pada ogah beli. Nah, biasanya mulai tuh temen-temen ojolnya mangkal di situ juga. Jangankan mau beli, nyapa pegawai atau pemiliknya aja kagak. Biasanya yang mangkal tuh di depannya gitu, menuhin parkiran sampai nggak ada tempat buat pelanggan lain.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Menggugat Kafe yang Hanya Menerima Pembayaran QRIS, Apa yang Kalian Lakukan Itu Diskriminatif

Mau ngusir kok ya gimana, mau didiemin kok ya ngenes lama-lama. Gonta-ganti password Wi-Fi juga percuma. Selalu saja ada yang nanyain ke baristanya, biasanya sambil beli es teh gitu. Lagian rata-rata ojol mangkal itu bukan perkara Wi-Fi, tapi emang tempatnya strategis dan deket mana-mana aja.

Serbasalah.

Temen menjadi ojol dan mangkal di kedai kopi kita

Kalo ada yang lebih kombo buat meramaikan kedai kopi dan sekaligus meminimkan penjualan, itu adalah temen-temen yang nongkrong dan ternyata mereka juga ngojol. Wisss, mending banyakin berdoa aja. Udah pas jadi temen jarang beli, pas jadi ojol juga mangkal doang. Udah gitu menuhin parkiran sekaligus ruangan. Kan pembeli lain lagi-lagi males datang kalo penuh gitu.

Asli, kalo kondisinya sudah seperti itu, rasa-rasanya menutup kedai kopi dan berpindah tempat adalah hal yang perlu dilakukan. Ya, asalkan massanya nggak ikutan pindah. Kalo mereka ikutan pindah, mending jangan buka kedai kopi karena pasti rugi. Buka aja co-working space gratisan biar semakin banyak yang datang. Tapi yhaaa… rugi jugak.

Photo by Ali Yahya on Unsplash

BACA JUGA Mengapresiasi Kopi Sachet dalam Perjalanan Ngopimu dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: kafeKedai Kopi
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Filsuf Kedai Kopi, Hobi Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah terminal mojok.co

5 Cara Memberi Tahu Pelanggan Kedai Kopi Mau Tutup

17 Oktober 2020
5 Siasat dari Mantan Barista untuk Menghadapi Mahasiswa yang Nongkrong di Kafe Berjam-jam, Rombongan, dan Nggak Jajan Mojok.co

5 Siasat dari Mantan Barista untuk Menghadapi Mahasiswa yang Nongkrong di Kafe Berjam-jam, Rombongan, dan Nggak Jajan

17 Juni 2024
Influencer Mahal Nggak Akan Bikin Bisnis Coffee Shop Ramai, kalau Emang Ampas ya Siap-siap Bangkrut

Bisnis Coffee Shop Itu Mahal, Nggak Ngotak, dan (Hampir) Pasti Bangkrut!

31 Oktober 2023
kopi malang

Selamat Datang di Malang, Kota Sejuta Kedai Kopi

31 Juli 2019
4 Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe Mojok.co

Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe

19 November 2024
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.