Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kebingungan Saya dalam Menggunakan Istilah ‘Fans’ sebagai Tolok Ukur

Cindy Gunawan oleh Cindy Gunawan
13 Januari 2021
A A
Kebingungan Saya dalam Menggunakan Istilah 'Fans' sebagai Tolok Ukur Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kalau sudah bicara soal buku, aktor, musik, atau penyanyi pasti muncul kalimat, “Gue ngefans banget nih sama artis X!” atau “Gue ngefans banget sama penulisnya ini!” Saya jujur lumayan tergelitik kalau sudah ditanya balik, “Kamu ngefans sama siapa?” Satu pertanyaan yang selalu hadir di kepala saya ini adalah penggunaan istilah “fans”. Kadang, saya merasa kecil jika dibandingkan dengan orang-orang yang ngomongnya sudah pakai istilah “fans”. Jadi, saya menggantinya dengan ukuran suka banget, suka, atau enggak suka. Alasannya, kalau pakai embel-embel “fans” itu rasanya sudah paling yoi.

Istilah “fans” adalah kecintaan tingkat dewa! Dan parahnya, saya nggak pernah mencapai tingkatan itu. Justru kalau saya bilang, “Saya sih ngefans sama artis X.” Saya akan bingung sendiri. Kenapa? Karena saya enggak punya modal apa-apa untuk menyandang status sebagai fans.

Dalam pandangan saya, mereka yang disebut sebagai fans, berarti pasti tahu seluk beluk tentang artis idolanya, musik idolanya, sampai seisi rumah pasti penuh dengan merchandise dari hasil berburu di konser idolanya. Saya? Jelas enggak punya sama sekali— nonton konser langsung saja belum pernah, duh. Satu-satunya hal yang saya punya sebagai koleksi sewaktu kecil ialah berbagai macam CD Power Ranger. Bahkan, saya pernah menyewakan CD itu ke teman-teman SD saya. Jadi, kalau begini saya disebut apa, dong?

Berbicara soal merchandise, bagi saya merchandise bukanlah sebuah urgensi untuk dimiliki. Namun, ini opini saya saja, lho, nggak menyudutkan siapa pun yang telah membeli berbagai merchandise idola kesukaannya. Itu tetap sah-sah saja sebagai bentuk menghormati karya dan rasa suka. Toh, kalau sedang ada event buku dan ada penulis yang saya minati, saya akan mencari untuk minta tanda tangannya.

Kembali ke topik utama, seperti yang saya bilang tadi, takaran yang saya pakai adalah suka banget, suka, atau nggak suka. Menurut saya, itu jadi tolok ukur paling manusiawi bagi saya yang nggak ada apa-apanya dibandingkan mereka yang sering bolak-balik nonton konser, atau yang menit mendengarkan lagu idolanya di salah satu platform musik bisa sampai ratusan ribu. Selain itu, lagu-lagu yang masuk kategori suka dan suka banget juga bisa bertukar posisi— tergantung saya sedang mau dengar lagu dari siapa. Bahkan, kalau sudah masuk banget di telinga, nggak main-main kalau dalam setahun lagu itu terus yang bakal saya putar dan nggak pernah bosan.

Selain itu, cara saya menempatkan lagu-lagu dan musisi tersebut adalah dengan seberapa lama saya dapat mendengarkan lagunya. Setelahnya, saya tanyakan ke diri saya, kalau lagu ini diputar kembali, apakah saya masih ikut nyanyi-nyanyi? Jika iya, maka itu masuk kategori musisi atau lagu yang saya suka banget.

Sementara, kategori suka diisi dengan lagu-lagu yang tentunya saya sering dengar, tapi durasinya nggak selama lagu-lagu yang masuk kategori suka banget.

Namun, perlu ditegaskan ya, menurut saya, ukuran untuk jadi fans atau belum itu ya nggak melulu soal berapa banyak merchandise. Memang saya saja yang belum bisa kasih embel-embel “fans” ke diri saya terhadap musisi atau lagu yang sering saya dengar. Walaupun lagu-lagunya sudah saya putar ratusan kali, misalnya saja Sheila On 7.

Baca Juga:

Harapan untuk Konser Musik ke Depannya dari Seorang Fans

Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

Saya kenal lagu-lagu Sheila On 7 sejak zaman SD! Iya, di samping lagu ‘Pok Ame-Ame’, beberapa judul lagu Sheila On 7, misalnya ‘Dan’, ‘Kita’, serta ‘Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki’ telah saya hafal liriknya sejak masih berseragam putih merah. Namun, saya belum bisa bilang kalau saya ngefans sama Sheila On 7— ya, hadir ke konsernya saja belum, nggak punya merch juga, mau bangga di bagian mananya?

Selain itu, saya masih merasa kecil dan belum punya ilmu atas musisi tersebut jika disandingkan dengan orang lain. Apalagi saya termasuk pribadi yang mudah bosan, gimana kalau hal itu terjadi pada selera musik dan musisi?

Makanya, saya mungkin bisa dibilang cuma sekadar tahu dan suka. Jadi, rasanya belum pantas menyandang gelar sebagai fans. Walaupun nggak pernah sampai ke tingkatan “fans”, jangan meremehkan saya! Waktu nonton konser Sheila On 7 di salah satu stasiun TV swasta, saya hampir tahu semua lagu yang mereka bawakan. Jadi, saya masih pantas-pantas saja kok untuk diajak ikut lomba berpacu dalam melodi, hayuk gas!

BACA JUGA Dear Penjual di Warung Kopi, Tolong Volume Musiknya Jangan Terlalu Keras.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2021 oleh

Tags: fans
Cindy Gunawan

Cindy Gunawan

Manusia kepala batu yang menjelma peramu mantra doa.

ArtikelTerkait

kimetsu no yaiba demon slayer corps fans fandom forum diskusi manga anime terbaik mojok.co

Kalau Fans ‘Kimetsu no Yaiba’ Banyak Dibenci, Itu Memang Beralasan

10 September 2020
Pengalaman Pertama Video Call dengan Member JKT48 terminal mojok.co

Pengalaman Pertama Video Call dengan Member JKT48

1 Januari 2021
mo salah real madrid seto nurdiantoro Liverpool manchester united manchester city mojok.co

Begini Menderitanya Punya Pacar Penggemar Liverpool

5 Februari 2021
Sebaiknya K-Pop Idol Berhenti Meminta Maaf Hanya karena Menjadi Manusia yang Jatuh Cinta terminal mojok

Sebaiknya K-Pop Idol Berhenti Meminta Maaf Hanya karena Menjadi Manusia yang Jatuh Cinta

26 Agustus 2021
Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

24 Mei 2022
pemain underrated program olahraga fans klub sepak bola youtube net soccer eropa sepak bola indonesia pemain muda mojok

Orang yang Bukan Fans Klub Sepak Bola tapi Ikut-ikutan Ngledek Tim Lain Itu Waras Nggak, sih?

10 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.