Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Kebiasaan Setelah Mengupil: Bukannya Langsung Dibuang, Malah Dilihat Lebih Dulu

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
11 Juli 2019
A A
mengupil

mengupil

Share on FacebookShare on Twitter

Sewaktu kecil, saya termasuk anak yang mudah sekali mimisan. Ada dua alasan, pertama karena senang bermain di luar rumah pada siang hari saat terik sambil bermain layang-layang. Kedua, karena kebiasaan mengupil saat kuku panjang sehingga melukai sekitaran lubang hidung. Maklum, kala itu saya belum memerhatikan soal panjang pendeknya kuku—seberapa panjang kuku sudah harus dipotong.

Saya cukup yakin bagi banyak orang mengupil adalah suatu kenikmatan yang hakiki dan tidak tergantikan—tak terkecuali bagi saya. Sejak kecil hingga sekarang, kebiasaan saya akan mengupil masih dilakukan. Sebagian orang bilang hal tersebut tergolong jorok. Padahal, saya mengupil di hidung sendiri.

Bagi saya, justru menjadi jorok adalah ketika saat mengupil di hidung orang lain lalu menempelkannya ke anggota badan orang lain. Betul, kan? Eh, iya nggak, sih?

Kenikmatan lain setelah mengupil adalah menempelkan upil di sembarang tempat. Beberapa lokasinya antara lain; kursi, bantal, kolong meja, dan gagang pintu. Boleh dicatat, barangkali nantinya ada diantara kalian yang menjadi teman saya, bisa langsung menghindari beberapa spot tersebut. ehehe. Selain itu, sering juga saya membuang upil secara sembarang.

Perkara mengupil sembarangan, sebetulnya saya sudah ditegur oleh beberapa teman juga keluarga terdekat. Namun, seakan sudah menjadi kesenangan pribadi teguran itu saya abaikan sampai akhirnya saya kena sialnya. Sewaktu mengupil, kuku sedang panjang dan belum sempat digunting, bukannya upil yang didapat malah darah yang menempel di jari telunjuk sebelah kiri—saya mimisan karena adanya luka dihidung dan rasanya perih.

Tidak berapa lama kemudian, ketika itu saya langsung meminta Ibu diantar ke klinik terdekat untuk segera diobati. Di waktu yang bersamaan, saya merasa baru pada saat itu berkunjung ke dokter karena hal yang tidak keren: hidung terluka karena terlalu semangat mengupil. Mau update tapi malu.

Apa kata teman-teman nanti kalau tahu saya berobat karena mengupil? Tapi kalau tidak di-update, sebagai seseorang yang ingin selalu diberi perhatian dan ditanya kenapa, siapa yang sakit, dan didoakan lekas sembuh (juga agar notifikasi di handphone ramai), tandanya saya melewatkan satu kesempatan yang sangat baik untuk mendapatkan perhatian— dihubungi gebetan.

Setelah sembuh dan pulih, saya tidak kapok untuk mengupil pada berbagai kesempatan—kebanyakan saat bengong. Satu yang saya paling sadari dan menjadi pertanyaan hingga sekarang, kenapa setelah mengupil, banyak orang yang bukannya langsung membuang upil ke tempatnya, eh malah dilihat lebih dulu. Belum lagi kadang juga dielus bahkan dipelintir dulu sebelum akhirnya dibuang. Lagipula, untuk apa menggenggam upil terlalu lama? Toh, tidak bisa dijadikan investasi—apalagi deposito.

Baca Juga:

Saat Belanja Bersama Anak Kecil, Orang Tua Perlu Perhatikan Aturan Tidak Tertulis Ini

Tiada yang Lebih Buruk daripada Teman Kos yang Jorok

Memang aneh kebiasaan orang yang mengupil ini. Apa yang diharapkan dari melihat upil setelah dikorek-korek dari lubang hidung? Berubah menjadi berlian? Seakan sudah menjadi kebiasaan yang terus berulang, hal tersebut biasanya akan secara spontan dilakukan oleh banyak orang—termasuk saya dong pastinya.

Selain bagi banyak orang upil menjadi salah satu simbol kejorokan, mitosnya upil juga bisa digunakan sebagai penyembuh bisul. Info ini saya dapatkan dari beberapa teman. Entah dari mana sumbernya dan apa penelitian ilmiahnya hingga dapat dikatakan demikian. Yah, namanya juga mitos, dengan segala keunikan informasinya hal itu seperti pemanis cerita dalam kehidupan.

Sebetulnya ngupil itu lumrah dan manusiawi, kok. Sewaktu saya ke klinik untuk mengobati rongga hidung yang terluka karena terlalu semangat mengupil, dokter tidak melarang kebiasaan tersebut namun diusahakan agar tangan dalam keadaan bersih saat mengupil untuk menghindari bakteri kuman lainnya. Alternatif lain bisa dengan menggunakan tisu yang dilekatkan di salah satu jari, tujuannya agar meminimalisir bakteri.

Saran saya, sih, perihal mengupil tidak perlu dibesar-besarkan. Pada dasarnya semua orang perlu mengupil, hanya caranya saja yang berbeda-beda. Ada yang secara diam-diam dan jaim—jaga image—bahkan harus ke toilet atau sembunyi terlebih dahulu, ada juga yang cuek mengorek-ngorek rongga hidung di depan khalayak ramai. Semuanya tergantung pada kenyamanan masing-masing.

Jangan pula dipaksa hingga mengorek terlalu dalam, jika salah malah akan terluka dan menyebabkan infeksi di sekitar rongga hidung. Eh, kok ya jadi keasikan ngomongin upil. Nggak berfaedah banget, sih.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: anak kecilhigieneJorokmengupil
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Tipe-tipe Anak Kecil Pelantun Selawat Nabi di Masjid Kampung Saya terminal mojok.co

Tipe-tipe Anak Kecil Pelantun Selawat Nabi di Masjid Kampung Saya

16 Februari 2021
peternak ikan

Apa Salahnya Punya Cita-Cita Sebagai Peternak Ikan?

11 Oktober 2019
kebersihan toilet

Kenapa Toilet Cewek Itu Jauh Lebih Jorok Dari Toilet Cowok sih?

11 Mei 2019
Mitos Masa Kecil yang Dianggap Aneh padahal Bisa Dibuktikan secara Logika terminal mojok

Mitos-mitos Masa Kecil yang Dianggap Aneh padahal Bisa Dibuktikan secara Logis

8 Agustus 2021
Saat Belanja Bersama Anak Kecil, Orang Tua Perlu Perhatikan Aturan Tidak Tertulis Ini Mojok.co

Saat Belanja Bersama Anak Kecil, Orang Tua Perlu Perhatikan Aturan Tidak Tertulis Ini

5 Januari 2024
nyampah

Mari Menyudahi Nyampah dari Dalam Mobil: Itu Sama Sekali Tidak Etis, Lur

11 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.