Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, menempati posisi ke-2 setelah Pakistan. Tidak heran, jumlah jemaah umroh ke Arab Saudi bisa mencapai ratusan ribu setiap tahunnya. Pada 2023 misalnya, data saudinesia.id mencatat ada 780 tibu jemaah asal Indonesia Umroh ke Arab Saudi. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara pengirim jemaah umroh terbanyak di dunia.
Saking dominannya jemaah umroh asal Indonesia, pemerintah Kerajaan Arab Saudi memberikan perhatian khusus. Contohnya, menambahkan bahasa Indonesia dalam beberapa petunjuk fasilitas umum supaya lebih mudah dipahami jemaah asal Indonesia. Tidak heran kalau pedagang dan petugas pelayananan tertentu fasih berbahasa Indonesia. Apalagi, jemaah umroh asal Indonesia memang terkenal ramah pada orang asing.
Dibalik berbagai keistimewaan jemaah umroh asal Indonesia, ada beberapa sisi negatif yang saya rasa perlu dibahas dalam tulisan ini. Bukannya ingin membagikan aib negara sendiri, hanya saja, sisi negatif ini perlu dibahas agar jemaah umroh maupun jemaah haji lain sadar dan nggak melakukan hal-hal memalukan yang sama. Ini berdasar pengamatan saya umroh dan landing di Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah ya. Ini bakal jadi pekerjaan rumah besar bagi agen-agen travel supaya nggak melulu fokus pada jumlah jemaah yang diberangkatkan, tapi juga mengawasi tindak-tanduk jemaah.
Daftar Isi
#1 Jemaah umroh Indonesia suka ambil foto seenak jidat
Ada beberapa sudut di bandara di mana penumpang tidak boleh menhambil foto atau gambar. Sedihnya, larangan ini tidak dihiraukan oleh jemaah umroh Indonesia. Mereka dengan entengnya foto-foto di sudut tersebut. Lebih parahnya lagi, foto-foto dilakukan secara rombongan. Saya pernah melihat rombongan travel sekitar 50-an orang menjajal berbagai pose di titik yang dilarang itu. Parahnya lagi, pihak travel bukannya menegur, tapi malah mendukung dengan membantu rombongan untuk mengambil gambar.
Tidak sedikit juga rombongan besar yang foto di tengah jalan hingga mengganggu akses penumpang bandara lain. Sudah mengganggu jalan, rombongan seperti ini biasanya berisik. Apabila sudah seperti ini, petugas bandara biasanya langsung datang dan teriak-teriak, “Ya haji, haji, cepat cepat” Hal ini jelas membuat sorot perhatian orang-orang sekitar langsung mengarah ke jemaah Indonesia. Benar-benar bikin malu saja.
#2 Budaya antre yang buruk
Sebenarnya hal ini tidak terlalu mengagetkan, sebab di Indonesia antre bukan jadi budaya yang dijunjung tinggi. Persoalannya, mereka ini sedang berada di negeri yang dikunjungi jemaah dari berbagai belahan dunia. Bakal terjadi kekacauan kalau budaya antre dengan baik tidak diterapkan. Itulah yang dilakukan jemaah umroh Indonesia.
Saya saksikan sendiri saat mendarat di bandara, jemaah harus antre untuk pengecekan imigrasi. Paling mencolok adalah antrean jemaah umroh Indonesia. Seharusnya, pola antrian adalah baris 1-1 ke belakang. Karena masyarakat Indonesia umumnya adalah masyarakat yang suka srawung, barisan itu menjadi 1-1 ke samping, mungin supaya enak kalau mau saling bertukar informasi alias ngrumpinya.
Selain itu, jemaah umroh Indonesia juga suka menyerobot antrean meski sama-sama dari Indonesia. “Itu rombongan saya di depan, saya duluan ya” sambil mepet masuk barisan orang di depannya. Sementara, orang yang sudah antre enggan memberikan kesempatan. Momen-momen seperti ini biasanya menimbulkan keributan. Lagi lagi, petugas bandara harus turun tangan untuk menertibkan jemaah umroh Indonesia.
#3 Jalan pelan sambil ngobrol dan suka berhenti mendadak
Petugas bandara sepertinya juga sudah kenyang dengan perilaku yang satu ini. Jemaah Indonesia seringkali nampak jalan pelan sambil ngobrol dengan formasi 1-1 ke samping. Padahal formasi seharusnya 1-1 ke belakang. Itu mengapa kemacetan jalur nggak terhindarkan lagi, terutama di eskalator atau saat pemeriksaan barang-barang dengan X-tray.
Selain itu, kebiasaan jemaah yang suka berhenti mendadak juga cukup mengesalkan. Apalagi kalau para jemaah itu berhenti mendadak di depan orang yang sedang terburu-buru. Jemaah yang mandek mendadak bisa menimbulkan kemacetan panjang di lajur jalan bandara. Lagi lagi, petugas bandara harus turun tangan.
Sudah seharusnya jemaah Indonesia sebagai tamu di Arab Saudi memahami apa-apa yang dibolehkan dan dilarang dilakukan di negara King Salman itu. Apa mungkin saking ramahnya orang Indonesia, semuanya dianggap teman. Jadi main ke rumah teman udah seperti main di rumah sendiri. Jadi, kebiasaan-kebiasaan buruk yang seharusnya nggak dibawa ke negeri orang, justru dibawa.
Penulis: Dodik Suprayogi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Umroh Gratis Malah Jadi Beban Gara-gara Tuntutan Sosial yang Mengharuskan Bawa Oleh-oleh!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.