Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Kebersamaan Keluarga Pak SBY dan Ibu Mega dan Pentingnya Perdamaian Dalam Politik

Novianto Topit oleh Novianto Topit
9 Juni 2019
A A
perdamaian politik

perdamaian politik

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu cita-cita UUD 1945 adalah menciptakan perdamaian abadi. Jadi, apa ada yang salah dengan perdamaian lawan politik?

Seperti yang kita ketahui bahwa sejak berdirinya Partai Demokrat—dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden—tidak pernah sekalipun berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia. Tapi, bukan berarti mereka mesti Pemimpin mereka berseteru secara pribadi.

 

Ragam Tanggapan Netizen

Pada tanggal 5 Juni kemarin, beredar foto yang menunjukkan hangatnya kebersamaan anak-anak dan mantu Bapak SBY dengan Ibu Mega, Mbak Puan dan beberapa keluarga Ibu Mega—yang entah siapa. Dari sumber aslinya, akun Instagram Mbak Puan Maharani, saya melihat peristiwa yang diabadikan ini sontak mendapatkan pujian dari netizen.

@citraasetiawan : “Alhamdulillah ya Allah adem banget lihatnya”

@novanitalim : “Adem teduh aku lihatnya, bener aku sampai terharu. Damailah Indonesia ku.”

@rinasaribas : “Alhamdulillah, turut berbahagia melihat pemimpin negara ini rukun, karena pemimpin adalah panutan rakyatnya”

Baca Juga:

Keluarga Jokowi Tidak Berkhianat. Mereka Hanya Mencoba Menjadi Gen Z yang Mengutamakan Kesehatan Mental

Hanya Orang Sakti yang Betah Mendengarkan Pidato Megawati

Apakah semua masyarakat menanggapi baik peristiwa ini? Ya namanya juga negara yang dengan penduduk yang banyak, perbedaan pandangan itu hal yang biasa. Dari seberang, kubu kampret justru sementara berseteru dengan kubu Demokrat.

Perseteruan termanis bisa dicek di akun Twitter Andi Arief yang kaitannya dengan foto kebersamaan keluarga Bapak SBY dan keluarga Ibu Mega. Hal ini jelas terlihat di dalamnya karena ada yang meng-copas dan mempermasalahkan di Twitter.

“Buzzer 02 dan Buzzer Sukamiskin mohon pengertiannya, ini bulan dan hari baik, lakukan yg baik-baik apalagi ada yang sedang berduka. Hanya itu alasannya, bukan berarti kami takut meladeni perang ini. Meminjam bahasa GN, tidak terlalu sulit membalas sampai sakit dan merintih,” ucapan Andi Arief di Twitter.

Yang kemudian mendapatkan tanggapan dari netizen pendukung 02.

@yosrizal8486 yang menuduh keluarga SBY dengan mengatakan “Buzzer dinasti cikeas sibuk jilat dan nyari jabatan buat pangerannya…”

@RantingDesa yang mempertanyakan photo AHY, Puan, dan Mega yang terlihat bahagia dengan mengatakan : “Tapi @AgusYudhoyono, puan & Mega gada nampak raut sedih.. ? Itu acting atau beberapa..!?”

Sudahlah. Rasanya tanggapan ini hanyalah respon dari orang gengsi yang kalah dalam kompetisi politik.

 

Pentingnya Perdamaian Dalam Politik

Menurut Aristoteles politik merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan yang mulia, yaitu untuk kebaikan bersama. Kata kuncinya adalah kebaikan bersama. Kebaikan TKN, BPN, dan terkhusus seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pentingnya perdamaian setelah adanya perseteruan dalam politik.

Kalau kita lihat hari ini di kubu TKN dan BPN, begitu banyak orang yang dahulunya berseteru saat Reformasi 1998—baik dari kalangan militer dan kalangan aktivis—yang pada akhirnya bersatu dalam koalisi.

Secara objektif, saya memandang perdamaian ini terjadi karena baik yang di kubuh TKN dan BPN memiliki kepentingan bersama atau tujuan bersama. Kalau ditanya—apa tujuannya? Entahlah, tapi yang pasti hanya ada dua kemungkinan—untuk oligarki politik atau murni untuk kebaikan rakyat—atau bisa saja untuk kedua-duanya.

Sedikit bergeser ke kiri—kita pernah mendengar istilah politik yang mengatakan dalam politik tidak ada teman abadi dan tidak ada musuh yang abadi—begitulah dinamika politik. Sekarang kita lihat bagaimana perjalanan politik Ibu Mega, Pak SBY, Pak Amien dan Pak Prabowo—mereka pernah berteman secara politik, namun mereka juga pernah berseteru secara politik. Tidak jarang juga kita melihat seorang politisi yang pindah-pindah partai. Bahkan perseteruan dalam satu partaipun ada—iya, ada.

Sebagai masyarakat harusnya kita berharap perseteruan politik ini tidak berlarut-larut. Setelah Pemilu selesai, semua politisi kiranya bisa bersikap altruis—mengutamakan pengabdian dan mempedulikan sesama manusia—agar cita – cita bangsa Indonesia yang tertera di Undang-Undang Dasar q945 dapat diwujudkan.

Sangatlah tidak elok rasanya, jika kita sebagai rakyat yang budiman kemudian kita masuk terlalu dalam di sebuah perseteruan politik, dan menolak citra perdamaian yang di bentuk elite politik. Demi kesejahteraan rakyat, demi kedamaian bangsa Indonesia ini sudah seharusnya kita mendukung hal-hal positif yang dilakukan oleh elite politik.

Akhirnya hanyalah sebuah doa yang senantiasa terpanjat bahwasannya semoga bangsa Indonesia diberkahi dengan berkah perdamaian dan kesejahteraan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amiin.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: MegawatiPerdamaianPilpres 2019Politik IndonesiaSBY
Novianto Topit

Novianto Topit

ArtikelTerkait

Memahami Isi Pikiran Ibu Kita, Megawati Terminal Mojok.co

Betapa Sulitnya Memahami Pidato Ibu Megawati

11 Januari 2023
Mas AHY, Kurangi Bawa-bawa Pak SBY dalam Orasi, Anda Nggak Kalah Jago kok!

Mas AHY, Kurangi Bawa-bawa Pak SBY dalam Orasi, Anda Nggak Kalah Jago kok!

25 September 2022
menteri milenial

Prediksi Kabinet Jokowi: Akankah Ada Menteri Milenial?

3 Agustus 2019
Pesta Demokrasi Berujung Maut

Pesta Demokrasi Berujung Maut

2 Mei 2019
flamboyan

Flamboyan

3 Juni 2019
sidang MK

Di Sidang MK Para Ahli Hukum Berkumpul dan Berdebat, Saat Itulah Saya Kebingungan Memahami Bahasa Level Tingginya

26 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.