Di Indonesia hanya presiden dan pejabatnya yang kesadaran untuk menjaga lingkungan mengalami penurunan karena terus-terusan membuat kebijakan yang tidak pro lingkungan. Sebaliknya, kesadaran warga Indonesia untuk menjaga lingkungan justru mengalami peningkatan. Gaya hidup selaras dengan alam dan mengurangi penggunaan bahan sulit terurai mulai banyak dihindari. Salah satu usahanya adalah dengan membawa tumbler ke mana-mana.
Selain untuk alasan ekonomi (lebih hemat), tumbler adalah upaya sadar penduduk Indonesia mengurangi penggunaan wadah minum plastik. Saat ini, berbagai merek tumbler tersedia di pasaran dengan harga yang beragam dan desain yang menawan. Akan tetapi tidak semua tumbler tersebut berkualitas, laris manis, dan banyak disukai. Ada juga tumbler yang harganya mahal, tapi kualitasnya murahan.
Berikut kasta tumbler yang menurut saya bagus, layak dibeli, sampai tumbler yang sebaiknya dihindari.
Hydro Flask, tumbler terbaik yang layak dibeli
Hydro Flask mengukuhkan dirinya sebagai tumbler dengan penjualan nomor dua tertinggi di seluruh dunia (setelah merek Yeti). Popularitas botol minum buatan Amerika Serikat ini pun sampai ke Indonesia. Mulai dari pencinta alam, anak gym, sampai pekerja kantoran mempercayakan minuman panas dan dinginnya pada Hydro Flask.
Dibuat dengan material stainless steel 18/8 food grade (baca: baja tahan karat kualitas tinggi) membuat Hydro Flask memiliki durabilitas yang baik. Tumbler ini tidak mudah penyok dan tidak membuat rasa minuman berubah.
Hydro Flask juga memiliki fitur anti bocor dan fit to cup, sehingga lebih fleksibel dan bisa digunakan dalam segala macam aktivitas. Poin plus lainnya Hydro Flask memiliki banyak gerai di mall. Jadi kalau kita membawa botol ini ke mall, kita bisa minta air minum gratis. Lumayan hemat, kita tidak perlu membeli air minum kemasan.
Hydro Flask dibanderol mulai harga Rp600 ribuan. Kamu bisa cek informasi lebih lengkap di website resmi mereka di sini.
Stanley, kokoh dan kuat
Meskipun bentuknya agak wagu, Stanley membuktikan diri sebagai tumbler yang kokoh dan kuat. Hal tersebut terlihat saat tumbler Stanley berada di dalam mobil yang terbakar. Ketika nyaris semua besi di mobil hangus, botol minum satu ini masih utuh, tidak hancur, dan kondisinya baik-baik saja.
Terbuat dari bahan stainless steel yang sudah teruji kekuatannya, Stanley menjadi pilihan tepat untuk kamu yang ceroboh. Tumbler Stanley juga bebas kondensasi. Kalau kita menyimpan air dingin, bagian luar tumbler tidak lembab atau berkeringat sehingga membuat tumbler ini nyaman saat digenggam.
Soal ketahanan menyimpan air dingin jangan diragukan lagi, bisa tahan 24 jam. Selain itu botol Stanley juga mampu menjaga suhu tetap panas selama 8 jam non stop. Kalau beli kopi panas di pagi hari menggunakan tumber ini, dijamin kopi kamu masih hangat saat pulang kerja.
Stanley juga banyak melakukan kerja sama dengan artis terkenal. Terbaru, tumbler satu ini berkolaborasi dengan Jennie Blackpick sehingga stand Stanley Indonesia banyak diserbu pembeli.
Mirip seperti Hydro Flask, Stanley dibanderol dengan harga Rp600 ribuan ke atas. Kamu bisa cek produk lengkapnya di sini.
Chako Lab punya desain unik dan nyentrik, cocok buat kamu yang pengin tampil estetik
Memiliki desain yang unik dan nyentrik, Chako Lab adalah perusahaan tumbler dari Cina yang tidak terlihat seperti barang Cina. Seperti yang kita tahu, image barang Cina di Indonesia itu mudah rusak dan kurang awet. Namun Chako Lab berhasil mematahkan anggapan tersebut. Terbuat dari bahan stainless steel atau biasa disebut SUS 316, Chako Lab mampu menjaga minumanmu tetap dingin selama 18 jam lamanya.
Bentuk botolnya yang besar dan rata-rata memiliki leher lebar memudahkan kita memasukkan es batu. Selain mampu menahan suhu panas dan dingin, bentuk tumbler Chako Lab yang estetik dan nyentrik dengan tali khusus ini membuatnya digemari, terutama oleh kaum hawa. Chako Lab juga menjual botol minum berbahan plastik food grade (BPA free) yang harganya lebih murah, tetapi bentuknya tetap estetik.
Kopi Tuku juga bekerja sama dengan Chako Lab, lho. Kalau kamu membeli tumbler Chako Lab di Tuku, bakal ada logo Tuku di tumblernya. Tapi jangan dihilangin, ya, nanti bikin geger seluruh Indonesia.
Harga produk Chako Lab mulai dari Rp350 ribuan. Kamu bisa mengecek produk selengkapnya di website resmi mereka di sini.
Tyeso murah meriah tapi kualitasnya nggak kalah sama tumbler mahal
Kalau kamu ingin membeli tumbler yang lumayan awet dengan desain mirip Stanley, kamu bisa membeli Tyeso. Jika Stanley dibanderol Rp800 ribuan, Tyeso hanya Rp200 ribuan. Meski murah, Tyeso mampu menjaga minumanmu tetap panas selama kurang lebih 4 jam dan minuman dingin lebih lama (12 jam).
Harganya yang murah dan bentuknya yang mirip tumbler mahal Stanley membuat Tyeso banyak diburu orang. Bahkan botol Tyeso menjadi yang cukup laris di Shopee.
Kamu bisa cek koleksi lainnya dari Tyeso di website resmi mereka di sini.
Saya punya tumbler Excelso, tapi kecewa sama kualitasnya
Banyak kedai kopi kenamaan di Indonesia bekerja sama dengan merek tumbler tertentu. Misalnya Chako Lab X Kopi Tuku, Starbucks X Mirr, Starbucks x Stanley, atau Kopi Kenangan x Termos. Umumnya sih kedai kopi akan mempercayakan pilihan tumbler mereka dengan merek-merek terkenal yang kualitasnya sudah terjamin. Namun hal tersebut berbeda dengan Excelso.
Sebagai kedai kopi yang terkenal dengan harga kopinya yang lumayan mahal, tumbler Excelso dijual dengan harga tak sampai Rp300 ribu dan kualitasnya buruk. Saya punya tumbler Excelso berwarna hitam dengan motif bunga khas Excelso. Desainnya sih bagus, tapi saat saya pakai untuk menyimpan minuman hangat, tak sampai 3 jam sudah dingin.
Sementara itu, saat saya mencoba menyimpan minuman dingin, ketahanannya tak sampai 5 jam. Hadeh. Image berkelas Excelso jadi memudar karena kualitas tumber yanng murahan.
Corkcicle mahal tapi gampang penyok dan tergores
Entah bagaimana awalnya, tumbler Corkcicle menjadi sangat populer di Indonesia. Mungkin karena Corkcicle menjadi pelopor tumbler mahal di Indonesia dan sering dipakai anak-anak gaul di Jakarta ya. Makanya meski kurang berkualitas, botol satu ini tetap laku keras.
Saya bisa mengatakan tumbler Corkcicle kurang berkualitas lantaran saya memilikinya. Dengan harga yang mahal, sekitar Rp900 ribuan, tumbler Corkcicle mudah penyok dan tergores sedikit langsung ngelupas kemasan luarnya. Ya masa saya beli tumbler mahal-mahal, jatuh dari meja saja langsung penyok. Mendingan beli Lion Star saja kalau begitu.
Selain itu, bentuknya yang memiliki leher kecil, membuat saya kesulitan mencuci dan memasukkan es batu. Kurang praktis. Paling menyebalkannya lagi, dengan harga tidak jauh berbeda dari Hydro Flask, kualitas Corkcicle tak sebagus Hydro Flask saat menyimpan minuman panas dan dingin. Lantaran harga yang mahal tapi ketahanannya kurang dan teknologi yang biasa saja, menurut saya mending skip saja.
Itulah kasta tumbler yang wajib dibeli sampai dihindari. Sebagai seorang perempuan yang ke mana-mana membawa tumbler, saya ingin berbagi kalau tak selalu yang mahal itu bagus, tapi tak selamanya juga produk murah itu kalah soal kualitas dibanding yang mahal.
Penulis: Tiara uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Rekomendasi Tumbler Lokal Harga Murah Kualitas Juara, Nggak Kalah dari Tumbler Jutaan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















