Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kasihan Bantul, Saksi Bisu Tipu Daya Licik Panembahan Senopati untuk Menghabisi Ki Ageng Mangir

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
22 Februari 2024
A A
Kisah Kasihan Bantul: Legenda Skincare Jawa dan Trik Licik demi Kekuasaan

Kisah Kasihan Bantul: Legenda Skincare Jawa dan Trik Licik demi Kekuasaan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang salah kaprah tentang nama Kasihan Bantul, dikiranya artinya kasihan secara literal. Banyak yang tak tahu Sendang Kasihan, sumber nama salah satu kapanewon di Bantul ini

Tidak ada yang lebih menyebalkan selain joke yang norak dan kelewat sering dibahas. Salah satunya perihal Kapanewon (Kecamatan) Kasihan Bantul. Ada saja yang selalu melempar joke, “Kamu orang Kasihan? Wah kasihan betul.” Padahal, Kasihan bukan berarti daerah yang perlu dikasihani. Tapi berakar dari legenda skincare Jawa yang masih diburu banyak orang.

Namun banyak orang yang tidak tahu kenapa daerah ini bernama Kasihan, sehingga lahirlah joke nggatheli tadi. Padahal sejarah Kasihan erat dengan awal kekuasaan Kerajaan Mataram. Dan jadi bagian dari peristiwa sadis dan pilu dalam sejarah Jawa.

Kasihan, Bantul rasa Jogja

Kapanewon Kasihan berada di sisi paling utara Kabupaten Bantul. Posisinya seperti memangku Kota Jogja dan berbatasan dengan Kabupaten Sleman di sisi utara. Sebagian daerah Kasihan Bantul berada di dalam ring road, dan kadang dikira masih bagian dari Kota Jogja. Karena posisi inilah maka Kasihan sering disebut Bantul rasa Jogja.

Salah satu yang paling terasa adalah menjamurnya fancy coffee shop di kapanewon ini. Terutama di sisi utara dan mepet kota. Tentu didukung dengan banyaknya perguruan tinggi di daerah ini. Termasuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas PGRI Yogyakarta. Kampus-kampus ini menyumbang mahasiswa haus tongkrongan yang akhirnya memutar roda ekonomi daerah.

Selain dengan kultur kopinya, Bantul rasa Jogja ini juga punya mengalami tren pertumbuhan properti yang positif. Rerata harga tanah di kapanewon ini sudah di kisaran 3-5 jutaan per meter. Sebuah pertumbuhan positif yang berarti negatif bagi warga Jogja. Tentu makin sulit untuk mengakses perumahan layak dan dekat fasum jika mengandalkan gaji yang tak sampai semeter tanah.

Pengasihan Rara Pembayun

Lalu dari mana asal nama Kasihan? Tentu bukan dari kata kasihan, karena nama ini berasal dari sebuah situs. Dan seperti yang saya sampaikan di awal, situs ini juga punya peran tersendiri dalam berdirinya Kerajaan Mataram. Meskipun kisahnya bukan tentang keagungan, melainkan cara licik penuh darah demi kelanggengan kekuasaan.

Situs tersebut adalah Sendang Kasihan. Sendang sendiri memang erat dalam hidup orang Jawa. Baik sebagai sumber air minum, tempat mencuci, serta untuk laku spiritual. Berbagai sendang serupa tersebar di Jogja, tapi Sendang Kasihan dianggap lebih istimewa. Sebab, sendang ini boleh disebut skincare-nya orang Jawa.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Dikisahkan seorang pemimpin tanah perdikan bernama Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Blio adalah penguasa daerah yang disebut Mangiran di sisi barat Jogja. Ketika Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram, Ki Ageng Mangir tidak peduli. Bahkan cenderung meremehkan. Klaim penerus Majapahit juga diremehkan. Sebab, Ki Ageng Mangir sendiri juga keturunan Majapahit dan tanah perdikan itu dihadiahkan oleh Majapahit sendiri.

Ki Ageng Mangir tidak mengakui Kerajaan Mataram, dan memilih untuk memisahkan diri. Bahkan disebut mengganggu iring-iringan pembawa upeti yang melewati daerahnya. Panembahan Senopati pun kelabakan dengan sikap ini. Apalagi Ki Ageng Mangir terkenal digdaya dalam pertarungan. Akhirnya Ki Juru Mertani, penasehat Panembahan Senopati, membuat rencana licik dan keji.

Rencana pun berjalan

Rencananya adalah berusaha memikat Ki Ageng Mangir dengan perempuan, karena Ki Ageng Mangir masih muda dan belum beristri. Perempuan yang dipilih adalah Rara Pembayun, putri Panembahan Senopati sendiri. Dikisahkan bahwa kecantikan Rara Pembayun terkenal di seantero Jawa. Putri cantik ini harus memikat Ki Ageng Mangir, tapi merahasiakan identitasnya. Terutama kenyataan bahwa ia putri Panembahan Senopati.

Maka Rara Pembayun harus menyamar sebagai ledhek atau penari pengamen keliling. Bersama rombongan ledhek, Rara Pembayun akan melakukan perjalanan ke Mangiran. Tapi sebelum itu, Rara Pembayun harus memaksimalkan kemolekan serta kemampuan memikat hati. Dan Sendang Kasihan adalah jawabannya.

Ki Juru Mertani meminta Rara Pembayun untuk mandi di sebuah sendang. Setelah mandi, Rara Pembayun menjadi begitu jelita dan mampu memikat setiap pria. Kemampuan ini disebut sebagai pengasihan dalam kepercayaan Jawa.  Maka dimulailah perjalanan Rara Pembayun menuju Mangiran sembari mengamen. Dan benar, Ki Ageng Mangir terpikat kecantikan Rara Pembayun dan menikahinya.

Untuk mengetahui detail kisah ini, Anda bisa baca di artikel saya tentang Ki Ageng Mangir. Singkat cerita, Ki Ageng Mangir mengetahui siapa istri barunya ini. Mau tidak mau, blio berangkat ke istana Kerajaan Mataram, dan berakhir gugur dengan kepala pecah karena diinjak oleh Panembahan Senopati. Menyempurnakan ketegasan dan kesadisan seorang raja yang tega membunuh menantu demi kelanggengan kekuasaan.

Sendang Kasihan dan Kasihan Bantul

Nah, sendang yang dipakai Rara Pembayun skincare-an itu dinamai Sendang Kasihan, yang berasal dari kata pengasihan. Sendang Kasihan masih eksis sampai sekarang dan terus didatangi banyak orang. Baik untuk sekadar nenepi ataupun memang mencari sesuatu. Terutama bagi pelaku bisnis dan pekerja yang memerlukan kemampuan memikat. Maka jangan heran kalau Anda akan ketemu biduan atau LC di Sendang Kasihan.

Namun, Kasihan Bantul sendiri sudah berbeda. Bahkan nama Sendang Kasihan tidak banyak diketahui orang. Kasihan Bantul bangkit menjadi kecamatan satelit Kota Jogja, menyatukan pedesaan dan perkotaan dalam satu tempat, man menjadi kekuatan ekonomi sektor pendidikan baru di Jogja. Meninggalkan akar namanya yang erat dengan pengasihan dan kisah nestapa demi kekuasaan.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cepuri Parangkusumo, Saksi Cinta Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2024 oleh

Tags: BantulJogjakasihanki ageng mangirpanembahan senopati
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

22 Mei 2022
Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

1 Agustus 2022
Upah Minimum Jogja Memang Naik, tapi Bukan Berarti Buruh Nggak Boleh Protes, Ini Bukan Perkara Upah Semata, Bolo! UMP Jogja, gaji Jogja, frugal living ump jogja yogyakarta, bandung

Upah Minimum Jogja Memang Naik, tapi Bukan Berarti Buruh Nggak Boleh Protes, Ini Bukan Perkara Upah Semata, Bolo!

22 November 2023
3 Rekomendasi Coffee Shop di Jogja dengan Jam Buka Pagi Terminal Mojok

3 Rekomendasi Coffee Shop di Jogja dengan Jam Buka Pagi

17 Juni 2022
Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

12 Mei 2022
KKN di Kota Jogja Ternyata Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana  Mojok.co

KKN di Kota Jogja Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana 

23 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.