Karakter Manga Haikyuu! yang Nggak Sekadar Hitam-Putih ala Studio Ghibli
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Hiburan Anime

Karakter Manga Haikyuu! yang Nggak Sekadar Hitam-Putih ala Studio Ghibli

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
9 Juni 2020
0
A A
Karakter Manga Haikyuu! yang Nggak Sekadar Hitam-Putih ala Studio Ghibli
Share on FacebookShare on Twitter

Haikyuu! memang beda!

Ketika Majalah Bobo sukses membangun ruang imajinasi banyak anak melalui medium tulisan dan cerita, maka Studio Ghibli sukses membangun daya nalar imajinasi luar biasa melalui medium sinema. Studio Ghibli menyimpan sisi plural dari keliaran imajinasi dan nilai-nilai luhur ajaran setempat melalui tiap filmnya.

Tanpa perlu menyebutkan apa makna yang terkandung di dalam animasi-animasinya, masing-masing kepala pasti memiliki jawaban yang berbeda. Bagaimana saya dibuat sesenggukan kala menonton Grave of the Fireflies (1988) yang mengambil latar akhir perang dunia kedua. Lantas setelahnya, saya seperti diajak bermain di halaman belakang kala menonton animasi My Neighbor Totoro.

Kita diajak tertawa bersama Mei yang bermain dengan sosok “genderuwo” bernama Totoro. Jika kita menggunakan nalar, tak akan ditemui maksud dari Hayao Miyazaki membuat sosok astral seperti Totoro tak ubahnya menjadi sosok menggemaskan seperti beruang. Melalui ruang-ruang pertentangan seperti jahat dan baik, kabur menjadi tidak jelas. Bukannya menjadi cerita buruk dan hambar, My Neighbor Totoro (1988) adalah antitesis tepat untuk melawan Disney yang selalu meng-vis a vis-kan antara sang puteri dengan penyihir.


Tentu ada tokoh yang dianggap jahat, melalui tokoh penyihir Yubaba dalam animasi Spirited Away (2001). Namun, perlu menjadi catatan, Yubaba digambarkan hitam-putih lantaran tidak sepenuhnya dikuasai sifat tamak, tapi bercampur dengan rasa melindungi yang berlebihan terhadap keluarganya. Benar, Studio Ghibli seperti hendak menyatakan perang kepada animasi lain yang selalu menggambarkan tokohnya jika tidak putih ya pastinya hitam.

Setidaknya konsep ini tertanam sempurna dan diadaptasi dengan brilian oleh Furudate dalam manganya yang berjudul Haikyuu! Seperti apa yang saya pernah tuliskan bahwa antagonis dalam manga ini selalu digambarkan abu-abu. Konsisten dengan sifatnya, bagaimana pun pembawaan si karakter ini, namun hadir dengan semangat logis karena dalam voli, siapa pun berhak untuk menang.

Siapa yang tidak menganggap sosok Morisuke Yaku ini menyebalkan? Libero Nekoma yang bicaranya selalu blak-blakan. Namun perasaan kesal langsung dibanting kala mengetahui Yaku adalah pribadi yang sopan kepada rekan, juga dia aplikasikan untuk lawan. Tak ayal, siapa pun yang melawannya, pasti menaruh hormat. Satu sisi muncul rasa hormat, sisi lain harus mengalahkan, inilah yang terkadang sangat berat dalam kehidupan.

Setiap orang memiliki ambisi, begitu yang dialami oleh Yaku. Namun, ambisinya yang berlebihan tidak mengisyaratkan bahwa dia sedang memandang remeh orang lain. Terlihat bagaimana ketika dirinya memandang Nishinoya, libero Karasuno, katanya, “Aku mengutuk tinggi badan. Dia (Nishinoya) hanya melihat bola ke depan dengan penuh perhatian… itu menakutkan.”

Membicarakan antagonis di manga Haikyuu!, tak lengkap jika tidak memasukan nama Taketora Yamamoto. Dari mulai sifat kasar, bicara blak-blakan, dan tutur kata yang kotor, menggiring kita untuk meyakini bahwa Tora adalah antagonis yang tepat untuk dibenci. Ketika banyak manga mengindentikan rambut punk dan raut wajah menyebalkan adalah indikasi antagonis utama, Furudate seakan ingin kita menimang kembali korelasi wajah dan sifat manusia.

Hal-hal lucu sebenarnya ditunjukan oleh Tora ketimbang sisi menyebalkan dan ugal-ugalan khas preman sekolah. Hubungannya dengan sang setter, Kenma, juga sangat menggugah, apalagi perseteruan antara “fisik” dan “otak”. Yang disuka adalah sifat tanggung jawab sebagai ace nekoma, tapi tidak over-pede dan justru memiliki sifat mawas dirinya yang patut untuk dicontoh.

Kita diajak menggerutu kala Hinata sang tokoh utama dijadikan ball boy oleh pelatih Shiratorizawa Academy, Tanji Washijo, dalam sesi Kamp pemain muda berbakat Prefektur Miyagi. Hinata tidak diundang dalam kamp tersebut, padahal ia bermain apik dalam ajang Spring High Preliminary.

Ia dijuluki sebagai “demon coach” oleh anak didiknya karena selain porsi latihan yang gila, dirinya juga sangat galak dan keras kepala. Dia lebih suka tipikal pemain yang tinggi dan memiliki kekuatan alami. Persetan dengan usaha keras, latar belakang dan kepribadian. Baginya, selama sudah tiba di lapangan permainan, hal-hal tersebut melebur menjadi satu hal: kekuatan. Dan sialnya, Hinata memiliki tubuh pendek dan tingginya tidak bisa bersaing dengan pemain lain yang diundang dalam kamp tersebut.

Ia menganggap bahwa Hinata tidak ada apa-apanya tanpa adanya Kageyama. Namun, hal itu diprotes karena seorang spiker itu harus mencoba nyetel dengan tosser. Itulah yang menjadikan alasan kuat untuk membencinya. Namun, bukan Haikyuu! namanya jika berakhir dengan rasa peduli dan memperhatikan. Ternyata, Washijo memiliki maksud terselubung menjadikan Hinata sebagai seorang ball boy. Hinata bisa memiliki pandangan yang lebih luas dan menganalisis arah datangnya bola dari lawan.

Hinata mengingatkan masa kecil Washijo sebagai pemain pendek dalam bola voli. Ia menganggap bahwa Hinata pasti akan layu sebelum berkembang. Dari balik cueknya Washijo, terselip sebuah rasa sayang yang mendalam untuk Hinata. Dirinyalah yang mencarikan relasi Hinata untuk bisa latihan voli pantai di Barzil sebelum MSBY Black Jackals tertarik merekrutnya.

Dilansir dari Vice banyak pengkritik Ghibli mengatakan film-film mereka “terlalu eskapis” atau kelewat mengandalkan nostalgia. Toh memang begitulah kehidupan, sifat jahat tidak selalu terang-terangan datang dan bilang, “Aku kutuk kamu menjadi kodok” namun bisa dibangun secara halus dan meluruh seperti kata-kata, “Wah, kamu keren sekali jika…”

Haikyuu! pun serupa, Furudate sang mangaka membangun pola yang sama guna melawan pasar yang ada. Ketika banyak tokoh manga yang selalu hadir penuh dendam amarah dan bersimbah darah, Furudate menggambarkan sisi humanis sebagaimana mustinya manusia menyikapi sebuah kekalahan.

Sebuah kewajaran jika manusia kalah, menghilang dari bumi sejenak, kemudian membangun sistem pertahanan diri yang selama ini dimilikinya. Lantas hadir dengan hal baru, sesuatu yang bisa digunakan untuk setidaknya melawan dengan cara yang elegan. Oikawa pergi ke Argentina, Nishinoya ke Italia, dan Hinata mengasingkan diri di Brazil dengan bermain voli pantai. Mereka melakukan itu dengan satu tujuan, yakni kembali dan melakukan perlawanan. Perlawanan tidak hanya diselesaikan dengan memberi racun dan menghunuskan pedang. Terkadang, menjadi matang adalah bentuk perlawanan yang paling merepotkan.

BACA JUGA Ketika Tonari no Totoro Ambil Setting di Indonesia atau tulisan Gusti Aditya lainnya.


Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: GhibliHaikyuu!Totoro
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

Artikel Lainnya

spoiler aot MAPPA terpesona Mengulik Persamaan Menkes Budi Gunadi dan Reiner Braun dari Attack on Titan  terminal mojok.co

Azab Apakah yang Pas untuk Tukang Spoiler?

8 Maret 2021
hayao miyazaki ghibli mojok

Belajar Kesetaraan lewat Karya Hayao Miyazaki

1 Maret 2021
Anime Haikyuu! Itu Menyebalkan karena Memaksa Saya Bermimpi Lagi terminal mojok.co

Nama Besar Studio Nggak Menjamin Kualitas Anime

19 Desember 2020
11 Manga Olahraga Terbaik Berdasarkan Cabang Olahraganya MOJOK.CO

12 Manga Olahraga Terbaik Berdasarkan Cabang Olahraganya

30 Juli 2020
Fans Haikyuu! Banyak Dibenci Itu Memang Beralasan MOJOK.CO

Kalau Fans Haikyuu! Banyak Dibenci Itu Memang Beralasan

28 Juli 2020
Ketika Chihiro ‘Spirited Away’ Bikin Thread Horor tentang Pengalamannya

Ketika Chihiro ‘Spirited Away’ Bikin Thread Horor tentang Pengalamannya

13 Mei 2020
Pos Selanjutnya
Nggak Habis Pikir Sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan terminal mojok.co

Program TV Makan-makan yang Nggak Bikin Saya Jadi Lapar

Terpopuler Sepekan

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022

Dari MOJOK

  • KKN di Desa Penari Hingga Elon Musk yang Ditemui Jokowi
    by Ali Ma'ruf on 18 Mei 2022
  • Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan
    by Syaeful Cahyadi on 18 Mei 2022
  • Kementerian PPPA Minta UGM Bantu Buat Aturan Turunan UU TPKS
    by Yvesta Ayu on 18 Mei 2022
  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In