Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kamu Ikut Demo Karena Kritis atau Latah?

Suci Fitrah Syari oleh Suci Fitrah Syari
25 September 2019
A A
ikut demo

ikut demo

Share on FacebookShare on Twitter

Aksi demontrasi yang pertama kali saya ikuti, yakni ketika menjadi mahasiswa baru. Saya ingat sekali waktu itu, hari pertama aktif perkuliahan. Ketika para mahasiswa masuk kelas, saya ikut para senior untuk demo. Dan tahu tidak, saya sama sekali tidak tahu apa alasan dari demontrasi yang saya ikuti. Yang saya tahu, saya demo karena kita harus ‘solid’. Kata yang selalu digaungkan oleh para senior kepada para mahasiswa baru.

Maklum, waktu itu saya bersama mahasiswa baru yang lain, baru selesai mengikuti penerimaan mahasiswa jurusan yang digagas oleh para senior di himpunan selama beberapa hari. Di mana kami diajarkan akan makna dari kata ‘solid’ itu. Dan saya yakin teman-teman mahasiswa pasti tidak asing dengan kata tersebut. Yang bisa diartikan satu rasa atau meminjam slogan motor Hond* yakni one heart. Sehingga hal itulah yang membuat kami masih merasa ‘semangat-semangatnya’, ketika ada senior yang mengajak untuk ikut aksi, maka tanpa pikir panjang, kami langsung ikut. Maka tak heran, para demonstran banyak yang berkepala pelontos waktu itu.

Dan itu jadi hari bersejarah buatku, karena di hari pertama kuliah, saya bolos untuk ikut demo, bukan karena kritis tapi biar solid. Lucu yhaaa~

Tapi jujur saja, saya merasa ‘keren’ ketika bisa ikut demo kala itu. Karena itulah yang saya lihat di layar televisi. Rasanya, selain masuk kelas, aktif beroganisasi, dan menjadi delegasi kampus dalam berbagai kegiatan kepemudaan, demo menjadi agenda ‘wajib’ yang menunjukkan, bahwa kamu memang seorang mahasiswa. Dan saya yakin, pemikiran seperti ini masih banyak di terpatri di kalangan mahasiswa lainnya.

Setelah hari itu, saya tidak lagi ingat kapan saya ikut aksi. Hanya saja, saya sering melihat dan meliput aksi demo di lingkungan kampus, yang mengantarkan saya pada dua pemahaman antara pihak yang pro dan kontra.

Mereka yang kontra menganggap bahwa mahasiswa yang berdemo kebanyakan fokus untuk menuntut haknya dan tidak menjalankan kewajiban atau perannya. Hal itu mungkin didasari karena beberapa dari para pendemo (mungkin) merupakan mahasiwa lama, jarang masuk kelas, dan minim prestasi yang dapat menaikkkan citra kampus. Sehingga rasanya tak patut saja, mereka berdemo menuntut hak, namun tugas utamanya sendiri tak dituntaskan.

Sedangkan, mereka yang pro menganggap, bahwa demontrasi adalah bagian dari peran mahasiswa yang tak bisa dipisahkan. Sejarah membuktikan itu. Rezim otoriter tumbang karena pergerakan mahasiswa. Hari inipun kita bisa melihat, bagaimana pergerakan mahasiswa mampu menunda pengesahan beberapa Rancangan Undang-Undang yang banyak menuai pasal karet di legislatif.

Terlepas dari polemik antara pro dan kontra, terkait masalah demontrasi tersebut, saya selalu percaya, bahwa setiap orang punya perannya masing-masing. Termasuk mahasiswa. Ada mahasiswa yang fokus belajar saja dan ada juga mahasiswa yang sering ikut demo. Tak jadi masalah. Karena di satu sisi, kita butuh mahasiwa yang bisa membanggakan almamater dengan prestasinya, dan di sisi yang lain, kita butuh kawan-kawan yang bisa menjadi pengawas kebijakan kampus, bahkan negara lewat aksinya. Itulah mahasiswa dengan berbagai perannya.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Lantas, bagaimana dengan mahasiswa yang hanya sekedar ikut-ikutan demo, tanpa tahu alasan dari tuntutan aksi, seperti yang saya alami ketika pertama kali melakukan demonstrasi. Seiring bertambahnya usia, saya tahu bahwa demo karena latah, atau hanya sekedar ikut-ikutan itu. Untuk pemula mungkin nggak apa-apa lah ya, setidaknya ikut berempati dengan teman-teman yang ingin berjuang. Tapi nantinya seiring perkembangan waktu karena mahasiswa dikenal kritis, segala pilihan yang diambilnya harus punya alasan atau pertimbangan. Kalau hanya sekedar ikut-ikutan itu netijen nan budiman namanya, yang memang dikenal suka memviralkan berbagai hal.

Selain itu, jika kita tahu alasan dari demontrasi yang kita lakukan, maka kita tidak akan mudah ditunggangi oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari aksi tersebut, yang justru malah menciderai aksi para mahasiswa.

Jadi, mahasiswa itu ‘keren’ bukan karena ia seorang pengikut, tapi ia dikenal sebagai penggagas, penggerak perubahan, dan mampu menyampaikan argumen-argumen kritisnya, untuk menegakkan kebenaran, dan membantu yang lemah. Kalau masih ada yang merasa mahasiswa tapi tidak menjalankan citranya layaknya seorang mahasiswa, itu karena dia pasti mahasiswa baru, yang sedang belajar makna dari kata ‘solid’. (*)

BACA JUGA Aksi Mahasiswa Belum Selesai, Tergantung Sebebal Apa DPR dan Pemerintah atau tulisan Suci Fitra Syari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: Demodemonstrasigenerasi milenialkritislatahMahasiswasolid
Suci Fitrah Syari

Suci Fitrah Syari

ArtikelTerkait

Derita Mahasiswa Saat Lebaran: Menerima THR Sungkan, Menolak pun Enggan

Derita Mahasiswa Saat Lebaran: Menerima THR Sungkan, Menolak pun Enggan

21 April 2023
Tidak Ada yang Salah dengan Merantau ke Kota Kecil terminal mojok.co

Tidak Ada yang Salah dengan Merantau ke Kota Kecil

16 September 2020
Menerka Karakter Jurusan Kuliah kalau Ia Adalah Manusia Terminal Mojok.co

Menerka Karakter Jurusan Kuliah kalau Ia Adalah Manusia

17 Mei 2022
anak mama

Dilema Anak Mama yang Pergi Merantau untuk Pertama Kalinya

3 Juli 2019
8 Tips untuk Mahasiswa DKV agar Survive dalam Menjalani Perkuliahan

8 Tips untuk Mahasiswa DKV agar Survive dalam Menjalani Perkuliahan

4 Oktober 2023
KRS Itu Fana, yang Abadi Adalah Dosen yang Seenak Jidat Mengubah Jadwal

KRS Itu Fana, yang Abadi Adalah Dosen yang Seenak Jidat Mengubah Jadwal

1 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.