Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kalau Berdasarkan Mitologi Yunani, Harusnya sih Ban Achilles Nggak Laku

Nuriel Shiami Indiraphasa oleh Nuriel Shiami Indiraphasa
1 November 2020
A A
achilles merek ban mojok

achilles merek ban mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Dari sejumlah merek ban, ada satu yang nempel di hati, yaitu Achilles. Selain kerap dianggap sebagai ban yang cukup terjangkau, ada hal lain yang membuat saya sering tidur sambil kepikiran adalah namanya

Kalau nama adalah doa, kenapa dinamai Achilles coba?

Maksud saya gini. Kalau mau ditinjau dari makna di balik namanya, ada satu kisah pelik yang menurut saya justru “harusnya” sih bakal kurang menguntungkan PT Multistrada untuk ngasih nama tersebut ke salah satu produk keluarannya. Apa nggak bakal ngaruh ke kualitas bannya tuh? Secara gitu, nama adalah doa. Kek misalnya kamu dinamain “Bagas Buruk”, “Toming Cule”, atau “Putra Thanos ”, misal. Apa nggak nganu banget rasanya?

Keheranan yang melanda ini muncul karena kesadaran akan satu kisah di mitologi Yunani. Di mana ada seorang sosok yang dikenal apik, gagah, tapi ya loyo. Anu, loyo kakinya maksud saya.

Tak lain dan tak bukan adalah Achilles prajurit yang namanya semerbak pada perang Troya di mitologi Yunani. Kalau sejenak melihat balik kisah Achilles ini, saya sih jadi kepikiran terus “Ngapa loh, ada ban mereknya Achilles?”

Oleh karena silsilahnya yang lumayan ribet, saya coba ceritakan secara singkat. Achilles ini merupakan anak dari Peleus (bapak) dan Thetis (ibu). Thetis ini berambisi sekali untuk bikin Achilles abadi, kuat, tahan banting dah pokoknya. Demi memuluskan rencana, Thetis mencelupkan (literally dicelupin anjay) Achilles ke dalam sungai Styx yang dipercaya dapat merealisasikan keinginannya. Tapi, ada bagian dari tubuh Achilles yang Thetis tidak celupkan ke dalam sungai tersebut. Dan bagian inilah yang akan merugikan anaknya kelak.

Coba bayangin. Kira-kira posisi nyelupinnya gimana dah? Dan, kalau ada emak-emak, nyelupin anaknya ke sungai, kira-kira apa yang bakal dipegang? Semoga yang kalian bayangin bener.

Jadi, Thetis itu nyelupin anaknya dengan cara megang tumit yang otomatis kepala duluan yang nyemplung ke air sungai. Kata Peleus, “Mentang-mentang nimfa laut, nyemplungin anak sembarang!!!”

Baca Juga:

6 Kebiasaan Menyebalkan di Gerbang Tol yang Bikin Pengemudi Lain Repot

10 Kebiasaan Buruk yang Harus Ditinggalkan agar Motor Nggak Gampang Mogok Saat Musim Hujan

Dengan demikian, bagian tumitlah yang menjadi kelemahan Achilles, mengingat semua anggota tubuh kena air sungai kecuali tumit.

Melalui sudut pandang inilah, muncul keheranan, kenapa sih dinamai Achilles?

Masalahnya gini, kenapa harus jadi merek ban? Kalau bukan ban, mungkin saya nggak bakal seheran ini. Ban kan posisinya ibarat kaki dari kendaraan. Sama-sama ada di bawah, juga sama-sama yang gerakin badan. Hal ini memunculkan tanda tanya besar dalam hidup saya, laiknya pertanyaan siapa sebenarnya jodoh saya.

Sebab kalau ditinjau dari sisi histori, Achilles yang kelemahannya ada di tumit, justru dijadikan merek dagang sebuah ban. Padahal kan ban itu ibarat kakinya kendaraan. Melalui dua hal tersebut, makanya yang kemudian muncul di pikiran saya, ngapa namanya Achilles? Apa iya maksudnya kualitas ban buatan Multistrada itu ecek-ecek? Sekali pake langsung retak-retak, aus, atau malah meledak? Dan kalau begitu, harusnya sih nggak payu. Tapi, kan nggak~

Meski demikian, rasanya ragu deh pemilihan nama tokoh legenda tersebut buat dijadiin merek ban itu terjadi karena kekhilafan semata. Apalagi untuk sekelas PT gede begitu. Selaiknya orang tua ngasih nama anak, harusnya sih PT itu memang sudah ada di keputusan matangnya buat ngasih nama ban produksinya pake nama Achilles.

Positif thinkingnya, si ban Achilles ini ingin menunjukan kalo mereka itu tidak mengaminkan peribahasa “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Alih-alih memiliki kelemahan, nama tersebut tetap digunakan supaya pamor ban tersebut bisa diidentikan dengan tokoh Achilles yang dikenal gagah, tampan paripurna, pokoknya laka-laka kayak Tegal.

Kenapa kudu inget dan repot banget ke tumit yang jadi kelemahan, kalo hal yang bisa dibanggakan jumlahnya jauh lebih banyak? Begitu kira-kira.

Meskipun katanya terkesan keren, dan mantap, nama Achilles bagi saya tetep rada nganu sih. Wong rada nggak nyambung atau malah lebih ke bertolak belakang eh. Mungkin ada baiknya kalau nama bannya pake tokoh lokal. Ada banyak yang bagus-bagus, kok. Madun misalnya. Biar tarikannya mantep, sampe mobilnya berasa kek ditendang.

BACA JUGA Klarifikasi dari Fizi Perihal Khilaf dan Sengketa dengan Upin Ipin dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2020 oleh

Tags: achillesbanKendaraanmitologi Yunani
Nuriel Shiami Indiraphasa

Nuriel Shiami Indiraphasa

Jangan terlalu ngambis, nanti malah nangis.

ArtikelTerkait

Vespa Matic: Tampilannya Keren, tapi Payah di Jalan Nggak Rata dan Tanjakan Mojok.co

Vespa Matic: Tampilannya Keren, tapi Sungguh Payah di Jalan Nggak Rata dan Tanjakan

16 Oktober 2025
Jangan Beli Mobil kalau Belum Siap Menghadapi Hidden Cost yang Bikin Dompet Bergidik Mojok.co

Jangan Beli Mobil kalau Nggak Siap Menghadapi Hidden Cost yang Bikin Dompet Bergidik

13 Juli 2024
5 Kelakuan Pengendara Mobil yang Bikin Emosi Pengendara Motor Terminal Mojok

Gara-gara Ikut Kursus Mobil, Saya Paham Kenapa Orang Indonesia Lebih Memilih Motor

23 Juni 2023
Bagi Saya, Pesisir Utara Buleleng Bali Istimewa, Bukti Nyata Bhinneka Tunggal Ika bule

Menguak Alasan Betapa Mengerikannya Cara Bule Mengendarai Motor di Bali

19 Oktober 2023
mitologi dewi hera dalam drakor the penthouse

Cocoklogi Patung Hera Palace sebagai Simbol Dewi Hera dalam Karakter Shim Su-ryeon ‘The Penthouse’

12 April 2021
isi bahan bakar kendaraan mojok

Menggoyang Kendaraan Saat Isi Bahan Bakar Itu Berbahaya dan Nggak Berguna, Bos!

20 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.