Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kabupaten Majene: Mengaku Kota Pendidikan, tapi Minim Toko Buku dan Perpustakaan yang Memadai

Budi Prathama oleh Budi Prathama
4 September 2023
A A
Kabupaten Majene: Mengaku Kota Pendidikan, tapi Minim Toko Buku dan Perpustakaan yang Memadai

Kabupaten Majene: Mengaku Kota Pendidikan, tapi Minim Toko Buku dan Perpustakaan yang Memadai (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kabupaten Majene merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat, dan  memiliki luas wilayah 947,84 km2. Kabupaten Majene berada di pesisir barat Pulau Sulawesi yang berjarak sekitar 143 km dari ibu kota provinsi Sulawesi Barat, kota Mamuju dan sejauh 378 km berkendara dari Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Kabarnya, Kabupaten Majene kini dinobatkan sebagai Kota Pendidikan, yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak awal pembentukan provinsi Sulawesi Barat, bahkan sering disosialisasikan melalui program-program pemerintah.

Selain itu, Kabupaten Majene juga bisa ditandai dengan adanya deretan kampus-kampus yang ada di Kabupaten ini, baik negeri maupun swasta. Taruhlah misalnya, Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene. Kampus ini juga bisa dibilang cukup populer dan tidak asing ditemukan penampakannya di media sosial.

Bukan itu saja, juga ada kampus-kampus swasta yang turut menghiasi Kabupaten Majene. Sehingga ini seakan meyakinkan kalau Kabupaten ini layak mendapatkan nobat sebagai kota pendidikan.

Kabupaten Majene belum menemukan esensinya sebagai kota pendidikan

Meskipun Kabupaten Majene ini telah dinobatkan sebagai kota pendidikan di provinsi Sulawesi Barat, tetapi esensinya sebagai kota pendidikan belum layak dikatakan seperti itu.

Diakui memang kalau secara administrasi ada, dan gedung kampus di Kabupaten Majene ini juga cukup memukau. Bisa dibilang sudah mendekati sebagai kota pendidikan kalau hanya sekedar itu.

Tapi perlu direnungi juga, kalau memang ingin benar-benar mau mendapatkan gelar sebagai kota pendidikan, harusnya ketersediaan buku-buku bisa lebih mudah diakses dan didapatkan.

Maksud saya gini, sangat tidak layak Kabupaten Majene dinobatkan sebagai kota pendidikan kalau secara fakta toko-toko buku yang tersedia hanya hitungan jari saja. Belum lagi sulitnya mendapatkan buku-buku yang berkualitas, kecuali kalau mau beli di toko online, itu beda lagi ceritanya.

Yang bikin merinding juga dengan dinobatkannya Majene sebagai kota pendidikan, yakni perpustakaan yang tersedia. Di Kabupaten ini, hanya ada satu perpustakaan daerah.

Baca Juga:

Menggugat Kafe yang Hanya Menerima Pembayaran QRIS, Apa yang Kalian Lakukan Itu Diskriminatif

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Tapi, menurut saya, fasilitas dan buku yang disediakan perpustakaan ini malah membuat merinding karena berada di kota pendidikan. Perpustakaan daerah yang sering digembar-gemborkan oleh pemerintah, ternyata buku-buku yang tersedia hanya buku-buku umum seperti yang ada di sekolah pada umumnya, meskipun ada sih buku-buku yang lain yang berkualitas, tapi itu nggak seberapa.

Hal inilah yang membuat saya agak malas berkunjung ke perpustakaan ini. Sebab, tidak ada buku yang memantik saya untuk bergairah membacanya. Setelah saya tanya sama teman-teman mahasiswa, mereka juga merasakan hal yang sama. Mereka juga malas berkunjung ke perpustakaan daerah Majene karena nggak ada buku berkualitasnya.

Dari segi minat baca masyarakat dan mahasiswa, Kabupaten Majene juga bisa dibilang masih sangat rendah. Sehingga esensi Kabupaten ini sebagai kota pendidikan masih sangat jauh.

Kualitas buku yang masih jauh dari kata cukup

Pikirku, minimnya minat baca mahasiswa dan masyarakat Majene, juga sangat dipengaruhi dengan tidak tersedianya buku berkualitas dan buku yang bisa membuat bergairah ketika membacanya.

Walaupun ada juga perpustakaan Unsulbar yang kini gedungnya sudah bertingkat, ketersediaan bukunya juga masih minim. Nggak ada buku-buku yang bisa membuat mahasiswa betah mengunjungi kampus itu untuk membaca.

Justru perpustakaan Unsulbar ini seakan sudah hilang jati dirinya sebagai perpustakaan. Dulu ketika saya mengunjungi perpustakaan ini, saya nggak diizinkan masuk oleh petugas karena waktu itu saya nggak memakai sepatu. Akhirnya niat saya yang dari awal ingin membaca justru batal karena saya nggak pake sepatu. Bukan itu saja, masuk di perpustakaan ini juga wajib memakai kemeja dan nggak boleh bawa makanan dan minuman ke dalam ruangan.

Hal inilah yang membuat saya jadi mikir, kok perpustakaan yang notabenenya ingin mengundang untuk bisa membaca, justru terhalangi dengan kebijakan-kebijakan seperti itu. Kan nggak ada hubungannya cara berpakaian dan minat baca seseorang, nggak ada sama sekali.

Kondisi seperti ini bisa saja semakin menurunkan semangat mahasiswa untuk membaca. Makanya yang terjadi di perpustakaan ini, hanya sedikit saja mahasiswa yang berkunjung, kalau pun ada mahasiswa itu justru lebih banyak keliatan main Wi-fi ketimbang dengan membaca. Itu artinya, nobat sebagai kota pendidikan makin jauh pula.

Kafe lebih banyak ketimbang toko buku

Menyandang sebagai kota pendidikan, maka yang paling penting didorong adalah iklim minat baca masyarakat setempat. Iklim minat baca bisa terasah jika didorong dengan ketersediaan buku-buku berkualitas, perpustakaan yang memadai, dan adanya toko-toko buku.

Tapi, Kabupaten Majene justru tidak seperti itu. Toko-toko dan perpustakaan bisa dibilang masih hitungan jari. Padahal kabupaten tersebut dengan gagahnya mengatakan sebagai kota pendidikan. Apakah nggak malu jika selalu mengumandangkan sebagai kota pendidikan, tetapi kenyataannya minat baca masih rendah, toko buku dan perpustakaan yang minim, dan nggak ada buku yang berkualitas pula.

Justru yang ada di Kabupaten Majene, deretan kafe-kafe yang berjejeran di sepanjang jalan. Bukan saya mengatakan kalau itu salah, jangan salah paham dulu. Tetapi, kalau memang mau menyandang sebagai kota pendidikan, harusnya toko-toko buku dan perpustakaan nggak boleh kalah banyak dengan kafe-kafe.

Makanya nggak heran jika ada yang mengatakan kalau Kabupaten Majene itu lebih baik disebut sebagai kota kuliner ketimbang dengan kota pendidikan. Karena yang terjadi, kafe-kafe banyak yang berjejeran dan itu dipenuhi oleh banyak mahasiswa yang hanya sekedar main Wi-fi dan kerja tugas kuliah saja. Sementara toko dan perpustakaan yang memang minim, justru nggak tampak, padahal tinggal di kota pendidikan.

Kendati demikian, esensi pendidikan justru nggak ditemukan di Kabupaten Majene. Tentu problem yang tadi itu bisa menjawab, apakah Kabupaten Majene layak disebut sebagai kota pendidikan atau tidak?

Kabupaten Majene butuh inovasi

Maka dari itu, terkhusus pemerintah Kabupaten Majene, mestinya bisa memiliki inovasi dan kreasi untuk menyediakan buku-buku yang berkualitas. Terlebih menyediakan perpustakaan yang bisa membuat nyaman dan memantik masyarakat atau mahasiswa untuk berkunjung dengan untuk membaca. Bukan malah pasang badan dengan menodong lebih mengutamakan sopan santun dalam berbusana ketimbang keinginan membaca.

Kabupaten Majene hari ini yang menyandang sebagai kota pendidikan, masih perlu untuk dievaluasi. Selain dari problem yang disebutkan di atas, mestinya juga pemerintah setempat bisa membuat program yang mampu mendongkrak semangat mahasiswa dan masyarakat untuk menumbuhkan iklim minat membaca.

Penulis: Budi Prathama
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ironi Perpustakaan Sekolah, (Katanya) Gudang Ilmu tapi Nyaris Tak Tersentuh

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2023 oleh

Tags: Kabupaten Majenekafekota pendidikantoko buku
Budi Prathama

Budi Prathama

Mahasiswa Universitas Sulawesi Barat. Terus berusaha menulis walaupun itu terkadang menyakitkan.

ArtikelTerkait

Saya Ikut Sedih Saat Kafe Dixie Jogja Akan Tutup, Meski Saya Belum Pernah ke Sana

6 Mei 2021
Celaka, di Warmindo Tak Ada Manual Brew!: Secanggih Apa pun Lidahmu, Kopi Saset Tetaplah yang Jadi Juara

Celaka, di Warmindo Tak Ada Manual Brew!: Secanggih Apa pun Lidahmu, Kopi Saset Tetaplah yang Jadi Juara

1 November 2023
kafe kasir menu mojok

3 Pertanyaan yang Memang Wajib Dijawab Kasir saat Pelanggan Berkunjung ke Kafe

16 November 2020
Kota Malang kota pendidikan. (Unsplash.com)

Kota Malang Kalahkan Jogja Sebagai Kota Paling Ideal untuk Kuliah

11 Juli 2022
7 Rekomendasi Kafe buat Nugas dan WFH di Kulon Progo Terminal Mojok

7 Rekomendasi Kafe buat Nugas dan WFH di Kulon Progo

30 Maret 2022
Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

5 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.