Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Julid Abadi, yang Fana Itu Kebaikan dan Keburukan

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
29 Oktober 2019
A A
Julid Abadi, yang Fana Itu Kebaikan dan Keburukan MOJOK.CO
Share on FacebookShare on Twitter

Menulis kata per kata dalam tulisan ini, saya ditemani perasaan yang heran bin aneh. Keheranan yang saya tumpahkan ke dalam tulisan ini berdasarkan bagaimana situasi yang berkembang di masyarakat kita. Ya, kita. Bahwa berperilaku baik atau berperilaku buruk di zaman yang semakin maju ini ternyata seperti angin lalu. Mudah hilang dan dilupakan. Betapa kita, saya, kamu, dan dia yang saat ini sering diampu dengan modernitas, nyatanya tidak bisa untuk tidak menahan sifat hewani keparat bernama: Julid.

Julid seolah menjadi asupan seorang manusia yang lebih primer dari makan. Mungkin dalam konotasi ekstrem, tak apa tak makan, asal julid hari ini lancar. Saya merasakan, melihatnya, dan kadang melakukannya. Aktivitas ini mungkin memang asyik. Sesekali saya keceplosan untuk mengomentari aktivitas orang lain yang menurut saya tak sejalan dengan saya.

Hal semacam ini menjadi pelampiasan emosi yang bikin klimaks nan enak. Penyaluran lewat aktivitas ini seolah menjadi obat ampuh untuk setidaknya mengendurkan urat syaraf dan mengencangkan urat ngebacot tak penting. Julid memang seenak itu.

Dibalik kenikmatan menjulid tersebut, saya menyadari bahwa itu bukanlah tindakan yang produktif apalagi terpuji. Iri dengki terhadap orang lain bukanlah norma yang dianjurkan untuk dilakukan. Apalagi ketika saya melihat bagaimana banyak orang-orang yang berperilaku baik, bertutur sopan, dan punya kepribadian yang sopan, nyatanya tak bisa luput dari kekejaman sikap ini. Yang baik saja tak luput dari kejulidan, apalagi yang buruk.

Contoh umum yang lagi hot saat ini bagaimana seorang Awkarin yang sedang panas-panasnya berbuat kebaikan. Jangan dulu berpikir soal pansos, cari muka, dan buat konten. Jangan. Lihat sisi baiknya dulu soal bagaimana seorang anak manusia ingin berperilaku baik. Namun, masyarakat tetap gengsi menganggapnya baik. Padahal apa susahnya mengapresiasi perilaku baik seorang Awkarin?

Terlepas dia pansos, cari muka, atau hanya untuk konten, ya bodo amat. Saya melihat bahwa banyak manusia modern yang hidup dengan berbagai kecanggihan. Tentunya  bisa memanfaatkan fitur kecanggihan zaman untuk setidaknya belajar bagaimana menghargai kebaikan dan berusaha mengurangi kejulidan.

Ada saja yang hendak dikomentari, dijatuhkan bahkan dibuat teori yang berujung sama: menjelekkan. Banyak manusia seperti itu. Melihat orang lain melakukan hal baik, salah. Melihat orang berprestasi, iri. Melihat tampang orang jelek, dihujat. Apalagi melihat orang  bertampang jelek dan melakukan semua keburukan duniawi, matilah orang tersebut overdosis julid.

Apakah sulit untuk setidaknya turut senang melihat kebaikan? Apakah sulit turut bahagia melihat orang berprestasi Sebegitu sulitkah kita sebagai seorang manusia modern legawa untuk tidak julid akan hal-hal seperti itu?

Baca Juga:

Working Mom Mending Tinggal di Perumahan agar Terhindar dari Tetangga Nyinyir

Top Chart: Program Musik kok Isinya Gosip?

Barangkali jika budaya ini semakin ganas. Mungkin kebaikan dan keburukan menjadi sesuatu yang berdiri sejajar. Sebab, ketika berbuat baik saja masih salah, lantas hal apa lagi yang harus dilakukan? Cobalah lihat kebaikan tanpa melihat buntutnya. Karena jika kita selalu melihat buntutnya, kita tidak akan pernah bisa menerima kebaikan.

Paling tidak, dalam kasus Awkarin, terlepas dia punya niatan apa, perilaku baiknya tersebut tidak ada yang salah. Yang salah justru semua orang yang selalu mencari kesalahannya, keburukannya, dan borok-boroknya. Manusia itu bukan makhluk super yang sempurna. Terlalu banyak kekurangan di dalamnya. Jika baik dikit dijulidin, salah dikit makin dijulidin. Terus kita harus ngapain? Julid yang semakin parah di masyarakat ini membuat batasan antara kebaikan dan keburukan semakin kabur.

Jadi saya sarankan untuk sobat julid. Kamu, kita, dan mungkin saya sendiri. Iri itu tidak akan pernah bisa habis. Manusia selalu ingin lebih dalam hidupnya. Cobalah belajar bagaimana mengapresiasi, bagaimana mengucapkan kata, “Selamat!”. Jangan sampai aktivitas julid ini membesar, merajalela, dan berevolusi seiring zaman. Yang saya takutkan seperti kata ujaran Eyang Sapardi dengan modifikasi menyesuaikan isi artikel, “Julid abadi, yang fana itu kebaikan dan keburukan.”

BACA JUGA Fenomena Akun Gosip di Media Sosial atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Oktober 2019 oleh

Tags: awkarindengkiGosipirijulid
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

fabrizio romano mojok

3 Profesi yang Cocok untuk Fabrizio Romano Andai Beliau Pindah ke Indonesia

24 Juli 2021
postingan

Kalau Tidak Suka dengan Postingan Saya, Tinggal Unfollow Aja

18 Oktober 2019
Top Chart: Program Musik kok Isinya Gosip?

Top Chart: Program Musik kok Isinya Gosip?

19 Desember 2022
tas

Menanggapi Tas Seharga 20 Juta dan Kalimat: Kaya Dulu Aja, Bos!

31 Juli 2019
mulut

Mulutmu Harimaumu: Aduh Mbak, Awas Badan Binasa

24 Juni 2019
awkarin

Awkarin Berbuat Baik, Kok Banyak yang Terusik?

16 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.