Pengalaman jual pulsa sejak tahun 2010 membuat saya yakin kalau bisnis semacam ini adalah kerjaan sampingan terbaik. Saya masih ingat betul kala itu hujan gerimis sepulang sekolah, takdir membawa saya membaca tulisan di depan sebuah konter hape, “Mau jualan pulsa? Daftar di sini. Gratis!”
Daya tarik kata “gratis” memang langsung memancing mata siapa pun yang melihatnya, termasuk saya yang kala itu masih kelas 2 SMP. Saya pun berniat mendatangi konter tersebut untuk menanyakan perihal syarat-syarat jual pulsa. Jujur saja, tujuan saya adalah untuk mencari uang saku tambahan karena yang diberikan orang tua saya masih pas-pasan.
Sesampainya di sana, saya dijelaskan keuntungan jualan pulsa oleh penjaga konter. Saya pun tertarik dan segera menyediakan uang demi modal awal berjualan. Siapa sangka, usaha sampingan itu langgeng sampai sekarang, bahkan merambah berjualan paket data, token listrik, dan lainnya.
Sepuluh tahun makan asam garam berjualan pulsa, saya berani menyimpulkan bahwa ini adalah bisnis sampingan terbaik dekade ini. Berikut 5 alasan mengapa saya berani menyimpulkan demikian.
#1 Kalau nggak laku bisa dipakai sendiri
Kita hidup di zaman yang menjadikan pulsa dan kuota internet sebagai kebutuhan hampir primer. Jika kemungkinan terburuk jualan pulsa kamu tidak laku, kamu bisa menggunakan saldo pulsa untuk kebutuhan kamu sendiri. Harga dasar pulsa lebih murah daripada yang kamu beli di konter kok. Dijamin nggak rugi kalau kamu bisnis pulsa, Mylov.
#2 Mendapat keuntungan
Kalau jualan tapi tidak mencari untung, itu namanya sedekah. Tentu saja dari berjualan pulsa, saya mendapat keuntungan. Walau dalam sekali transaksi keuntungannya tidak besar, namun jika dikumpulkan dan semakin banyak yang beli, labanya sudah cukup buat mentraktir pacar kamu makan seblak.
Apalagi di masa pandemi kayak gini, semuanya serbadaring. Kebutuhan pulsa dan kuota data orang-orang meningkat sehingga membuat keuntungan jualan pulsa semakin tinggi.
#3 Jam kerja fleksibel
Bisnis sampingan seperti menjual pulsa ini nggak punya jam kerja alias fleksibel. Nggak harus kayak pegawai kantoran yang berangkat pukul 08.00 dan pulang pukul 16.00. Sekarang, orang bisa pesan pulsa dulu lewat pesan WhatsApp, bayar kemudian. Atau datang langsung di tempat kamu berada. Jadi, kamu bisa saja tetap “buka toko” selama WhatsApp kamu aktif dan kamu tidak sedang badmood melayani pembeli.
Saran saya, bersikap profesional saja. Walau sedang badmood, usahakan untuk melayani pembeli dengan ramah. Biar nanti nggak kapok beli pulsa di tempat kamu. Tidak hanya pekerjaan kantoran yang butuh sikap profesional, jualan pulsa juga.
#4 Nggak Ribet
Demi bisa jual pulsa kamu nggak perlu punya konter dulu. Segala transaksi bisa kamu lakukan hanya lewat hape. Kamu bisa jadikan tempat kamu berpijak saat ini sebagai tempat jualan. Jadi, lebih hemat dan minim biaya sewa tempat. Praktis dan efisien.
#5 Jadi Populer
Ini beneran terjadi. Berjualan pulsa membuat saya cukup dikenal tetangga dan teman-teman. Mereka datang saat membutuhkan pulsa dan paket data. Bahkan ketika mereka bertemu, mereka akan teringat bahwa saya adalah konter berjalan. Ada juga yang ketemu saya langsung teringat utang pulsanya. Popularitas penjual pulsa memang unik.
Buat saya nggak masalah terkenal dengan jalan seperti itu. Asal bukan terkenal karena hal negatif, saya mah terima-terima saja.
Perlu diingat, kunci utama dari bisnis pulsa adalah ketelatenannya untuk mencatat orang yang utang pulsa dan kalian harus berani menagihnya. Serius, ini berdasarkan pengalaman selama sepuluh tahun. Bisnis ini tergolong selalu ramai karena produknya nggak mengenal kedaluwarsa.
BACA JUGA Review Film Pendek ‘Pria’ dan Penerimaan Masyarakat Terkait Homoseksual dan tulisan Nimatul Faizah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.