Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jangan Usir Anak-Anak yang Bermain di Masjid

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
24 Mei 2019
A A
Punya Kawan Marbot Masjid Adalah Kemewahan Paling Mudah, Murah, plus Berkah terminal mojok.co

Punya Kawan Marbot Masjid Adalah Kemewahan Paling Mudah, Murah, plus Berkah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau lagi bulan puasa kayak gini itu suasananya berbeda dari bulan-bulan lain. Ada hal-hal yang hanya ada hanya pas bulan puasa kayak gini. Misalnya masjid-masjid jadi lebih ramai, penjual jajanan makin banyak, petasan yang nggak henti-hentinya berbunyi, dan tentu saja bocah-bocah yang jadi “bar-bar”.

Biasanya kalau di puasa seperti ini anak kecil hobi bermain bersama teman-temannya. Apalagi masjid akan berubah menjadi tempat favorit mereka—di waktu-waktu ibadah tentunya. Kalau tidak percaya, lihat saja suasana di masjid sekitar. Di sore hari biasanya dengan membawa sarung mereka masing-masing saling kejar-kejaran. Terlebih saat sedang salat tarawih, para anak kecil ini juga ikut-ikutan. Tapi kalau ada juga anak yang salat namun sambil bercerita—jarang ada yang serius. Yah namanya anak-anak—ada juga yang sibuk main di belakang pas waktu salat.

Namun sesungguhnya di waktu bulan Ramadan seperti inilah seharusnya menjadi kesempatan kita membuat anak-anak itu betah berada di masjid. Kalau mereka merasa nyaman berada di mesjid, mereka akan terus datang lagi dan lagi nantinya.

Sayang sekali, ada beberapa dari kita sepertinya tidak suka kalau anak-anak ini lari-larian dan bermain di masjid. Kita merasa keberadaan mereka di mesjid hanya menjadi pengganggu. Anak kecil jadinya dimarahi, diteriaki, dan bahkan disuruh untuk pulang. Seharusnya anak kecil seperti ini nggak usah diperlakukan sampai segitunya—cukup diberi tahu saja dengan baik-baik.

Kita ini terkadang suka aneh. Kita menyuruh anak-anak kita untuk ke masjid. Kita tidak mau anak-anak jadi salah gaul dengan pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya. Tapi ketika mereka lebih memilih untuk ke masjid bersama teman-temannya, kita malah membuat mereka tidak nyaman. Kita membuat mereka takut dan akhirnya tidak mau lagi main ke masjid.

Padahal Nabi Muhammad SAW saja sangat ramah terhadap anak-anak saat bermain ke masjid. Dikisahkan suatu ketika Nabi pergi ke masjid bersama dengan cucunya, Hasan dan Husein. Kala itu Nabi memimpin shalat berjamaah. Ketika sujud, Nabi sujud lebih lama dari biasanya. Salah seorang sahabat khawatir terjadi apa-apa terhadap Nabi, jadi dia mengangkat kepalanya untuk melihat Nabi. Ternyata dia melihat cucu Nabi sedang naik ke atas punggung Nabi. Ketika selesai shalat, para sahabat bertanya kenapa Nabi sujud lebih lama. Nabi menjelaskan bahwa cucunya menunggangi punggungnya dan Nabi tidak ingin mengganngu kesenangan mereka. Jadi Nabi menunggu sampai cucunya turun dari punggungnya. Di kesempatan lain ketika sahabat mencoba untuk mencegah cucu Nabi untuk menunggangi Nabi, Dia malah memberi isyarat untuk membirakannya. Dan masih banyak kisah-kisah Nabi dimana beliau begitu ramah kepada anak ketika di masjid.

Kalau Nabi saja begitu lembutnya terhadap anak-anak dan membuat masjid menjadi tempat yang ramah untuk mereka, kita malah melakukan yang sebaliknya. Kita malah membuat mereka takut—bahkan mungkin kita membuat mereka kapok untuk datang. Kita menempel tulisan dengan himbauan agar tidak ada yang membawa anak kecil ke masjid dengan  alasan akan menganggu.

Sultan Muhammad Al Fatih pernah berkata, “jika kalian tidak lagi mendengar gelak tawa anak-anak di antara shaf-shaf shalat di masjid, maka waspadalah saat itu kalian dalam bahaya”. Kalau kita terus membuat masjid menjadi tempat yang tidak nyaman untuk anak, bisa saja hal itu bisa terjadi—bisa saja suatu saat nanti kita tidak akan lagi melihat anak-anak dengan riang gembiranya datang berduyun-duyun.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

Padahal kalau mau membuat anak itu tidak mengganggu saat shalat kan tidak harus dengan dimarahi apalagi sampai dilarang untuk datang. Kita harus mengerti bahwa mereka ini masih kecil, tidak begitu paham bagaimana seharusnya bersikap. Namanya anak-anak, pasti maunya pasti main terus. Jadi kitalah yang harus paham dengan kondisi ini—yang aneh itu kalau ada bapak-bapak jenggotan lari-larian di dalam masjid.

Kita bisa menegur anak-anak dengan santun. Kita menasehati mereka dengan cara diberitahu baik-baik. Tidak harus sampai melarang anak-anak untuk datang. Yang juga kita bisa lakukan yaitu memisahkan shaf shalat anak-anak ini ke shaf paling belakang alih-alih menyuruh mereka pulang. Itu akan lebih baik. Marilah menjadikan masjid menjadi tempat yang ramah anak.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Anak-AnakBermainMasjidRamadan
Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

Bisakah Kita Menciptakan Ramadan Tanpa Petasan?

Bisakah Kita Menciptakan Ramadan Tanpa Petasan?

20 Maret 2023
Jadi Karyawan Startup di Jogja Itu Mimpi Buruk, Apalagi saat Bulan Ramadan. Gaji Nggak Seberapa, Hampir Nggak Ada Waktu untuk Sahur dan Buka Mojok.co

Karyawan Startup di Jogja Tersiksa, Apalagi Saat Bulan Ramadan. Udah Gaji Nggak Seberapa, Kesempatan untuk Sahur dan Buka Hampir Nggak Ada

4 April 2024
shinbi's house anime mojok

Teman Saya Meminta Anaknya Stop Nonton ‘Shinbi’s House’, dan Dia Menyesal

24 Juni 2021
kpai

Surat Untuk KPAI : Selamat Karena Telah Berhasil Mengubur Mimpi Anak Bangsa

9 September 2019
uztaz MOJOK

6 Tipe Ustaz yang Harus Kamu Hindari Ceramahnya

4 Juli 2020
7 Lagu Religi Tak Biasa yang Bisa Didengarkan untuk Sambut Ramadan Terminal Mojok

7 Lagu Religi Tak Biasa yang Bisa Didengarkan untuk Sambut Ramadan

31 Maret 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.