Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Jangan Salah Paham dengan Pertemanan Kami, Para Pemalu

Rode Sidauruk oleh Rode Sidauruk
20 Agustus 2019
A A
pemalu

pemalu

Share on FacebookShare on Twitter

Sepertinya bukan pertama kalinya saya dicap sebagai gadis pemalu dan pendiam ketika saya terjun di lingkungan baru. Hmm, padahal sifat genuine saya itu ‘barbar’ dan tukang rusuh—just if I feel comfort to you, I’ll show up.

Memang, tak mudah bagi saya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sama seperti antibodi yang akan menyeleksi bakteri atau virus yang bersiap masuk ke dalam tubuh kita, begitulah saya dalam pertemanan. Saya sangat suka berteman, siapa yang tidak? Hanya saja, saya sangat ingin mencari kualitas dalam sebuah pertemanan, bukan sekedar kuantitas.

Dan beginilah saya, di lingkungan baru: akan terlihat pendiam dan pemalu—bahkan dicap sombong dan introvert. Ngomong-ngomong soal kata terakhir tadi, introvert, jangan selalu salah diartikan, yah. Fyi, kepribadian introvert tidak bisa dinilai dari pendiam dan pemalunya seseorang atau tidak, tapi dari bagaimana mereka men­-charge energi dalam diri mereka hingga stabil—apakah dengan menyendiri atau bersama teman-teman, beramai-ramai. Saya sih memang termasuk orang yang introvert lebih suka menyendiri dan mengambil waktu tenang untuk mengisi daya saya sampai penuh.

Kembali lagi ke masalah awal, sifat pemalu saya memang sering disalahpahami dengan hal negatif, seperti tak bisa melakukan apapun (no skills), tak ramah, tak asik untuk diajak ngobrol, dan lain-lain. Memang tak serta-merta mereka mengatakannya di telinga saya, namun dari cara mereka memperlakukan saya menunjukkan faktanya: mereka tak akan melibatkan saya dalam banyak hal, sekedar akan meng-hai sebagai formalitas ketika berpapasan, dan melemparkan senyum sebagai bentuk “saya sudah menyapamu, yah”.

Namun, hal seperti itu masih dapat saya maklumi sebagai manusia yang berpengertian tinggi. Hal yang membuat saya sedikit terusik sebenarnya adalah ketika mereka bertanya “Kamu punya teman, gak, sih?” Pertanyaan macam ini belum pernah secara langsung ditanyakan kepada saya, saya baru saja mengetahui ada pertanyaan jenis ini yang dilemparkan kepada seorang pendiam dan pemalu seperti saya—dan teman saya mendapatkannya dari teman magangnya.

Saya sih agak heran, yah, dengan pertanyaan—atau mungkin pernyataan—yang konyol itu. Apakah kamu punya teman seakan ada seluruh orang pendiam dan pemalu—di lingkungan baru—itu adalah orang yang menyedihkan dan perlu dikasihani sealam semesta ini. Bagaimana bisa terlintas di benak mereka untuk bertanya hal seperti itu?

Sini, saya jelasin dengan sudut pandang orang pemalu lain. Saya memang sangat susah masuk ke dalam lingkaran pertemanan yang baru dan bahkan bisa memakan waktu 2 semester bagi saya untuk berani menunjukkan siapa saya hingga akhirnya mereka lulus menjadi bagian dari circle saya. See? Kalau di pertemuan pertama saja sudah bertanya punya temen atau gak kepada saya, yah bisa jawab sendiri. Pertanyaannya kan cuma punya temen atau gak, bukan punya temen-temen atau gak, kan? Berarti kalaupun saya hanya punya seorang teman, saya termasuk dalam tipe have a friend, right?

Lagipula, mana ada orang yang tak mau berteman. Siapapun akan mendamba akan hadirnya sosok teman—jika naik level, akan menjadi sahabat bahkan, ehem, pacar—untuk menemani masa ups and downs or betweens-nya. Saya sendiri akan sangat geleng-geleng jika orang tak mau membuka diri dengan yang namanya sosialisasi. Bagaimanapun juga, kita kan makhluk Homo socius yang memang tak bisa sendiri hidup di dunia yang bulatannya besar ini.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Tinggal di Perumahan Nggak Semenyenangkan Itu, Ini Dia 3 Alasannya!

Tapi, saya mohon, jangan pernah menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi bahwa si pendiam adalah orang yang paling menyedihkan karena tak punya teman. Kalian tahu? Kamilah orang yang sangat pandai dalam memilih teman berkualitas—tak sekedar berdasarkan jumlah. Selektif dan awet. Misalnya seperti saya, saya bisa bertahan pada sahabat saya sejak SMP dan dia satu-satunya yang bertahan hingga lebih dari satu dekade meskipun kami jauh dan bonusnya, saya tentu akan memperhitungkan dia sebagai orang VVIP di hari penting saya kelak.

Dan sekedar clue, ada satu hal yang membuat saya sangat selektif dalam dunia pertemanan dan ini sangat ditegaskan dalam ajaran agama saya. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik atau bad company (communion, associations) ruins (corrupts, depraves) good manners (morals, characters) dalam bahasa Inggris memiliki makna yang lebih tajam.

Saya harap, setelah ini tak ada lagi istilah pemalu = tak punya teman (teman-teman) atau supel = banyak teman. Kalian tidak tahu aja apa yang telah mereka semua lalui. Karena semua orang akan punya caranya sendiri dalam menyesuaikan karakter dari tokoh-tokoh yang akan berperan dalam panggung kehidupannya. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: CurhatIntrovertpemalupendiamPertemanan
Rode Sidauruk

Rode Sidauruk

ArtikelTerkait

ping

Balada Pengguna WhatsApp: Jika Penting dan Genting Itu Telepon, Bukan PING!

22 Juli 2019
soal finansial

Sudahkah Terbuka Soal Finansial dengan Pacar?

15 Oktober 2019
additional player

Jadi Additional Band Player Itu Nggak Ada Enaknya

22 Juli 2019
kak seto

Permasalahan Memiliki Nama Seto: Dari Candaan Si Komo, Sampai Dikira Kak Seto Mulyadi

12 September 2019
pascasarjana

Apa Iya, Pendidikan Pascasarjana Itu Pelarian Saja?

28 Agustus 2019
5 Stereotip Introver yang Laku Keras di Masyarakat MOJOK.CO

5 Stereotip Introver yang Laku Keras di Masyarakat

20 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.