Kalian yang jadi tour guide atau kepengin jadi guide suatu saat nanti, perhatikan betul rekomendasi makanan yang akan kalian beri ke bule yang jadi klien
Ada banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan ketika belajar menjadi tour guide. Saya bilang “belajar” karena sebenarnya saya hanya menemani saudara saya yang membuka semacam homestay merangkap tour guide amatiran di rumahnya sendiri.
Saya jadi benar-benar paham bahwa tiap negara punya preferensi yang berbeda-beda. Perbedaan preferensi ini juga mencakup urusan kulineran, lho. Misalnya, bule dari India suka makanan yang banyak rempah, sementara yang dari Eropa justru kadang eneg dengan masakan yang terlalu banyak rempah.
Bagi saya, memilihkan makanan Indonesia yang tepat sesuai dengan preferensi customer itu penting banget. Pertama, biar dia nyaman dan tidak mengalami gangguan pencernaan jadi travelling-nya lancar. Dan kedua, biar citra masakan Indonesia makin positif di kancah internasional.
Lucunya, saya sering banget liat komentar orang Indonesia yang merekomendasikan makanan-makanan yang terbilang “ekstrem” pada vlogger bule. Saya paham maksud mereka adalah buat seru-seruan. Tapi bisa jadi di belakang kamera, para bule itu justru menganggap makanan Indonesia terlalu aneh buat mereka.
Kalau kita pengin para turis suka dengan masakan Nusantara, kita harus mempertimbangkan persepsi turis itu juga. Secara umum sih, saya biasanya punya daftar jenis-jenis makanan yang tidak akan serta merta saya rekomendasikan buat orang asing. Jenis-jenis makanan tersebut adalah:
#1 Makanan super pedas
Saya tahu, orang Indonesia suka banget dengan makanan pedas. Buat orang kita, sambal dengan belasan cabai rawit itu menantang dan keren. Makanya franchise-franchise makanan dengan pedas level makrifat bisa terkenal banget di sini.
Tapi, sebaiknya jangan merekomendasikan makanan seperti ini ke bule. Apalagi bule dari negara yang makanannya terkenal hambar seperti Eropa, dan bule yang memang tak bisa makan pedas seperti Amerika.
Bagi beberapa orang mungkin seru ya lihat para bule kepedesan kayak di vlog-vlog itu. Tapi masalahnya, si bule bisa jadi tidak sedang mencari jumlah view. Dengan menyarankannya menyantap masakan pedas, dia malah bisa trauma dengan kuliner Indonesia. Alhasil waktu pulang kampung, ia bakal ngomong ke teman-temannya buat menghindari makanan lokal.
#2 Jeroan dan bagian hewan yang tak biasa
Tidak semua negara punya kebiasaan mengolah jeroan maupun bagian tubuh yang tidak biasa. Dari pengalaman saya, biasanya bule kulit putih cenderung kurang suka dengan kuliner berbahan jeroan seperti paru goreng, maupun kuliner dari kaki ayam seperti ceker. Apalagi yang tampilannya jeroan banget seperti sate usus.
Kalau mau orang yang kamu pandu terkesan dengan lezatnya masakan Indonesia yang isinya daging, sebaiknya kenalin dulu dia dengan makanan daging yang terbilang standar. Misalnya soto sapi non babat, soto ayam, bakso, mi ayam, sate, atau sei daging sapi.
#3 Makanan dengan aroma khas yang kuat
Makanan dengan aroma khas yang kuat adalah makanan yang mengeluarkan bau semerbak tak biasa seperti kesan amis, jahe, hingga kencur. Makanan seperti itu biasanya kurang disukai orang luar negeri.
Sebab buat mereka, bebauan seperti itu memang begitu asing. Jadi, meski dari segi rasa enak, tapi kalau baunya aneh, pasti akan sulit disukai para turis. Ibaratnya orang Indonesia dengan keju Eropa deh. Banyak sekali orang kita yang eneg dengan makanan berbau keju kuat seperti blue cheese.
#4 Makanan dengan tekstur yang tak biasa
Cukup banyak kuliner Indonesia yang menurut orang luar teksturnya aneh. Contohnya rambak. Kenalan saya yang jadi tour guide bertahun-tahun pun mengamini bahwa banyak customernya yang tidak suka dengan rambak. Begitu pula dengan seblak.
Tekstur seblak yang notabene merupakan kerupuk yang direndam kuah sering bikin para bule kaget. Apalagi bule kulit putih. Kalau bule Asia sih kadang masih oke dengan seblak. Apalagi yang sudah banyak dicampur dengan bakso, sosis, sampai ayam.
#5 Makanan kekinian dengan keju yang tidak pada tempatnya
Topping keju memang sedang jadi trend di Indonesia. Banyak sekali makanan yang tiba-tiba diberi topping keju mulai dari es campur sampai mi ayam. Kalau pas sih nggak masalah. Tapi kalau nggak pas, bisa-bisa bikin teman bulemu nggak suka.
Jangan salah, bule kulit putih sebenarnya cukup cerewet soal penggunaan keju. Sebab, keju memang makanan sehari-hari mereka. Melihat orang Indonesia nambahin keju seenaknya bisa bikin mereka heran layaknya orang Indonesia yang liat bule makan nasi padang dengan sendok-garpu.
Well, kira-kira itulah lima jenis kuliner yang tidak akan saya rekomendasikan secara serta merta ke para bule. Sebagai tour guide, memang penting untuk mengetahui preferensi kliennya. Masih banyak kuliner yang enaknya minta ampun, tapi “wajar”. Kasih aja itu, niscaya mereka bakal puas banget kok.
Penulis: Ningsih
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Gara-gara Bule Kemalaman, Sosrowijayan Wetan di Jalan Pasar Kembang Jadi Kampung Turis