Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jangan Coba-coba Nanya Alamat ke Orang Jogja Sebelum Buka Helm, Risikonya Fatal 

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
11 Juli 2020
A A
Pengalaman Mengajarkan Saya untuk Tidak Berharap Banyak Pada Ban Tubeless mojok.co/terminal

Pengalaman Mengajarkan Saya untuk Tidak Berharap Banyak Pada Ban Tubeless mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

“Kalau kamu sedang berkendara dan kebingungan mencari alamat, jangan coba-coba nanya alamat sama orang Jogja sebelum kamu turun dari motor dan buka helm, tanpa melakukan itu risikonya bisa fatal.”

Begitu kira-kira amanah Pakde Karjono. Pensiunan tukang becak Malioboro era ‘90-an ini memberikan quote-nya dua hari sebelum saya mencari kos di Yogya untuk tempat tinggal selama kuliah. Peristiwa yang terjadi pada 2011 itu entah kenapa hingga kini masih membekas di jiwa raga.

Meski Gunungkidul, tempat saya tinggal, masih satu rumpun sama Kota Yogya, Pakde paham betul otak saya belum nyandak memahami kota yang penuh misteri ini sehingga senior perbecakan Malioboro ini merasa perlu memberi imbauan ke ponakannya agar selamat sentosa.

Tanpa menanyakan alasan di balik nasihat tersebut, saya manggut-manggut dan sendika dawuh menaati protokol yang telah ditetapkan Pakde. Meski saat itu dalam hati saya tetap bertanya-tanya: Emangnya kenapa kalau nanya alamat sama orang Jogja harus turun motor dan buka helm segala? Ribet amat.

Hingga suatu ketika, saya dan teman-teman satu kelas melakukan perjalanan menuju Pantai Goa Cemara di daerah Bantul. Kami sekelas bonceng-boncengan menuju pantai untuk merayakan berakhirnya ujian semester. Seperti mahasiswa baru pada umumnya, saat di jalan motor kami bergerombol mirip kampanye lima tahunan.

Setelah sampai di pantai, ada sepasang teman saya yang ketinggalan rombongan. Beberapa teman mencoba menghubungi via telepon, tapi kuasa sinyal saat itu tidak mengizinkan. Hampir selama satu jam lebih kami menunggu kedatangannya, sebelum akhirnya mereka berdua muncul dengan wajah yang kurang stabil.

Rupanya sepasang teman saya itu kehabisan bensin. Selain itu, ternyata mereka juga kesasar ke arah yang berlawanan dari Pantai Goa Cemara. Salah satu temen saya yang orang Jogja dan pemandu kami pun secara spontan bertanya.

“Tadi nggak tanya-tanya orang-orang sekitar po? Kok sampe kesasar sejauh itu?”
“Sudah kok. Berkali-kali malah. Tapi bukannya makin deket, tapi makin jauh,” jawab teman saya lesu.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Sampai di sini tiba-tiba saya teringat petuah Pakde Karjono. Saya pun bertanya apa mereka tidak turun dari motor dan tidak buka helm saat bertanya warga sekitar. Ternyata benar, sepasang teman saya itu bertanya ke warga sekitar saat masih di atas motor, tidak lepas helm, dan mesin motornya tidak dimatikan.

Bagi orang yang sudah lama tinggal di Jogja tentu sudah paham betul dengan peristiwa ini. Tak hanya Jogja, saya juga yakin daerah-daerah lain juga menerapkan pola yang sama. Bahkan untuk persoalan-persoalan yang kelihatannya sepele sekalipun, yang namanya etika dan tata krama ternyata harus tetap dijaga. Kalau tidak, bersiaplah untuk kesasar.

Semenjak kejadian yang dialami teman saya itu, saya semakin paham fungsi etika dan sopan santun dalam berkendara, terlebih saat kita meminta tolong kepada seseorang (mencari alamat). Di mana mematikan mesin motor, membuka helm, dan bertanya kepada orang sesuai adab yang berlaku adalah kunci utama agar tidak kesasar.

Istilah orang Jawa, deso mowo coro, negoro mowo toto. Masing-masing daerah memiliki peraturan serta adat istiadat sendiri. Kalau kamu ingin tetap hidup di suatu tempat, kamu juga harus bersedia menaati segala peraturan yang ada. Kalau kamu masih ngotot tidak buka helm, tidak turun, dan mematikan mesin motor, itu boleh-boleh saja. Asal tahu risikonya: orang yang kamu tanyai akan menunjukan arah yang berlawanan dari tempat tujuan dan bersiaplah untuk kesasar.

“Barangkali mereka buru-buru, masak sih orang Jogja nggak mau memaklumi kita yang masih ingusan ini? Masak gara-gara nggak buka helm aja, sampe ada orang yang tega gitu sengaja bikin kita kesasar?”

Itulah sebabnya kamu kuliah di Jogja. Kota yang universitas terbaiknya sebenarnya bukan di UGM, UNY, atau UIN, tapi di masyarakat itu sendiri.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Nggak Usahlah Ndakik-Ndakik Bicarain Romantisasi Jogja dan tulisan Jevi Adhi Nugraha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2020 oleh

Tags: Jogjananya alamat
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

Jogja Terbuat dari Pembacokan, Jalan Rusak, dan Menghindari Masalah (Unsplash)

Jogja Terbuat dari Pembacokan, Jalan Rusak, dan Menghindari Masalah

8 Februari 2023
Wonogiri dan Gunungkidul, Saudara Kembar Beda Nasib

Wonogiri, Tempat Terbaik untuk Hidup, Tempat yang Tepat untuk Lari dari Kecemasan

16 Juli 2023
7 Rekomendasi Motor Bekas untuk Mahasiswa Baru di Jogja

7 Rekomendasi Motor Bekas untuk Mahasiswa Baru di Jogja

9 Juni 2023
Ironi Knalpot Brong: Niatnya Edgy, tapi Bikin Kuping Nggak Berfungsi jogja

Pengguna Knalpot Brong di Jogja: Sekadar Berisik atau Bentuk Protes?

7 Desember 2022
Part Time Dagadu Jogja Banyak Untungnya, Mahasiswa Jogja Wajib Coba Mojok.co

Part Time di Dagadu Jogja Banyak Untungnya, Mahasiswa Jogja Wajib Coba

17 Januari 2024
4 Aturan Tidak Tertulis supaya Nyaman Tinggal di Semarang

Semarang Jarang Masuk Daftar Kota yang Romantis, padahal Punya Banyak Modal untuk Jadi Kota (Paling) Romantis

1 Februari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.