Olahraga di Amerika Serikat, dalam tulisan ini kita bicara NBA, mengenal sebuah regulasi yang disebut playoffs. Babak playoffs dilakukan untuk menentukan siapa yang layak untuk lolos ke ronde selanjutnya. Bedanya dengan ronde sistem gugur pada umumnya, tim yang lolos ke babak playoffs harus memainkan satu seri pertandingan best of seven. Artinya, kalau ingin lolos ke ronde selanjutnya, suatu tim wajib memenangkan empat pertandingan.
Biasanya kalau sudah unggul 3-1, fans dari suatu tim seketika berubah jadi sombong. Ngomong terusss, seakan timnya udah nggak bisa kalah lagi. Fans model gini banyak ditemui 5-4 tahun belakangan. Mereka dukung siapa lagi kalau bukan superteam tim jembatan emas dari California yang identik sama warna biru, yang musim ini nggak lolos playoffs itu loh….
Nah, tapi nyatanya, keunggulan 3-1 pun masih belum bisa dikatakan aman. Karena ya tim kalian emang belum lolos! Butuh satu pertandingan lagi woy, bangun!
Buat tim dan pemainnya sendiri, mungkin ketika udah unggul 3-1 mereka bakal sedikit mengendor kali ya karena udah ngerasa rada aman. Tapi jangan salah, comeback dari defisit 3-1 udah 12 kali terjadi di NBA.
Nah, enaknya bahas yang baru-baru kejadian. Biar yang masih pada sakit hati bisa tambah sakit, dan yang lagi berusaha ngelupain tetap keingetan terus.
Los Angeles Clippers vs Houston Rockets, 2015 Western Conference Semifinals
Clippers memulai seri ini dengan menjanjikan. Mereka berhasil memenangkan tiga dari empat pertandingan pertama dan hanya kecolongan pada pertandingan kedua. Chris Paul, Blake Griffin, dan Deandre Jordan berhasil ngebawa Clippers yang waktu itu serem banget (sekarang juga kok, tapi boong), unggul 3-1 atas Houston Rockets.
Akan tetapi, di tiga pertandingan yang tersisa, James Harden tiba-tiba menggila pada offense. Tembakan tiga poinnya berperan penting dan sangat menentukan tempo pertandingan, apalagi pada Game 7. Pada defense, Dwight Howard pun dapat diandalkan, bahkan pada Game 6 ia mencatatkan 21 rebounds.
Defense dari Rockets juga berhasil membuat Clippers gagal memasukkan 14 tembakan berturut-turut pada game 7. Keduanya berhasil ngebawa Rockets kembali dari defisit 3-1.
Oklahoma City Thunder vs Golden State Warriors, 2016 Western Conference Finals
Bagi saya, seri ini sangat menyakitkan dan membekas di hati. Setiap ada bercandaan comeback 3-1 di medsos, pikiran saya langsung tertuju ke seri ini, padahal yang lagi diketawain bukan OKC Thunder. Pokoknya sesakit itu deh, lebih sakit dari ditinggal taaruf.
Pada Game 6 dari seri ini, Klay Thompson berhasil mencetak 11 tembakan tiga poin, dari situ julukan “Game 6 Klay” dia dapatkan. Itulah yang bikin perih, nggak tega karena hal itu kejadian pada tim sendiri.
Game 7 dari seri ini juga menandakan pertandingan terakhir Kevin Durant untuk OKC Thunder, setelah nantinya dia pindah ke Golden State Warriors. Kok tega ya? Baru kalah sama mereka sebelumnya, eh musim berikutnya malah bergabung sama yang ngalahin.
Ia sekaligus ninggalin Russell Westbrook sebagai dynamic duo-nya sendirian di OKC Thunder. Perihal dia layak disebut “Snake” atau nggak, biar kalian yang menentukan. Kalau saya sih fans OKC Thunder, jelas tahu dong jawabannya.
Golden State Warriors vs Cleveland Cavaliers, 2016 NBA Finals
Setelah berhasil comeback 3-1 dan mengalahkan OKC Thunder, Golden State melaju ke babak final untuk melawan Cleveland Cavaliers sebagai wakil dari Eastern Conference. Kali ini, Golden State terpaksa merasakan berada di sisi lain dari Comeback 3-1, sisi pahit lebih tepatnya. Sempat unggul 3-1 dan hanya kecolongan pada Game 3, fans Golden State harus rela melihat keunggulan timnya terkejar oleh Cleveland Cavaliers.
Pada tiga pertandingan yang tersisa, kita berkesempatan untuk melihat kegigihan Kyrie Irving, Kevin Love, dan LeBron James tentunya, dalam upaya mereka membawa pulang NBA Championship pertama untuk Cleveland. Block LeBron James pada upaya lay-up Andre Iguodala, sebuah momen yang patut untuk diingat, mampu menjadikan Cleveland Cavaliers sebagai tim pertama yang berhasil kembali dari defisit 3-1 pada NBA Finals.
Utah Jazz vs Denver Nuggets, 2020 Western Conference First Round
Nah ini yang masih hangat karena seri ini baru berakhir Rabu kemarin. Seperti sengaja mengambil inspirasi dari contoh-contoh yang sudah dituliskan di atas, Utah Jazz melakukan blunder yang sama, membiarkan lawannya mengejar keunggulan yang sudah ada. Padahal, Utah Jazz memulai seri ini dengan sangat dominan. Donovan Mitchell sebagai ujung tombak mereka berhasil mencatatkan 57 poin, yang sekaligus menjadi poin terbanyak ketiga dalam satu pertandingan playoffs.
Game 7 dari seri ini sangat layak buat ditonton, turnover Donovan Mitchell, missed lay-up dari Tony Craig, dan tembakan clutch gagal Mike Conley membuat detik-detik akhir dari Game 7 ini menegangkan banget. Ending dramatisnya bikin saya agak bete karena pertandingan ini harus dimainkan tanpa penonton. Tapi buat fans Utah Jazz, sebaiknya jangan lama-lama bersedih karena hal ini deh. Tenang aja, kalian punya Donovan Mitchell, tim kalian berada di tangan yang tepat kok.
Ramainya bercandaan “Blew a 3-1 lead” adalah hasil dari empat contoh di atas, meskipun lebih sering dipakai untuk ngeledek Golden State karena momen kekalahan mereka lebih menyakitkan. Keempatnya juga hadir untuk memperlihatkan bahwa kita sebagai fans nggak perlu untuk cepat jemawa. Pokoknya jangan sombong dulu deh. Selama bola masih berputar, apa pun bisa terjadi. Dan tim kalian, mau sehebat apa pun, tentunya masih ada kesempatan untuk kalah.
BACA JUGA Kyrie Irving Ternyata Benar, dan Kita yang Salah
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.