Jalan Solo-Purwodadi adalah satu-satunya akses Solo ke Purwodadi (dan sebaliknya). Tapi, kondisinya benar-benar bikin hati ini ngelu
Fenomena jalan rusak di Indonesia masih menjadi tanda tanya besar bagi pemerintah daerah maupun pusat. Nggak di pusat dan di provinsi, jalanan yang rusak membuat mobilitas masyarakat terganggu. Kualitas jalanan yang ada di Indonesia mayoritas dikerjakan secara asal-asalan dan tidak tahan lama.
Fenomena jalanan yang rusak di Indonesia pernah diekspos oleh pegiat media sosial dari Lampung, sampai-sampai harus dikasuskan karena gaya kritiknya yang menurut pejabat setempat sangat tidak sopan.
Saya sendiri selaku warga negara Indonesia juga merasakan hal demikian. Jalan berlubang yang tiba-tiba nongol di depan mata kerap kali membuat sepeda motor saya rusak. Akhirnya, kita harus pandai-pandai menghafal kondisi rute jalan sehari-hari agar tercegah dari malapetaka dan marabahaya.
Sebagai orang yang tinggal di Solo Raya, Saya hafal betul kondisi jalanan yang di beberapa titik terdapat lubang-lubang jalan yang sangat membahayakan. Mulai dari jalanan di Boyolali, Sragen, dan bahkan di Kota Solo pun terdapat jalanan berlubang yang lama tak diperbaiki.
Nah, pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan kondisi jalan provinsi di Jateng yang menghubungkan Kota Solo dengan Purwodadi, jalanan yang saya lalui sehari-hari, yakni Jalan Solo-Purwodadi
Daftar Isi
Kondisi jalan Solo-Purwodadi yang ramai pol
Menjadi jalan satu-satunya bagi warga Solo menuju Purwodadi dan sebaliknya, bikin jalan ini sebagai jalanan tersibuk di Keresidenan Surakarta bagian utara. Titik yang paling ramai terdapat di Kecamatan Gemolong, Kaliyoso hingga nol kilometer dari ujung Solo, yakni Kelurahan Kadipiro. Tak heran jika banyak sekali kecelakaan yang terjadi di sepanjang jalan Solo-Purwodadi, kondisinya memang begitu ramai.
Merebaknya pabrik-pabrik yang berada di kawasan Jalan Solo-Purwodadi, bikin kemacetan makin menjadi. Terlebih saat perbaikan jalan sejak tengah tahun ini, yang bikin jalur terpaksa dibuka-tutup.
Banyak dilewati kendaraan berat
Tidak ada pilihan lain bagi kendaraan berat yang bertujuan Solo ke Purwodadi dan sebaliknya selain memilih Jalan Provinsi Solo-Purwodadi. Dengan banyaknya kendaraan berat, seperti bus dan truk membuat pengendara lain harus ekstra hati-hati dan sabar. Kondisi kendaraan berat yang melewati jalan ini dari segi kelayakan banyak yang memprihatinkan. Ditambah pula emisi karbon yang dihasilkan kendaraan berat dengan ciri khas hitam pekat, tak jarang juga membuat pandangan di belakangnya agak sedikit terganggu.
Banyak juga kendaraan berat yang mengangkut barang melebihi kapasitas standar kendaraan. Selain itu, kerap kali para sopir kendaraan berat banyak yang kebut-kebutan di jalan. Alhasil, bagi pengguna motor dan mobil pun terkadang harus waswas dan mengalah ketika berpapasan dengan kendaraan berat
Bus jalan Solo-Purwodadi yang terkenal ugal-ugalan
Kita mengenal bus Sugeng Rahayu dan Mira sebagai raja jalanan Jawa Timur. Kalau di Jalan Solo-Purwodadi, rajanya adalah Gandos Abadi dan Rela. Saking terkenalnya, banyak konten kreator yang ingin merasakan adrenalin jalanan dengan menjajal dua bus tersebut. Ketika dua bus itu kebetulan bertemu di jalur yang sama, tak jarang para sopir bus tersebut terpacu adrenalinnya untuk saling salip-salipan.
Faktor yang menyebabkan bus jalan Solo-Purwodadi itu ugal-ugalan di jalanan, tak lain dan tak bukan adalah karena jam kejar tayangnya yang sangat ketat. Dari para pengguna yang diwawancarai oleh para konten kreator bus, tak sedikit yang tidak mempermasalahkan bus tersebut ugal-ugalan. Mereka berpendapat bahwa dengan gaya mengemudi seperti itulah, waktu yang dibutuhkan dalam berkendara sangatlah cepat yang mana membuat para penumpang sampai di tujuan dengan cepat.
Ya itu sih dari pandangan mereka ya. Bagi pengguna jalan yang lain, tentu akan sangat berbeda.
Minim penerangan dan rambu lalu lintas
Kondisi penerangan dan rambu lalu lintas di sepanjang Jalan Solo-Purwodadi, sebagian besar sangat memprihatinkan. Ditambah pula lubang-lubang yang tidak tampak akibat minim penerangan membuat kita harus ekstra hati-hati saat kita melalui jalan ini.
Jalanan gelap bisa kita jumpai di ruas jalan sepanjang Alas Monggot. Tampak juga beberapa rambu lalu lintas yang tidak terawat, seperti cermin cembung yang sudah penyok entah karena bekas kecelakaan ataupun ulah orang rese yang sengaja merusak rambu lalu lintas.
Suatu waktu pada malam hari, saya pernah hampir mengalami kecelakaan akibat minimnya penerangan. Kala itu posisi saya sedang menuju ke arah Purwodadi. Sesampainya di ruas sepanjang Alas Monggot yang terkenal akan keangkerannya tersebut, entah karena melamun mikirin rencana PDKT atau gangguan makhluk halus, pandangan saya yang perasanya masih lurus dikejutkan dengan tikungan tajam. Alhasil saya pun kaget dan mengerem sekencang-kencangnya agar tidak terperosok ke jurang. Untung saja kondisi jalan kala itu sangat sepi dan tidak ada kendaraan yang melintas dari lawan arus.
Semoga permasalahan-permasalahan Jalan Solo-Purwodadi yang saya curahkan lewat artikel ini dapat terselesaikan. Kita patut bersyukur di pertengahan tahun 2023, Pemerintah Provinsi didorong oleh presiden telah menganggarkan dana khusus untuk perbaikan jalan ini. Terlihat beberapa titik pembangunan yang telah dilakukan, Seperti di ruas di Kecamatan Kalijambe dan ruas Kecamatan Sumberlawang.
Yah, semoga saja, tak ada lagu kesedihan yang terlantun di jalan ini akibat kondisi jalan yang begitu memprihatinkan.
Penulis: Fajar Novianto Alfitroh
Editor: Rizky Prasetya