Jalan Pandega Marta Jogja Pembelah Labirin “Kasultanan Pogung”. Kawasan Mewah, Sayang Jalannya Memprihatinkan

Jalan Pandega Marta Jogja Pembelah Labirin “Kasultanan Pogung”. Kawasan Mewah, Sayang Jalannya Memprihatinkan Mojok.co

Jalan Pandega Marta Jogja Pembelah Labirin “Kasultanan Pogung”. Kawasan Mewah, Sayang Jalannya Memprihatinkan (unsplash.com)

Ada berapa kerajaan di Jogja? Pasti orang akan menjawab dua: Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Padahal, Jogja punya satu kerajaan lagi, yaitu “Kasultanan Pogung”. Pusat kerajaannya ada di Jalan Pandega Marta Jogja. Sebuah kawasan kaya raya dan dipenuhi manusia yang uang sakunya bisa mempermalukan UMR Jogja.

Perkara kasultanan tadi jangan dianggap serius lho. Itu hanya candaan saja mengingat daerah ini benar-benar memancarkan kesan “sultan”. Tapi, soal kawasan kaya raya, Jalan Pandega Marta itu serius ya. Ratusan kos eksklusif dan rumah mewah memenuhi padukuhan ini. Bisa dibilang, Jalan Pandega Marta jadi pusat kekayaan dari Padukuhan Pogung Lor.

Ironisnya, Pandega Marta adalah ruas jalan yang rusak parah. Berbanding terbalik dengan bangunan mewah yang berdiri di sepanjang jalan ini. Meski dilewati berbagai kendaraan mahal dan tempat bercokolnya properti mahal, Jalan Pandega Marta tetap hancur lebur.

Jalan lurus di tengah Labirin Pogung

Jalan Pandega Marta  membelah Padukuhan Pogung Lor serta labirin-labirin yang ada di dalamnya. Tepatnya, ruas ini menghubungkan antara Ringroad Utara dengan Jalan Nyi Tjondrolukito atau yang sering disebut Jalan Monjali. Jalan Pandega Marta jadi alternatif bagi mereka yang ingin menuju area Jetis atau Blunyahgede, tapi malas melewati Ringroad Utara yang panas dan padat. Jalan ini m

Coba kalian cek area Pogung Lor melalui Google Maps. Anda akan melihat jalan yang ruwet bagai cara pikir pemerintah. Namun, di antara jalan yang ruwet ini, ada satu ruas jalan hampir lurus. Seolah membelah keruwetan labirin Pogung Lor. Itulah Jalan Pandega Marta.

Bagi orang yang terlanjur tersesat di labirin Pogung, bertemu Jalan Pandega Marta adalah sebuah kelegaan. Seolah terbebas dari cobaaan hidup yang mahaberat. Bagaikan menemukan keselamatan di tengah situasi genting. Ketika bertemu jalan yang lurus ini, artinya kalian bisa keluar dari tata kota Pogung yang semrawut dan salah urus.

Lokasinya yang menghubungkan dua jalan besar membuat Jalan Pandega Marta Jogja begitu strategis. Nggak heran kalau jalan ini dikelilingi oleh properti dengan harganya selangit bagi orang dengan UMR Jogja. Saya iseng cek harga di OLX, harga tanah di Pandega Marta, hasil yang keluar adalah angka-angka bombastis. Harga per meter bisa tembus Rp7 juta sampai belasan juta rupiah.

Baca halaman selanjutnya: Jalan Pandega Marta dan kos eksklusif…

Jalan Pandega Marta dan kos eksklusif

Jalan yang strategis ini juga menjadi surganya kos-kosan. Terutama kos-kosan elite. Coba saja kalian cari di Google dengan kata kunci “kos sekitar Pandega Marta Jogja” di aplikasi Mamikos, ada sekitar 140 kos yang tercatat. Harga sewa kamarnya ada di kisaran Rp1 juta. Beberapa kost bahkan mematok harga Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan. Jadi bisa kalian bayangkan orang-orang sekaya apa yang sanggup kos di daerah ini.

Jalan Pandega Marta memang dekat dengan UGM. Terutama dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan MM FEB UGM. Kampus terakhir ini jelas berisi orang-orang dari kelas ekonomi atas yang sedang berjuang menjadi Magister Manajemen.

Itu mengapa, wajar saja apabila sepanjang jalan ini diisi dengan berbagai usaha. Tempat makan sampai coffeeshop tumpah ruah berebut ruang dengan rumah mewah dan kos eksklusif. Dari bisnis FnB ramah kantong sampai kafe dengan nuansa fancy. Vibes mewah ini disempurnakan dengan kendaraan mahal yang berseliweran.

Uniknya, Pandega Marta bukanlah jalan yang indah mempesona. Bahkan, boleh dibandingkan dengan jalan kampung yang jarang kena sumbangan caleg. Jalan yang melintasi area mahal ini memang kelewat menyedihkan dan membuat sakit pinggang.

Jalan rusak di antara rumah mewah

Meskipun ada di area super mahal Jogja, Jalan Pandega Marta bisa dibilang tidak layak pakai. Aspal yang bergelombang masih dihiasi ratusan lubang yang bisa bikin celaka. Belum lagi dengan minimnya area trotoar. Jujur saja, jalan masuk rumah saya yang berada di desa ini masih lebih mulus dan layak.

Ada banyak konspirasi perkara jalan rusak di Pandega Marta. Pertama adalah para pemilik properti yang enggan memperbaiki jalan ini. Terutama mereka yang tidak tinggal di sekitar Pogung Lor. Kedua adalah kerusakan jalan ini disengaja. Sehingga para muda-mudi penghuni area ini tidak ugal-ugalan saat membawa kendaraan.

Bagaimanapun bentuknya, jalan ini tetap memancarkan kesan mewah. Meski rusak parah dan berbahaya, Jalan Pandega Marta tetaplah kaya raya. Sebuah jalur sutra di antara labirin “Kasultanan Pogung”.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Tinggal di Asrama Mahasiswa UGM Memang Nyaman, asal Bisa Berdamai dengan Beberapa Kekurangannya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version