Jalan Pandega Marta dan kos eksklusif
Jalan yang strategis ini juga menjadi surganya kos-kosan. Terutama kos-kosan elite. Coba saja kalian cari di Google dengan kata kunci “kos sekitar Pandega Marta Jogja” di aplikasi Mamikos, ada sekitar 140 kos yang tercatat. Harga sewa kamarnya ada di kisaran Rp1 juta. Beberapa kost bahkan mematok harga Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan. Jadi bisa kalian bayangkan orang-orang sekaya apa yang sanggup kos di daerah ini.
Jalan Pandega Marta memang dekat dengan UGM. Terutama dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan MM FEB UGM. Kampus terakhir ini jelas berisi orang-orang dari kelas ekonomi atas yang sedang berjuang menjadi Magister Manajemen.
Itu mengapa, wajar saja apabila sepanjang jalan ini diisi dengan berbagai usaha. Tempat makan sampai coffeeshop tumpah ruah berebut ruang dengan rumah mewah dan kos eksklusif. Dari bisnis FnB ramah kantong sampai kafe dengan nuansa fancy. Vibes mewah ini disempurnakan dengan kendaraan mahal yang berseliweran.
Uniknya, Pandega Marta bukanlah jalan yang indah mempesona. Bahkan, boleh dibandingkan dengan jalan kampung yang jarang kena sumbangan caleg. Jalan yang melintasi area mahal ini memang kelewat menyedihkan dan membuat sakit pinggang.
Jalan rusak di antara rumah mewah
Meskipun ada di area super mahal Jogja, Jalan Pandega Marta bisa dibilang tidak layak pakai. Aspal yang bergelombang masih dihiasi ratusan lubang yang bisa bikin celaka. Belum lagi dengan minimnya area trotoar. Jujur saja, jalan masuk rumah saya yang berada di desa ini masih lebih mulus dan layak.
Ada banyak konspirasi perkara jalan rusak di Pandega Marta. Pertama adalah para pemilik properti yang enggan memperbaiki jalan ini. Terutama mereka yang tidak tinggal di sekitar Pogung Lor. Kedua adalah kerusakan jalan ini disengaja. Sehingga para muda-mudi penghuni area ini tidak ugal-ugalan saat membawa kendaraan.
Bagaimanapun bentuknya, jalan ini tetap memancarkan kesan mewah. Meski rusak parah dan berbahaya, Jalan Pandega Marta tetaplah kaya raya. Sebuah jalur sutra di antara labirin “Kasultanan Pogung”.
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Tinggal di Asrama Mahasiswa UGM Memang Nyaman, asal Bisa Berdamai dengan Beberapa Kekurangannya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.