Jogja nggak hanya dikepung sampah dan kerajaan jin, tapi juga jalan terjal berliku tajam. Ada banyak jalur jahanam di Jogja (baca: DIY) yang rawan kecelakaan. Saya sebut jahanam karena jalan atau jalur tersebut memang berkelok, sempit, curam, dan minim penerangan.
Salah satu jalur ekstrem di Jogja berada di Jalan Wonosari-Jogja, tepatnya di sepanjang kawasan Bukit Bintang, Patuk, Gunungkidul. Jalan yang setiap akhir pekan ramai dilewati para wisatawan ini banyak kelokan curam dan menukik tajam. Perpaduan antara jalan yang sempit dan minimnya penerangan, sangat mempertebal risiko kecelakaan.
Selain di kawasan Bukit Bintang, ada beberapa jalur tengkorak di Jogja yang rawan kecelakaan. Berikut jalan jahanam di Jogja yang wajib dihindari pengendara amatir, terutama wisatawan, antara lain:
Daftar Isi
#1 Jalur Cinomati, Bantul
Kasta tertinggi jalan paling jahanam di Jogja tentu saja ditempati jalur Cinomati. Tanjakan yang menghubungkan Kecamatan Pleret, Bantul dengan Patuk, Gunungkidul ini dikenal menukik tajam dan benar-benar curam. Sudah nggak terhitung berapa banyak pengendara yang menjengkelit di jalur mematikan ini.
Saat musim liburan tiba, biasanya warga berjaga-jaga di sekitar jalur ini untuk membantu mendorong motor para pengendara. Sebab, banyak kendaraan yang nggak kuat saat menanjak. Akibatnya, motor mendadak berhenti dan berpotensi besar terjungkal.
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, konon dinamakan Cinomati karena dulunya ada etnis China yang dirampok dan dibunuh tepat di jalur ekstrem ini. Namun, nggak ada yang bisa memastikan kapan terjadinya kasus tersebut. Pasalnya, warga hanya mendengar kisah itu secara turun-temurun dari para pendahulunya.
Buat para wisatawan luar daerah dari Kota Jogja yang hendak piknik ke Gunungkidul, sebaiknya menghindari jalur Cinomati. Lebih baik melewati Jalan Jogja-Wonosari yang lebih aman dan terkendali. Percayalah, tanpa teknik perseneling, gas, dan rem yang mumpuni, potensi untuk terkapar cukup tinggi.
#2 Tanjakan Bundelan, Ngawen, Gunungkidul
Jalan jahanam di Jogja selanjutnya adalah tanjakan Bundelan di Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul. Kalau hendak pergi ke Kota Gaplek, sebagian warga Klaten biasanya melalui jalur ini. Selain itu, jalan ini juga menjadi jalur alternatif para pemudik Gunungkidul yang keluar dari exit tol Solo atau Boyolali.
Saya pribadi pernah lewat jalur tengkorak ini setidaknya tiga kali. Saat melintas, sudah pasti perasaan was-was dan deg-degan yang selalu menyelimuti. Selain berlekuk garang, tanjakan di jalur ini benar-benar curam. Terlebih pada waktu malam hari, perpaduan antara tanjakan yang menukik tajam dan minimnya penerangan jalan, sungguh mempertebal risiko kecelakaan.
Ya, jalur ini hanya khusus untuk warga sekitar yang sudah paham medan. Jadi, buat pengendara yang belum terbiasa melewati tanjakan Jurangjero, saya sarankan jangan coba-coba. Apalagi berkendara setelah Maghrib, amat sangat berbahaya dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Baca halaman selanjutnya: #3 Kawasan Bukit Clongop …
#3 Kawasan Bukit Clongop, Gedangsari, Gunungkidul
Jalan yang berada di Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari, ini juga menghubungkan Gunungkidul dengan Cawas, Klaten. Sudah lama tanjakan Clongop dikenal sebagai jalur tengkorak yang banyak memakan korban. Selain curam, jalur ini memiliki tingkat kemiringan yang ekstrem sehingga sangat membahayakan pengendara.
Saat melintas kawasan bukit Clongop dari arah Cawas, banyak kendaraan yang nggak kuat menanjak. Sama seperti di Cinomati, saat musim liburan tiba, biasanya ada relawan sekitar yang membantu mendorong dan mengganjal ban kendaraan untuk mengantisipasi motor atau mobil berjalan mundur.
Mengingat ruas jalan Clongop sangat membahayakan pengendara, Pemda DIY saat ini tengah mengerjakan proyek pengganti jalur jahanam ini. Nantinya, para wisatawan yang hendak ke Gunungkidul dari arah Jawa Tengah bisa melalui jalan baru ini.
#4 Tanjakan Bibis, Girimulyo, Kulon Progo
Jalan jahanam di Jogja yang sebaiknya dihindari pengendara amatir selanjutnya adalah tanjakan Bibis di Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo. Ruas jalan ini menjadi jalur alternatif para pengendar saat menuju Purworejo via Pegunungan Manoreh. Dinamakan tanjakan Bibis karena di tepi jalan ini ada pohon bibis atau beringin yang tepat berada di dekat sungai kecil.
Selain menanjak esktrem, ruas jalur Bibis juga terjal dan berkelok panjang. Buat para pelawat yang rem kendaraannya nggak sesuai SOP dan spek motor kurang mumpuni, lebih baik sadar diri dan mencari jalan alternatif lain deh, ya. Serius, minimnya pemahaman medan, hanya memperbesar risiko kecelakaan di jalan.
#5 Jalan Paralayang, Purwosari, Gunungkidul
Jalan Paralayang di Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Gunungkidul juga menjadi salah satu jalur ekstrem di Jogja yang wajib diwaspadai pengendara amatir. Jalan ini menjadi rute alternatif wisatawan saat hendak ke obyek wisata Obelix Sea View. Akses jalannya yang sempit dan curam, sangat membahayakan para pengendara.
Mengingat jalan ini sangat sempit, sebaiknya kendaraan besar menghindari Jalan Paralayang. Selain itu, para wisatawan yang pengin liburan ke Obelix Sea View, pastikan kendaraannya dicek terlebih dahulu, ya. Kendaraan yang nggak punya standar keamanan nasional, sebaiknya nggak usah liburan ke Obelix Sea View.
Itulah beberapa jalan jahanam di Jogja yang wajib dihindari pengendara amatir. Kalau cari di Maps dan kebetulan muncul jalur tersebut, sebaiknya mencari rute alternatif. Selamat berkeliling di setiap sudut Jogja dan semoga selamat sampai tujuan.
Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Rute Trans Jogja Nggak Ramah Daerah Pelosok, Memang Perlu Evaluasi dan Pembaruan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.