Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Dipati Ukur Bandung Bener-bener Nggak Keurus. Udah mah Semrawut, Kumuh, Ada yang Jualan Amer Pula

Muhamad Fajar oleh Muhamad Fajar
29 Agustus 2024
A A
Jalan Dipati Ukur Bandung Bener-bener Nggak Keurus. Udah mah Semrawut, Kumuh, Ada yang Jualan Amer Pula

Jalan Dipati Ukur Bandung Bener-bener Nggak Keurus. Udah mah Semrawut, Kumuh, Ada yang Jualan Amer Pula (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jalan Dipati Ukur Bandung benar-benar bikin saya kaget, kok bisa ada jalan sekacau ini?

Belakangan saya sedang sering-seringnya ke Bandung untuk sebuah job tambahan, kira-kira dua minggu sekali sejak tiga bulan lalu. Biasanya saya berangkat dari Subang saat minggu pagi dan pulang saat malam harinya. Angkutan yang saya gunakan untuk ke Bandung adalah WB Trans yang turun di perempatan Dago ruas jalan Juanda. Dari sana saya biasanya naik ojek online untuk menuju ke tempat meeting.

Tapi di suatu pertemuan, saya tiba terlalu cepat, sekitar pukul sebelas siang. Sementara meeting baru akan dimulai jam satu. Karena masih lama, saya pun berinisiatif untuk berjalan kaki terlebih dahulu. Pikir saya, boleh juga nih jalan-jalan susur kota. Kebetulan saya masih belum tahu banyak soal Bandung. Dari pangkalan WB Trans, saya pun melangkah ke arah perempatan Dago. Lalu dari sana, saya berbelok ke arah kanan menyusuri jalan Dipati Ukur.

Dari sinilah cerita dimulai. Kota Bandung yang kata orang-orang indah dan memesona, nyatanya masih ada kawasan semacam Dipati Ukur ini, yang butuh bermacam-macam kata dengan konotasi negatif untuk mendefinisikannya. Pelajaran pentingnya adalah, terkadang, realita memang tak seindah ekspektasi. Jalanan Bandung yang saya pikir akan nyaman dan menyenangkan untuk dilewati pejalan kaki, ternyata tidak saya temukan di ruas Dipati Ukur ini.

Trotoar Jalan Dipati Ukur yang, duh

Hal pertama yang saya soroti dari jalan ini adalah trotoarnya: sempit, kumuh, dan semrawut. Sudah gitu, dari perempatan Dago sampai Monumen Perjuangan Rakyat, trotoarnya hanya ada di sisi kanan saja. Yang kiri nggak ada. Yang ada hanya bibir toko yang menjulur ke jalan dan banyak terisi oleh motor atau mobil yang diparkirkan seenak jidat. Kalau Anda berjalan di sisi kiri jalan ini sudah dipastikan yang anda pijak adalah aspal dan anda harus senantiasa waspada tau-tau ada kendaraan yang menyambar.

Trotoar yang ada di sisi kanan pun bukan tanpa masalah. Meski sudah direnovasi (mungkin sekitar dua atau tiga tahun lalu), trotoar di sisi kanan ini menurut saya belum bisa dikatakan nyaman untuk dilewati. Sebab selain sesekali ada gerobak PKL yang mangkal, terkadang ada juga abang-abang ojek online yang sedang istirahat dan memarkirkan motornya di trotoar. Bahkan saat itu saya sempat menjumpai entah tuna wisma atau ODGJ dan motor gerobak sampah roda tiga yang menghadang sehingga saya harus melipir dulu ke aspal agar dapat lewat.

Semrawutnya trotar di Jalan Dipati Ukur ini terlihat makin menjadi saat sudah melewati kampus ITHB. Mau yang kanan atau yang kiri, keduanya benar-benar rungseb dan tak beraturan. Gerobak PKL yang menjamur, toko-toko segala rupa dan parkiran travel yang melidah sampai ke aspal benar-benar tak memberikan kesempatan bagi saya untuk berjalan di trotoar. Pokoknya dari titik ini sampai Monumen Perjuangan, saya benar-benar full berjalan di aspal. Astaga.. semrawut banget, asli.

Pohon-pohon besar malah digunakan untuk buang sampah

Tuturan ini sejalan dengan artikel di Terminal beberapa saat lalu tentang jalanan Dago yang semrawut dan nggak ada romantis-romantisnya. Jalanan ini pun demikian. Bahkan mungkin ada banyak di ruas-ruas jalanan Bandung lainnya. 

Baca Juga:

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

Di Jalan Dipati Ukur ini, terutama yang sudah mendekati Jalan Surapati di selatan, ada banyak sekali sampah yang dibuang di bawah pohon-pohon besar dan rimbun yang akarnya sudah banyak merusak struktur fondasi trotoar itu. Saya menduga sampah-sampah berasal dari PKL yang mangkal dan menempati bangungan semi permanen di pinggir-pinggir jalan dan pejalan kaki yang lewat. 

Ada warung box di pinggir jalan yang jualan amer

Kalau pake ujar-ujar populer netizen: “Sejauh ini, ini yang paling jauh.” Demikianlah tanggapan saya atas fenomena ini. Betapa tidak. Kios-kios kecil yang banyak dihiasi mural/graffiti yang gambarnya berantakan itu, di jalanan ini banyak dipakai buat jualan amer dan minuman sejenis lainnya. Beberapa saat yang lalu artikelnya rilis juga di Terminal Mojok.

Penjual miras di Jalan Dipati Ukur ini saya temukan di ruas jalan Singa Perbangsa yang mengarah ke Taman Monumen Perjuangan. Toko-toko ini tadinya sekilas saya kira berjualan jamu sebagaimana sering terlihat di daerah-daerah lainnya, tapi kok botolnya kayak beda, kayak ada botol yang merah-merah. Dan benar saja, itu amer! Bejat!

Bagi sebagian orang mungkin ini agak berlebihan. Tapi bagi saya yang hanya seorang pendatang dan tidak mendapati hal-hal demikian di kota asal saya sangatlah mendistorsi pandangan manis saya soal Bandung. Ternyata di balik gemerlapnya Masjid Al Jabbar atau menyenangkannya Masjid Raya Kota Bandung yang halamannya terhampar rumput sintetis itu, ada sisi-sisi yang mencengangkan juga dari Bandung.

Demikianlah potret yang dapat saya tuliskan tentang Jalan Dipati Ukur ini. Sebenarnya melihat Kota Bandung hanya dari jalan ini adalah sebuah sudut pandang yang teramat sempit. Tapi kalau dipikir secara induktif, jangan-jangan nggak cuma di jalan ini aja yang semrawut begini?

Penulis: Muhamad Fajar
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Jalan di Bandung yang Berbahaya, Hati-hati Berkendara di Sini!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2024 oleh

Tags: Bandungjalan dipati ukurmirastrotoar
Muhamad Fajar

Muhamad Fajar

ArtikelTerkait

Jalan Layang MBZ, Mimpi Buruk Pengguna Jalan Tol Jakarta-Jawa Barat

Jalan Layang MBZ, Mimpi Buruk Pengguna Jalan Tol Jakarta-Jawa Barat

18 Juni 2023
Saya Setuju Usulan Dedi Mulyadi, Teras Cihampelas Lebih Baik Dirobohkan Saja

Saya Setuju Usulan Dedi Mulyadi, Teras Cihampelas Lebih Baik Dirobohkan Saja

4 Juli 2025
5 Jalan di Bandung yang Berbahaya, Hati-hati Berkendara di Sini!

5 Jalan di Bandung yang Berbahaya, Hati-hati Berkendara di Sini!

19 Oktober 2023
Cicalengka, Kecamatan Potensial di Kabupaten Bandung yang Tidak Bisa Disepelekan Mojok.co

Cicalengka, Kecamatan Potensial di Kabupaten Bandung yang Tidak Bisa Disepelekan

5 Januari 2025
Jalan Rengas Bandung Masih Jadi Mimpi Buruk bagi Pengendara Mojok.co

Bandung Kota Galian: Sudah Macet, Tertimpa Galian yang Bikin Tambah Rudet!

9 Desember 2024
suporter bola bandung dan yogyakarta pilih mana stasiun tugu mojok.co

Alasan Bandung dan Yogyakarta Memang Patut Dibandingkan

18 Juni 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.