Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Iya loh Iya Cuma Anak 90-an yang Hidupnya Asyik, yang Lain Cuma Remah-remah. Ampus Bon!

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
7 September 2021
A A
anak 90an si paling paham

anak 90an si paling paham

Share on FacebookShare on Twitter

“Cuma anak 90-an yang paham!!!”

“Hanya anak-anak kelahiran 90-an yang tahu ini, anak zaman sekarang mana paham!”

Sering nggak sih kalian menemukan meme, postingan, atau komentar dari netizen tentang anak-anak 90-an yang seakan paling paham rasanya ini-itu, paling mengetahui segala hal, paling kuat tak terkalahkan, dan paling-paling lainnya?

Glorifikasi semacam ini sangat biasa ditemui akhir-akhir ini. Dan tentu saja membuat saya risih. Puncaknya adalah ketika mulai menyasar anak-anak yang sekolah secara online. Misalnya “anak zaman sekarang nggak tahu serunya izin ke toilet, padahal pergi ke kantin”, “angkatan sekarang tidak tahu rasanya OSPEK tatap muka”, “zaman saya dulu kalau pacaran, kirim-kiriman surat, anak zaman sekarang mana paham”, atau glorifikasi yang sejenis.

Iya, anak zaman sekarang memang tidak merasakan pengalaman serupa, lantas memangnya kenapa? Apa ada yang salah? Bukankah memang wajar? Ya, kan emang udah beda zaman, jelas nggak ngerasain lah!

Bukankah setiap zaman memang memiliki pengalamannya sendiri-sendiri? Tiap anak yang hidup di zaman tertentu pasti memiliki pengalaman yang tidak dialami oleh anak yang beda zaman. Begitu pula sebaliknya.

Sebagai gambaran, pengalaman kerja paksa zaman penjajahan, ya, hanya dialami orang zaman tersebut. Pengalaman berburu hewan purba juga demikian, hanya dirasakan oleh orang-orang yang hidup di zaman purba. Ya kali disamain.

Hanya karena ia tidak mempunyai satu hal yang kau anggap bahagia, bukan berarti ia sedang tidak bahagia. Catet!

Baca Juga:

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Digicam Pocket Bangun dari Tidur Panjangnya dan Kini Jadi Buruan Gen Z

Saya rasa, anggapan kalau anak-anak yang sekolahnya online, maka kurang memiliki pengalaman atau cerita-cerita menyenangkan itu sangat berlebihan. Kenapa begitu? Ya, karena sebagai mahasiswa yang terpaksa kuliah online, saya pun tetep punya cerita-cerita menarik seputar pembelajaran kok. Yang pasti hanya generasi kami yang paham!

Misalnya, bagaimana lucunya anak-anak yang presentasi online. Ada yang tiba-tiba hilang karena sinyal. Atau ada yang kesulitan gimana caranya sharescreen saat presentasi di Zoom. Atau ketika ada kendala jaringan, sehingga hanya terdengar suara kresek-kresek saja.

Selain itu, kalian pasti nggak merasakan kuliah sambil rebahan, makan pisang goreng, bikin teh, atau bahkan kuliah memakai sarung, yang penting baju atasnya rapi.

Oiya, kalian anak 90-an juga tidak perlu khawatir kalau kami antisosial, susah mencari teman, atau susah dapet gebetan karena tidak bertemu secara langsung. Hidup itu perjalanan dari satu adaptasi, ke adaptasi yang lain. Tiap orang pasti bisa menemukan caranya sendiri untuk menemukan kesenangannya. Tentu saja dengan cara yang tidak bisa dipahami oleh orang yang hidup di zaman dulu.

Ketika kuliah secara virtual, saya merasakan kalau sekat-sekat kedekatan antara saya dengan teman-teman tidak terlalu jauh. Saya tetap bisa bercanda meski hanya lewat media WA, bahkan ketika akhirnya bertemu, ya, kami ngobrol seperti orang yang sudah kenal, nggak malu-malu atau canggung lagi.

Bagi saya, orang yang suka nyari temen, meski secara virtual pun, tetap akan mendapatkannya. Yang anti sosial mah anti sosial ajah. Itu nggak ada hubungannya sama kuliah online.

Banyak loh cerita orang-orang yang bisa sangat dekat meski belum pernah saling bertemu secara langsung. Aplikasi Tinder, Tantan, atau sejenisnya adalah bukti bahwa virtual tuh nggak menghalangi orang menjalin suatu hubungan.

Dalam pembelajaran online, banyak kok anak-anak yang cinlok, naksir sesame temen, bahkan ada yang sampai di-ghosting. Adik kelas saya contohnya, ia memang kuliah secara online, tapi ia bisa loh jadian sama teman kelasnya sendiri, meski tanpa pernah bertemu sebelumnya.

Hal-hal tersebut adalah wajar, nggak usah gampang gumunan, biasa wae.

­***

Ada satu lagi anggapan negatif tentang anak-anak yang belajar online, yakni mereka diragukan kemampuannya. Hey! Memangnya sejak kapan pembelajaran tatap muka menjadikan semua anak didiknya pinter, rajin, dan memahami semua pelajaran?

Ketika sekolah normal, bukankah sering kita lihat ada anak-anak yang tidur, malas, pergi ke kantin, dan sebagainya. Begitu pun ketika online, ini bukan masalah pembelajaran online atau tidak, karena kalau anak malas mah malas ajah.

Dan kalau kalian merasa kasihan dengan anak-anak yang sekolah online, ya jangan di-bully, dong. Harusnya malah dihibur, isikan saldo, atau carikan pacar. Ya kali kasihan malah di-bully.

Satu lagi, pernah sekolah tatap muka itu bukan sebuah pencapaian, jadi berhentilah membanggakannya! Kayak nggak ada hal lain aja untuk dibanggain, atau jangan-jangan memang nggak ada? Eh, wkwkwk.

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: anak 90angen zmenyebalkan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Seorang tenaga pendidik lulusan UIN Malang dan UIN Jogja. Saat ini tinggal di Lamongan. Mulai suka menulis sejak pandemi, dan entah kenapa lebih mudah menghapal kondisi suatu jalan ketimbang rute perjalanan.

ArtikelTerkait

Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

6 Desember 2023
Wacana Tenor KPR 35 Tahun Bahaya, Malah Bikin Waswas Gen Z dan Milenial

Wacana Tenor KPR 35 Tahun Bahaya, Malah Bikin Waswas Gen Z dan Milenial

12 Januari 2024
Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

28 November 2025
5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru Mojok.co

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru

28 Agustus 2024
Universitas Terbuka, Tempat Kuliah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

Universitas Terbuka, Tempat Kuliah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

27 November 2023
Krisis Etika di KRL Jogja Solo Relasi Stasiun Palur (Unsplash)

Krisis Etika di KRL Jogja Solo Relasi Stasiun Palur: Ketika Gen Z Tidak Paham Kursi Prioritas dan Berani “Melawan” Petugas

23 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.