Pemilihan duta lainnya yang cukup kompetitif adalah Duta Genre Bangkalan. Tahun lalu, anggaran kegiatan ini tidak menelan biaya yang sedikit. Juara 1 dan 2 nya saja mendapatkan laptop. Anggaran segitu banyak dampaknya apa? Bertahun-tahun dilaksanakan saja, pernikahan dini di Bangkalan malah meningkat, pada 2021 sebanyak 1.366 orang menjadi 1.650 orang pada 2022. The real nggak ada dampak positifnya. Malah menciptakan gap antara seorang duta dengan masyarakat yang kebanyakan dari desa.
Biaya rapat pejabatnya selangit
Ini enaknya jadi pejabat pemerintah di Bangkalan. Di tengah kondisi kabupaten yang miskin, pejabat pemerintah tetap bisa makan enak. Cukup agendakan meeting, makan siang sudah dijamin, misalnya menjadi pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes). Selama 2024, anggaran konsumsi rapat Dinkes saja menelan Rp403 miliar untuk 133 rapat. Bahkan, sekali rapat ada yang puluhan juta. Ingat, itu konsumsi saja ya, pengisi perut.
Tapi itu belum seberapa jika dibandingkan dengan Dinas KB-PPPA. Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang saya himpun, Dinas KB-PPPA menganggarkan 260 juta untuk salah satu konsumsi rapatnya. Penasaran nggak sih apa konsumsinya?
Pokoknya jika diperhatikan, antar dinas di Bangkalan Madura lebih suka adu-aduan anggaran konsumsi rapat daripada peran dan fungsi mereka. Memang ya, kalau sudah masalah perut harus jadi yang paling utama.
Ya, cukup sekian beberapa contoh kinerja pejabat kabupaten saya yang lebih suka buang-buang anggaran. Saya harap kedepannya, dampak yang dihasilkan oleh kinerja pejabat pemerintah bisa sesuai dengan jumlah anggaran yang mereka buang. Sebab, kabupaten tercinta kita ini bukan kebanyakan uang, pak/bu!
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pengalaman Pertama Berkunjung ke Bangkalan Madura: Beneran Mengecewakan dan Bikin Saya Kapok