Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ini yang Dipelajari kalau Kamu Kuliah Jurusan Jamu

Nursyifa Afati Muftizasari oleh Nursyifa Afati Muftizasari
8 September 2020
A A
jurusan jamu poltekkes kemenkes surakarta mojok.co

jurusan jamu poltekkes kemenkes surakarta mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Nama jamu sudah sangat familier di telinga masyarakat Indonesia. Tanaman obat seperti jahe dan kunyit sudah jadi teman bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Bicara soal dunia jamu selalu sukses membuat Laila bersemangat. Pasalnya, sejak 2017 ia telah menjadikan jamu sebagai subjek utama yang dia pelajari di kampus.

Laila Nurul Baety merupakan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Surakarta angkatan 2017. Jurusan yang dia ambil merupakan jurusan yang kurang dikenal masyarakat: Jurusan Jamu.

Tahun 2017, ketika dia masih baru-barunya menjadi mahasiswa, pertanyaan terkait kampus dan jurusan sangat sering dia terima. Ketika dia menjawab bahwa dia berkuliah di Poltekkes, mayoritas langsung berpikir ke arah jurusan yang umum diketahui seperti Jurusan Keperawatan. Ketika dia menjawab lebih lanjut bahwa dia mahasiswa Jurusan Jamu, lawan bicara biasanya terdiam sebentar dan bertanya, “Oh, ada jurusan yang seperti itu di Poltekkes?”

Semakin sering ditanya, Laila semakin terbiasa menjawabnya. “Memang jurusan itu masih sangat awam dan terdengar aneh. Bahkan beberapa kali, ketika saya jawab Jurusan Jamu, dia malah mengira saya bercanda,” ungkapnya.

Laila bukanlah anak yang terlahir di keluarga yang berkecimpung di dunia kesehatan atau dunia herbal, namun dia mengakui bahwa sejak pertama mendengar jurusan tersebut, dia langsung tertarik.

Jamu, Laila menjelaskan, adalah sebutan untuk obat tradisional khas Indonesia atau yang sering juga disebut obat herbal. Jamu terdiri dari berbagai jenis, seperti jamu seduh, godok, serbuk, dan sirup. Selain jenis yang dikonsumsi seperti tadi, ada pula yang pemakaiannya dari luar, misalnya boreh dan masker herbal.

Selama tiga tahun kuliah, Laila yang menyelesaikan sidang skripsinya Maret lalu, telah mempelajari banyak hal tentang dunia jamu. Mulai dari pengenalan jamu, tanaman-tanaman herbal, berbagai macam penyakit dan cara penanganannya melalui pengobatan herbal, hingga pembuatan jamu.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Ia dan rekan sejurusannya juga melakukan praktik lapangan di tiga tempat. Pertama, di tempat produksi jamu. Di sana, dia dikenalkan tentang proses pembuatan jamu, terutama jamu instan yang umum seperti jahe instan.

Kedua, praktik di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Bisa menjalani praktik lapangan di sini membuatnya belajar banyak tentang penelitian jamu. Di sana, dia belajar berbagai hal yang spesifik terkait tanaman obat, misalnya cara mengambil intisari tumbuhan serta mempelajari tentang kadar air dan kadar abu tanaman obat.

“Untuk praktik, fokusnya di tumbuhan. Tapi sebenarnya, jamu bisa juga berasal dari hewan dan mineral,” jelas Laila.

Tempat praktik selanjutnya adalah praktik pelayanan di klinik. Di sanalah dia mulai belajar berkomunikasi langsung dengan pasien.

Laila menyadari masih banyak masyarakat salah kaprah terhadap jamu. “Jamu itu bukan untuk menyembuhkan penyakit seperti yang dipersepsikan sebagian masyarakat, melainkan untuk mengurangi gejala penyakit. Penggunaan jamu bisa dikatakan sebagai tindakan preventifnya.”

Jika bicara soal jamu best seller di Indonesia, Laila mengatakan bahwa sampai sekarang merek yang paling familier di masyarakat adalah Sidomuncul dengan Tolak Angin-nya.

Hal yang baginya menarik, di sana dia juga belajar tentang ilmu kecantikan. Selain belajar tentang “jamu” yang biasa kita kenal, dia juga belajar tentang produk kecantikan. “Jamu itu tidak hanya tentang minuman. Produk kecantikan herbal pun masuk dalam kategori jamu,” tegas Laila.

Laila pernah melakukan praktik pembuatan sabun, body lotion, minyak penumbuh rambut, dan scrub bibir. Selain itu, dia juga berlatih cara memijat serta cara mencuci rambut sebagaimana teknik-teknik yang biasa dilakukan di salon kecantikan.

Hal tentang kecantikan dipelajari oleh mahasiswa jurusan jamu supaya mereka juga bisa bekerja di tempat-tempat berbau skincare, misalnya salon dan tempat produksi produk kecantikan.

“Setelah dibilang tukang jamu, bisa juga dibilang tukang salon,” canda Laila seusai bercerita perihal skincare.

Sembari menunggu wisuda, Laila mulai mencari peluang kerja. “Biasanya, lulusan jamu mencari peluang kerja di pabrik jamu atau buka usaha sendiri. Bisa juga fokus di bidang penelitian terkait pengobatan herbal,” tutupnya.

Foto oleh Wisnu Bangun Saputro via Wikimedia Commons

BACA JUGA Ramuan Jamu Tradisional, Rahasia Kebugaran Jokowi dan tulisan Nursyifa Afati Muftizasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 September 2020 oleh

Tags: jamujurusan jamuKuliah
Nursyifa Afati Muftizasari

Nursyifa Afati Muftizasari

Lahir di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Ikuti saya di instagram @afa_mufti.

ArtikelTerkait

bob sadino quotes ipk tinggi tidak menjamin kesuksesan mojok

Pledoi Mahasiswa Pengejar IPK Tinggi yang Nggak Mau Tunduk sama Quotes Bob Sadino

22 September 2020
misuh kepada dosen di kampus

Andai Misuh Kepada Dosen di Bulan Puasa Tidaklah Dosa

25 Mei 2019
tidur siang

Dulu Ibu Menyuruh Kami Tidur Siang Sepulang Sekolah, Tapi Saat Libur Kuliah Kami Disuruh Main-Main

16 Juni 2019
4 Perbedaan Kuliah Jenjang D4 dan S1 yang Perlu Dipahami biar Nggak Salah Pilih

4 Perbedaan Kuliah Jenjang D4 dan S1 yang Perlu Dipahami biar Nggak Salah Pilih

16 Agustus 2025
Universitas Terbuka Bukan Hanya Kampusnya para Orang Tua

Universitas Terbuka Bukan Hanya Kampusnya para Orang Tua

6 Juni 2023
Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah: Ekonomi Sulit, Gaya Selangit Mojok.co

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah: Ekonomi Sulit, Gaya Selangit

9 April 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.