Beberapa waktu lalu, saya dan adik iseng-iseng menjajal bekerja sebagai freelancer di berbagai grup Facebook. Sebenarnya saya cuma iseng menemani adik saya yang libur semester. Tapi keisengan tersebut berbuah berbagai pengalaman menarik.
Saya jadi merasakan banget yang namanya bonus demografi. Buat pejabat, ngomongin bonus demografi itu emang seru. Tapi bagi rakyat jelata, bonus demografi artinya tenaga kerja membludak. Akibatnya, persaingan sesama anak bangsa makin tidak masuk akal.
Banyak sekali orang yang mau bekerja apa saja dengan bayaran dan syarat yang bikin geleng-geleng kepala. Berikut ini beberapa hal unik sekaligus ironis yang saya temukan di berbagai grup freelancer.
Job freelancer review aplikasi dengan fee 1000 perak
Serius, saya baru tahu ada pekerjaan review aplikasi setelah mencoba cari kerjaan freelance. Yang makin bikin ternganga, satu review hanya dibayar 1000 perak. Bahkan saya sempat melihat ada yang hanya mau membayar 500 perak.
Kalau dipikir sepele sih cuma kasih review dan bintang 5 di Playstore. Tapi ternyata prosesnya tidak sesimpel itu. Kita harus download dulu aplikasinya dan baru bisa review. Sudah begitu bayarannya cuma receh. Rasanya tidak “worth it” dengan paket data yang harus habis untuk mengundung aplikasinya.
Gara-gara tahu pekerjaan ini juga, saya jadi waspada dengan rating yang saya lihat di Google Playstore. Ternyata yang selama ini saya kira review asli, bisa jadi review palsu dengan membayar orang.
Baca halaman selanjutnya: Job freelancer KYC yang rentan tidak dibayar…