ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Indonesia Menuju Cashless Society

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
18 September 2019
A A
cashless society

cashless society

Share on FacebookShare on Twitter

Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini dapat dikatakan berkembang dengan pesat. Bapak Jokowi bilang kalau tahun ini pertumbuhan Indonesia akan naik sebesar lima persen. Menurut sumber yang saya baca juga menurut beliau Indonesia sudah bagus dalam merespon ketidakpastian ekonomi yang bergejolak ini. Jadi Bapak Jokowi optimis perekonomian Indonesia akan semakin kuat lima tahun ke depan dan bergerak jadi negara maju. Amin.

Nah! Perkembangan ekonomi yang diramalkan akan semakin kuat ini sudah mulai didukung dengan cara transaksi masyarakat Indonesia yang mulai berubah. Ya, trend cashless. Tau kan cashless. Itu lho yang bayar apa-apa nggak usah pakai uang sepulu ribuan lusuh atau bahkan koin recehan lima ratusan. Tinggal buka smartphone, scan, dan beres. Meskipun belum semua masyarakat Indonesia serempak tidak lagi menggunakan dompet dan uang tunai saat ini termasuk saya masyarakat yang nggak menerapkan budaya cashless. Saya lebih suka bayar langsung pakai uang tunai. Entah kenapa. hehe

Sepertinya hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah tau kalau transaksi non-tunai di Indonesia sekarang ini sedang mendapat sambutan hangat. Apalagi pembangunan infrastruktur penunjangnya sedang berkembang sangat pesat.

Pembayaran dengan trend cashless ini memiliki banyak bentuk seperti kartu dan uang elektronik (Dana, GoPay, Jenius, Doku, dan OVO). Masyarakat Indonesia khususnya para millennials dapat dengan mudah top up untuk mengisi ulang kartu atau akun uang elektroniknya. Trend cashless dirasa sangat efisien karena tidak membuang banyak waktu dan tidak perlu repot membawa dompet kemana-mana.

Saya akui ketika melihat teman-teman saya menggunakan uang elektroniknya untuk jajan memang terlihat sangat mudah dan menghemat banyak waktu karena tinggal scan barcode lewat smartphone dan jajanannya terbayar dengan otomatis. Nggak tanggung-tanggung sebuah warteg di dekat universitas tempat saya berkuliah saja sudah pakai aplikasi GoPay sekarang. Wah, #gantidompet dong lama-lama kalau begini. Nggak heran jika Indonesia akan menuju era cashless society dalam jangka waktu dekat.

Era cashless society yang akan bahkan sudah mulai terjadi ini tidak terlepas dari peranan Financial Technology (Fintech). Fintech merupakan solusi untuk berbagai transaksi keuangan berbasis digital. Fintech memiliki berbagai fungsi seperti chatting, social media, m-banking, bisnis, dan masih banyak lagi.

Melakukan pembayaran secara cashless rupanya mendatangkan keuntungan juga bagi masyarakat. Masyarakat langsung tergiur dengan yang namanya cashback dan berbagai promo menarik yang ditawarkan. Hmm. Kadang saya suka menyesal sih nggak pakai itu. Eits, tapi saya nggak sedih. Kalau banyak cashback dan promo takutnya malah jadi semakin konsumtif. Meskipun tidak semua orang.

Cashless society sebenarnya memberikan banyak manfaat seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya yakni efisien dan tidak perlu repot membawa dompet kemana-mana. Menerapkan trend ini juga akan menghindari masyarakat dari tindak kriminal perampokan atau pencurian uang. Selain itu juga adanya cashless society tentu menekan biaya pengelolaan uang Rupiah dan cash handling. Gampangnya, menekan pencetakan uang tunai.

Kalau ada dampak positif pasti ada dampak negatifnya kan. Begitu juga dengan cashless society. Di samping manfaatnya yang segudang, dampak negatifnya juga nggak bisa dihindari. Salah satunya adalah masyarakat yang semakin konsumtif. Kenapa semakin konsumtif? Karena masyarakat sudah jarang menggunakan uang tunai dan secara tidak sadar terus berbelanja hingga saldo habis. Berbeda jika melakukan pembayaran dengan menggunakan uang tunai. Masyarakat akan tau sisa uang yang ada di dompet.

Cashless society tidak menjamin masyarakat seketika aman dari tindak kriminal. Ya, dibandingkan jika dirampok saat memegang uang tunai sih. Tapi, sama saja ada bahayanya. Cyber crime pada trend cashless bisa mengancam finansial penggunanya. Contohnya adalah skimming yaitu memanfaatkan kartu kredit atau debit yang dicuri untuk nanti diretas data si korban menggunakan alat yang dipasang pada mesin ATM.

Ya, akhirnya kalau di tahun ini hingga lima tahun ke depan perekonomian Indonesia diramalkan akan semakin kuat ya baguslah. Apalagi Indonesia jadi negara maju. Berdoa saja semoga apa yang Bapak Jokowi ramalkan akan benar-benar terjadi. Begitu pun dengan cashless society. Sepertinya kesenjangan pengetahuan akan tetap ada. Tidak bisa dipungkiri. Semakin maju perekonomian suatu negara semakin lebar juga jurang pemisah antara masyarakat dengan status pendidikan tinggi dan masyarakat dengan status pendidikan rendah. Sosialisasilah cashless society buat masyarakat di desa terpencil. (*)

BACA JUGA Mawang dan Jawaban Atas Penyampaian Rasa Sayang Kepada Orang Tua yang Seringkali Sulit Diungkapkan atau tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 September 2019 oleh

Tags: cashless societyfintechGoPayOVOuang tunai
Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

GoTo Menjawab Keresahan para Penyandang Buta Warna dengan Meluncurkan Fitur Terbaru di Aplikasi Gojek dan Tokopedia 

GoTo Menjawab Keresahan para Penyandang Buta Warna dengan Meluncurkan Fitur Terbaru di Aplikasi Gojek dan Tokopedia 

2 Desember 2023
mencatat pengeluaran

Mencatat Pengeluaran Biar Uang Nggak Kerasa Hilang Secara Ghaib

21 September 2019
Pinjol Biaya Kuliah: Pemerintah yang Nggak Mampu dan Nggak Punya Malu

Pinjol Biaya Kuliah: Pemerintah yang Nggak Mampu dan Nggak Punya Malu

17 September 2022
Udah, Santai Aja Menyikapi SPP yang Bisa Dibayar Pakai GoPay!

Udah, Santai Aja Menyikapi SPP yang Bisa Dibayar Pakai GoPay!

18 Februari 2020
Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet Terminal Mojok

Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet

17 September 2022
Membandingkan OVO vs Dana vs ShopeePay, Manakah yang Terbaik?

Membandingkan OVO vs Dana vs ShopeePay, Manakah yang Terbaik?

13 September 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
harga rokok

Inilah Lima Aliran Perokok Dalam Menghadapi Kenaikan Harga Rokok

eksperimental

Mawang Bisa Jadi Musisi Eksperimental Andalan Baru di Indonesia

moeldoko

Sudah Betul Kata Pak Moeldoko, Kabut Asap Itu Bencana dan Kita Harus Ikhlas Menerima

Terpopuler Sepekan

Trans Jogja Diskriminatif dan Nggak Inklusif, Hanya Menyusahkan Masyarakat

Trans Jogja Diskriminatif dan Nggak Inklusif, Hanya Menyusahkan Masyarakat

20 Mei 2025
Pantai Gading Purba Wonogiri, Pantai Bohongan yang Bikin Bingung Wisatawan

Pantai Gading Purba Wonogiri, Pantai Bohongan yang Bikin Bingung Wisatawan

21 Mei 2025
Surat Terbuka untuk Pak Eri Cahyadi: Anak Muda Surabaya Butuh Perpustakaan 24 Jam, Pak!

Ironi Surabaya: (Mengaku) Kota Pendidikan tapi Perpustakaan Umum Tutup Awal

19 Mei 2025
Hutan Blora Sudah Tak Mistis, Kini Malah Kritis Akibat Alih Fungsi Lahan

Hutan Blora Sudah Tak Mistis, Kini Malah Kritis Akibat Alih Fungsi Lahan

23 Mei 2025
 Terminal Janti: Gerbang untuk Pulang, Rindu, dan Patah Hati di jogja flyover janti

Jembatan Janti Dibuat Jogja Menjadi Tempat yang Celaka bagi Warga : Sudah Gelap Gulita, Akses Jalan Dibiarkan Rusak

22 Mei 2025
Keresahan Saya Selama Tinggal di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen

Sragen, Kota yang Hidup Cuma Sampai Maghrib, Setelah Itu, Seakan Jadi Kota Mati

21 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa
  • Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir
  • Terkucilkan dari Acara Kelulusan Sekolah karena Nunggak SPP, Lemah Ekonomi Jadi Objek Diskriminasi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.