Persaingan minimarket di Indonesia sangat keras. Banyak yang gugur, sedikit yang bertahan. Dua brand yang masih saling jegal, adalah Indomaret dan Alfamart. Namun, kini, ada satu brand kecil, underrated, yang mencoba bertahan hidup di tengah kerasnya persaingan minimarket. Kenalkan, Yomart!
Sebagai orang baru, tentu gerak Yomart tidak sebanyak Indomaret dan Alfamart. Namun, menarik juga melihat strategi yang dipakai si Daud ini ketika berhadapan dengan Goliat-nya minimarket Indonesia; Indomaret dan Alfamart.
Yomart, minimarket dengan logo kombinasi warna merah dan kuning ini memang baru ada di Jawa Barat. Mereka adalah “anak kandung” dari toko retail besar yang bernama Yogya Group.
Nah, beberapa hari lalu, saya menyempatkan mengunjungi beberapa gerai minimarket yang punya logo keranjang berwarna merah ini. Saya ingin mencari tahu, hal apa sih yang bisa bikin Yomart bisa bersaing dengan Indomaret dan Alfamart.
Saya benar-benar merasa penasaran. Setelah melakukan pengamatan singkat, saya menemukan ada tiga hal yang bikin Yomart akan bisa bertahan. Berikut ketiga hal tersebut.
#1 Suasana toko yang meriah
Saya niatkan diri untuk mengunjungi beberapa Yomart yang ada di Jawa Barat. Saya bisa menyimpulkan bahwa suasana gerai Yomart ini lebih meriah dibandingkan Indomaret dan Alfamart.
Hampir semua gerai Yomart dihiasi balon-balon gas berwarna-warni. Kayaknya kru mereka bisa menjaga balon-balon warna-warni ini tetap teguh mengudara. Sepanjang hari, balon-balon itu nggak kehilangan kemampuan melayang.
Bagi sebagian orang, suasana toko yang meriah menjadi hiburan tersendiri. Bahkan, dari kejauhan, sudah terlihat suasana yang meriah.
Selain lebih meriah dibandingkan Indomaret dan Alfamart, pintu Yomart ini selalu terbuka lebar. Seperti menyambut konsumen yang siap membelanjakan duitnya di sana.
#2 Berani memosisikan diri di antara gerai Indomaret dan Alfamart
Sudah jadi rahasia umum kalau ada Indomaret berdiri di sebuah wilayah, nggak lama, Alfamart bakal nyusul. Kayak kangen banget gitu harus selalu nempel. Posisinya bahkan terbilang ekstrem. Ada yang sampai saling nempel.
Nah, Yomart nggak minder sama kondisi ini. Ketika ada space di antara Indomaret dan Alfamart, tanpa pikir panjang, mereka akan membuka gerai di sana. Makanya, di beberapa daerah di Jawa Barat, jika ada Indomaret dan Alfamart, di antara mereka ada Yomart yang nyempil. Udah kayak “adik kecil” yang pengin selalu diajak main sama kakak-kakaknya.
Menurut saya, strategi ini cerdik sekali. Memang, Yomart nggak akan serta merta ramai. Namun, ada yang namanya placement. Dengan berada di antara Indomaret dan Alfamart, orang akan “dipaksa melirik” Yomart. “Eh, apa itu yang nyempil, meriah lagi.”
Sukses masuk ke benak calon konsumen itu keberhasilan strategi bisnis yang cerdik. Perlahan, ketika gerai mereka bertambah, bukan tidak mungkin orang batal ke Alfamart dan memilih belok kiri menuju Yomart.
#3 Pasang harga lebih murah dan berani promo di depan pintu
Selama masa riset, saya juga melakukan perbandingan harga Yomart dengan Indomaret dan Alfamart. Kesimpulan saya, harga kebutuhan pokok di Yomart lebih murah dibandingkan rival mereka.
Ambil contoh, harga satu bungkus Indomie rasa ayam bawang di Yomart dijual dengan harga Rp2.450. Sedangkan di Indomaret dijual dengan harga Rp2.900, sementara Alfamart menjualnya dengan harga Rp2.800.
Contoh lainnya, harga beras. Merk beras yang saya sorot yaitu merk Sania kemasan lima kilogram. Nah, di Yomart, harganya Rp56.500. Di Indomaret, harganya Rp59.500. Di Alfamart, Rp58.500.
Nggak cukup sampai di situ, selain berani bersaing soal harga, Yomart juga “berani gila” menerapkan promo. Dibandingkan Indomaret, saya melihat Yomart sering melakukan pergantian pengumuman informasi harga promo yang dipasang di depan toko.
Misalnya, Senin, ada pengumuman promo harga telur Rp18.000 per kilogram. Dua hari kemudian, promonya sudah ganti, tapi masih soal sembako. Strategi ini, secara psikologis, akan membuat orang untuk lekas membeli barang-barang yang lagi promo sebelum kehabisan. Memang berisiko. Namun, di tengah persaingan keras, terkadang kita harus punya will power untuk mengambil risiko.
Itulah tiga strategi Yomart bertahan di tengah-tengah pertarungan sengit Indomaret dan Alfamart. kesimpulannya, Yomart masih “kuda hitam” di percaturan minimarket Indonesia. Namun, jangan heran, jika suatu saat nanti mereka bisa melakukan breakthrough dan menjadi top of mind di Indonesia. Go Yomart!
Penulis: Rahadian
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Selain Kinder Joy, Ini 6 Barang yang Meresahkan di Indomaret