Fokus pengembangan industri berbasis agribisnis
Pengembangan industri berbasis agribisnis memang sudah menjadi fokus Pemkab Blora, salah satunya dengan merencanakan pendirian Politeknik Agro Industri (Polagrin). Rencana ini tentu merupakan langkah positif yang dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pertanian, khususnya bagi masyarakat lokal.
Namun, untuk memastikan bahwa pendirian Polagrin ini benar-benar memberikan manfaat maksimal, Pemkab Blora perlu memastikan bahwa kurikulum dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri agribisnis yang berkembang. Selain itu, fasilitas dan dukungan untuk riset serta pengembangan teknologi pertanian harus diperhatikan. Tujuannya agar para lulusan dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan hasil produksi pertanian dan memperkuat rantai pasokan agribisnis.
Saya yakin dengan pendekatan yang tepat, Polagrin dapat tumbuh menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia yang andal di sektor agribisnis. Sehingga pada akhirnya meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri pertanian di Blora.
Membangun infrastruktur pendukung yang memadai
Pemkab Blora sebaiknya tidak lagi menghindar jika menerima laporan tentang jalan rusak di desa dengan alasan hal tersebut adalah tanggung jawab pemerintah desa. Pemkab harus mulai menyadari bahwa pembangunan jalan di tingkat desa, meskipun bukan sepenuhnya wewenangnya, tetap merupakan bagian penting dari pembangunan daerah secara menyeluruh.
Untuk itu, pihak Pemkab dapat mengambil langkah proaktif dengan menginisiasi audiensi bersama kepala desa guna mencari solusi bersama memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak. Terutama jalan yang menghubungkan area pertanian dengan kawasan industri.
Dengan adanya kerjasama dan perhatian yang serius terhadap infrastruktur ini, distribusi hasil pertanian atau hasil industri nantinya akan lebih efisien. Sehingga hal ini dapat mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan industri secara bersamaan. Lebih dari itu, infrastruktur yang memadai juga dapat menjadi daya tarik bagi para investor untuk mengembangkan sektor pertanian dan industri di Blora.
Antisipasi jika industri di Blora gagal
Antisipasi terhadap kemungkinan kegagalan industri adalah hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan oleh Pemkab Blora. Meskipun industri dapat memberikan peluang ekonomi yang besar, risiko kegagalannya tidak boleh diremehkan.
Melihat kejadian di Sukoharjo, di mana pabrik tekstil Sritex yang besar akhirnya gulung tikar. Hal itu memberikan gambaran nyata tentang betapa rapuhnya keberlangsungan industri meski sudah mapan. Kejatuhan Sritex mengingatkan kita bahwa meskipun industri bisa berkembang pesat, keberlanjutannya tidak selalu terjamin.
Oleh karena itu, Pemkab Blora perlu mengambil langkah-langkah preventif agar warga yang nantinya bekerja di industri tidak kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba jika industri tersebut menghadapi kegagalan. Langkah ini bisa berupa penyediaan pelatihan keterampilan tambahan, pengembangan sektor ekonomi lain yang dapat menyerap tenaga kerja, serta memastikan adanya jaringan perlindungan sosial untuk mengurangi dampak negatif pada masyarakat.
Dengan demikian, Pemkab Blora sebaiknya tidak terburu-buru mengejar status sebagai kawasan industri tanpa memperhitungkan aspek-aspek penting di atas. Jika tidak, semua upaya tersebut akan sia-sia. Saya berharap perkembangan industri di Blora tidak berakhir menjadi penyesalan, baik di dunia maupun di akhirat, hanya karena perencanaan yang dilakukan asal-asalan atau serampangan.
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Blora, Tempat Tinggal Terbaik untuk Orang Bergaji Pas-pasan yang Mendambakan Slow Living.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















