Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Hidung Zlatan Lebih Besar dari Messi dan Ronaldo

Indra Sinaga oleh Indra Sinaga
27 Juli 2019
A A
zlatan

zlatan

Share on FacebookShare on Twitter

Jika ada yang bertanya siapa pemain terbaik di muka bumi pada zaman sekarang, mungkin jawaban hanya berputar pada sosok Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Dan bagi saya, mereka berdua harus sama-sama berdiri di puncak sebagai yang terbaik. Tidak adil hanya memilih salah satu. Mereka berdua adalah pemain sepak bola terbaik yang pernah bumi ini saksikan dan harusnya tidak dipisahkan dan dibanding-bandingkan. Sama seperti Romeo dan Juliet. Reza Raharadian dengan peran utama pria di film Indonesia. Kamu dan gebetanmu ternyata sudah punya pacar.

Tapi setelah melihat hattrick seorang Zlatan Ibrahimovic pada Jum’at (19/7) malam pekan lalu waktu Amerika Serikat, saya berubah pikiran. Lalu kembali yakin bahwa hidung Zlatan itu lebih besar dari Messi dan Ronaldo.

Menang dan Berjaya Dimana Saja

Lucu rasanya membandingkan raihan tropi Messi dan Ronaldo dengan Ibrahimovic sebagai barometer siapa yang lebih baik. Tapi disini saya memang memakai banyaknya tropi sebagai barometer tersebut. Namun bukan dalam hitungan kuantitas, melainkan kualitas tiap musim.

Messi dan Ronaldo pernah mengalami fase paceklik tropi. Messi pernah menjalani satu musim tanpa tropi dalam genggaman di musim 2013/2014. Semua gelar mayor yang bisa diraih sebuah klub Spanyol diborong oleh duo klub Madrid, Atletico Madrid (Liga Spanyol) dan Real Madrid (Liga Champions dan Copa Del Rey). Sepatu emas juga tidak bisa diraih Si Kutu karena saingannya yang kekar itu mencetak 31 gol, 3 lebih banyak darinya. Padahal Messi masih punya Xavi dan Iniesta. Juga atlit guling-guling professional Neymar dan pemain-gaji-buta di masa depan Alexis Sanchez.

Ronaldo juga merasakan kering gelar pada masa awal di Real Madrid. Alasannya tentu saja adalah kedigdayaan Messi dan Guardiola yang menggila di Spanyol dan Eropa. Mourinho dan Ronaldo pada masa itu hanya bisa mengais sisa remah-remah berupa sekali juara liga dan Copa Del Rey. Dan tropi yang terakhir disebut hancur tergilas bus parade sendiri. Kuat dugaan karena bek bernama Sergio Ramos yang sedang memegang piala gemetaran sangkin sudah lupanya euforia menjadi juara.

Tapi tidak dengan Zlatan. Tangan kekar, berotot dan bertato itu akrab memegang piala sepanjang karirnya. Mungkin pengecualian untuk Malmo pada awal karirnya dan Juventus karena kasus Calciopoli. Tapi tetap saja, pencapaiannya luar biasa untuk seorang pemain sepak bola.

Kombinasi dari memilih tim yang tepat dan beliau sendiri adalah pemain yang hebat dan mampu mengangkat performa tim adalah dua alasan beliau tidak pernah tidak menjuarai sesuatu sepanjang karirnya. Di Ajax beliau berhasil meraih dua kali gelar Liga Belanda dan Piala KNVB. Beliau saat itu dilatih oleh salah satu pelatih Belanda terbaik, Ronald Koeman.

Baca Juga:

Cara Mudah Bikin Orang Portugal Marah

Pindah ke Liga Arab Bukan Pilihan Bodoh, Liga Eropa Bukanlah Pusat Tata Surya

Setelah di Ajax, beliau menyebrang ke Juventus. Sayangnya waktu beliau di Juventus berakhir ironis dan menyedihkan karena kasus Calciopoli yang mencabut dua gelar Juventus berturut-turut pada 2005 dan 2006. Sekaligus mendegradasikan Juventus pada akhir musim 2005/2006.

Tidak berpusing-pusing terlalu lama, beliau menyebrang ke Inter. Dan disitulah nama Zlatan Ibrahimovic harum semerbak ke seluruh penjuru dunia. Penyerang tajam dengan jaminan gelar. Inter dibawanya menjadi juara Liga Italia tiga kali ditambah dua Piala Super Italia. Bagi beliau sendiri, dua gelar pemain terbaik Italia dan sepatu emas liga.

Celah dalam karirnya mungkin hanya dua. Yaitu pernah berurusan dengan Pep Guardiola yang sedang terobsesi dengan Messi dan terlambat menjejakkan kaki di Britania Raya. Masanya di Barcelona memang agak dilematis. Beliau pertama kalinya dikelilingi oleh talenta-talenta luar biasa macam Iniesta, Xavi dan Messi itu sendiri. Sudah pasti berbagai gelar akan dimenangkan.

Sayangnya, pusat gravitasi Barcelona berporos pada Messi seorang. Membuat Zlatan seperti kerupuk dalam seporsi Ketoprak. Ada, namun bukan yang utama. Dan bila dijadikan sebagai yang utama, Guardiola akan ‘mengendarai’ Zlatan sebagai sebuah mobil Fiat. Bukan sebagai Ferrari, yang merupakan fitrah sesungguhnya dari beliau. Itulah yang menyebabkan harga diri beliau seakan tidak dihormati oleh sang pelatih jenius. Karena itu beliau kembali ke Milan bersama AC Milan kemudian menaklukkan Prancis seperti Napoleon Bonaparte dengan PSG.

Karirnya di tanah Inggris memang sebentar. Namun apa yang ditorehkannya bukan sembarangan. Tetap bisa menjadi juru gedor yang handal bagi Manchester United di usia senja di liga paling melelahkan sedunia. Sembari tetap memberi gelar bagi United dan penggemarnya yang sudah kehausan kejayaan. Mungkin jika tidak cedera ACL pada penghujung musim 2016/2017, beliau bisa memberikan lebih banyak lagi untuk United. Dan mengangkat marwah United yang sebenarnya sudah ckuazszs sekali.

Senjakala Karir yang Tetap Meriah

Ibrahimovic mendaratkan diri di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat sebagai destinasi akhir dan mungkin sebagai tempar penutupan karir. Klub yang dibelanya adalah LA Galaxy. Klub yang sebelumnya membuka jalan bagi para pesepak bola Eropa yang sudah mendekati masa pensiunnya.

Kebetulan, segala atensi media dan sorotan-sorotan lampu utama ada di Los Angeles, kota Hollywood itu sendiri. Dan tentunya Zlatan akan memanfaatkannya untuk meraih pamor yang lebih banyak lagi. Sembari bermain bola, juga menabung duit dari iklan dan endorsement dari kanan kiri. Mungkin juga dibarengi mengenalkan anak muda Amerika kalau football itu literally dimainkan dengan kaki, bukan tangan.

Biarpun sudah di ujung karir, nama beliau masih tetap hangat diperbincangkan. Dalam debutnya melawan rival sekota, LA FC, beliau langsung beraksi sebagaimana seorang Zlatan. Gol debut yang fantastis, voli dari hampir separuh lapangan. Lalu menyegel kemenangan LA Galaxy lewat tandukan. Penonton meminta Zlatan untuk turun dan beraksi. Maka dengan rendah hati, Zlatan turun dan memberikan mereka ‘Zlatan’.

Bahkan sampai pekan lalu, Zlatan masih atlit yang sama. Mencetak gol banyak dengan cara sesuka hati. Tetap membuat publik sadar dia masih seorang Zlatan Ibrahimovic. Seorang singa yang tidak mau dibandingkan dengan manusia biasa. Sebuah mobil Ferrari yang harusnya dipacu semaksimal mungkin untuk mengalahkan mobi-mobil Fiat biasa.

Belum ada yang tahu nasib Messi dan Ronaldo ketika menuju penghujung karir. Bisa jadi Messi kembali ke Argentina, ke klub masa kecilnya Newell’s Old Boy dan pensiun disana. Mungkin dengan narasi yang sama, Ronaldo kembali ke Sporting Lisbon sebagai destinasi terakhir. Tapi apakah mereka mendapat jaminan atensi semeriah Zlatan di Amerika? Saya sedikit pesimis.

Messi dan Ronaldo adalah puncak dari sepak bola pada zaman sekarang. Raihan trofinya tidak berbohong. Tapi tetap punya celah untuk dijadikan bahan debat kusir di kolom komentar IG Plesbol sosial media terdekat. Tapi tidak ada salahnya juga memuja Zlatan Ibrahimovic yang tidak punya tropi UCL ataupun gelar internasional. Messi dan Ronaldo saja tidak punya gelar UEL.

Karena pada hakikatnya sepak bola adalah membebaskan. Karena itu bebas-bebas saja mengidolakan mas-mas Swedia yang kekar tinggi menjulang, dan berkata dia adalah ‘Tuhan’ sepakbola. Ketimbang mengikuti arus mainstream dan mengidolakan Alien atau Robot.

All hail Lord Zlatan!

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: cristiano ronaldoLionel Messineymarzlatan ibrahimovic
Indra Sinaga

Indra Sinaga

ArtikelTerkait

Seandainya Lionel Messi Karyawan Kantoran yang Kontraknya Nggak Diperpanjang terminal mojok.co

Seandainya Lionel Messi Karyawan Kantoran yang Kontraknya Nggak Diperpanjang

7 Agustus 2021
Juara Piala Dunia dan Inflasi: Sepotong Kebahagiaan dari Lionel Messi untuk Rakyat Argentina

Juara Piala Dunia dan Inflasi: Sepotong Kebahagiaan dari Lionel Messi untuk Rakyat Argentina

20 Desember 2022
5 Alasan Banyak Orang Membenci Lionel Messi (Unsplash)

5 Alasan Banyak Orang Membenci Lionel Messi

13 Juni 2023
Pindah ke Liga Arab Bukan Pilihan Bodoh, Liga Eropa Bukanlah Pusat Tata Surya

Pindah ke Liga Arab Bukan Pilihan Bodoh, Liga Eropa Bukanlah Pusat Tata Surya

29 Juli 2023
Di Kampung Saya, Orang-orang Lebih Suka Main PES Dibanding FIFA terminal mojok.co

Nggak Perlu Boikot, Ini Tips Menghadapi PSG di PES

14 Agustus 2021
ansu fati barcelona bangkrut fcb femeni la masia arthur melo barcelona pjanic juventus MOJOK

Menolak Perpanjangan Kontrak Adalah Cara Lionel Messi Mengkritik Barcelona

5 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.