Upah tak lagi rendah, tapi rata dengan tanah
Saya kira tiga daerah di atas sudah cukup untuk menyimpulkan jika harga minuman di Starbucks sangat mahal sekali bagi rata-rata pendapatan orang Indonesia yang masuk kelas menengah ke bawah. Jika kita menggunakan acuan murah pada negara maju (0.1 persen), nggak hanya kopi Starbucks yang harganya kemahalan untuk standar UMK dan UMP Indonesia, semua kopi kekinian termasuk brand lokal seperti Fore, Kopi Kenangan, Janji Jiwa, hingga Excelso dan Tanamera harganya termasuk mahal. Satu-satunya yang murah dan masuk akal bagi sobat UMR Indonesia adalah kopi tubruk di warkop atau kopi sasetan di warmindo yang harganya berkisar Rp5 ribuan.
Dari hitung-hitungan sederhana ini kita tahu jika upah pekerja di Indonesia sangat murah dan jauh dari kata sejahtera. Kalau kita melihat secara keseluruhan dari 38 Provinsi, upah yang menyentuh angka Rp4.5 juta ke atas tidak sampai setengah. Rata-rata upah minimum Jawa Timur saja hanya Rp2 juta. Hal tersebut juga berlaku untuk UMP Jateng, Jogja, dan Jabar yang notabene semuanya adalah provinsi besar yang ada di Pulau Jawa, pulau yang katanya adalah pusat perekonomian Indonesia.
Andai pendapatan kita sesuai UMP (rata-rata Rp2 juta) dan harga makanan per bungkus berkisar Rp2000, masih boleh kita sebut UMP cukup layak. Namun, jika UMP hanya Rp2 juta, tapi rata-rata makanannya adalah Rp10ribuan, upah minimum negara kita tidak hanya murah, tapi ndelosor tanah. Ha piye? Sehari mengeluarkan uang Rp40 ribu saja dengan gaji bulanan hanya Rp2 juta, artinya 60 persen pendapatan sebulan sudah habis untuk makan. Sementara kehidupan kita kan tidak hanya untuk makan, tapi juga membeli sandang, papan dan pangan. Belum lagi kebutuhan rekreasi, ya masak buruh nggak boleh rekreasi.
Siasat tak akan mengaburkan fakta
Oh, tidak, tidak. Menikah tentu bukan solusi, makan sendiri atau bikin kopi sendiri hanyalah siasat bertahan hidup. Itu semua tak bisa mengaburkan fakta: upah kita rendah, rata dengan tanah.
Akhir kata, saya tidak melarang Anda ngopi di Starbucks. Selama ini saya juga ngopi di Starbucks karena saya memiliki Starbucks card, Line, dan KK BCA yang memberi diskon sampai dengan 50 persen (baca: lebih murah dari harga kopi lokal kekinian). Akan tetapi, setelah menulis artikel ini saya akan berpikir 1001 kali untuk ngopi di Starbucks. Jika menggunakan standar negara maju, sebelum gaji kita Rp50 juta per bulan, membeli Caramel Macchiato seharga Rp50 ribu tuh jatohnya hedon, Gaes.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak