Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
22 Mei 2022
A A
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik pemilihan gubernur jogja

Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik (Bangoland via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kau kira selama ini Bumi mengitari Matahari? Tidak, Sinyo, tidak. Saking istimewanya, selama ini Bumi dan tata surya itu mengitari Jogja dengan segala keajaiban di dalamnya. Siapa itu Copernicus dengan teori Heliosentris, yang bilang bahwa matahari adalah pusat tata surya? Maksudnya apa? mau bilang matahari lebih istimewa dari Jogja? Halah, halah. Kalau hidup di masa kini, Copernicus pasti sudah ditanya KTP mana.

Jangan diragukan, Jogja ini memang istimewa sekali. Tidak usah memberi contoh ke mana-mana, hal ini sudah diungkap langsung oleh Sekretaris DIY, Kadarmanta Baskara Aji. Dilansir dari CNN Indonesia, blio mengatakan, “DIY ini nanti berbeda dengan provinsi lain, karena kita (DIY) satu-satunya yang akan ada gubernur baru di tahun 2022.”

Jika Istilah Klitih Diganti, Apakah Jogja Akan Lebih Baik-baik Saja? Terminal Mojok.co
Kawasan Tugu Jogja (Shutterstock.com)

Jangankan debat cagub yang mempertontonkan kecakapan dalam menangani masalah-masalah di Jogja kelak, lha wong pemungutan suara saja tidak ada. Ini bukan sulap, bukan juga sihir, melainkan aturan ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan. Makanya, maksud “akan ada gubernur baru” itu karena di daerah lain tidak ada pelantikan gubernur, dan hanya di DIY saja yang akan ada. Sungguh istimewa, kan?

Tentu saja harapan besar akan membuncah kepada si “gubernur baru” itu. Seperti di daerah lain, ketika ada gubernur baru yang mengisi, tentu akan menambal celah yang ditinggalkan gubernur yang lama. Entah masalah strategi kepemimpinan, pendekatan horizontal ke masyarakat, atau cara menanggulangi problem menahun di suatu daerah. Tentu saja, “gubernur baru” di DIY juga akan melakukan hal itu.

Harapan tentu saja masalah kekerasan jalanan (kalau menyebutnya klitih sudah tidak boleh). Sebab, “gubernur lama” dirasa tidak bisa menahan laju kekerasan jalanan di Jogja yang rasanya tiap minggu begitu riuh menghiasi media sosial. “Gubernur lama” ini kalau tidak menyuruh orangtua lebih dekat dengan anak-anaknya, pol mentok ya membatasi jam malam.

Arit (Shutterstock.com)

Saya banyak berharap kepada si “gubernur baru” ini ketika hendak menangani masalah yang gagal ditanggulangi oleh si “gubernur lama”. Ada baiknya, dibuat semacam rancangan menengani emosi anak muda, sebab apa mereka terpantik amarah, sampai mendalami beberapa clash di antara beberapa kelompok yang sering tempuk. Lho, kok malah saya yang mikir masalah klitih, harusnya ya “gubernur baru” ini dong, yaaa.

Pak “gubernur baru”, tolong juga selesaikan permasalahan sampah di Jogja. Hal ini tidak bisa diselesaikan oleh Pak “gubernur lama” karena tiap akhir tahun atau setelah libur panjang, permasalahan sampah di Jogja ini kok ya selalu menguar seperti bau busuk. “Gubernur lama” sudah benar kok dalam mengidentifikasi permasalahan dari hulu ke hilir, namun cara menyelesaikan itu kok ya selalu buntu.

Bukankah lebih baik memperdalam edukasi perihal sampah kepada hulu, lantas memperbaiki fasilitas di hilir? Masalahnya, di hilir ini bukan minim permasalahan lho. Ada penduduk di bantaran pegunungan sampah yang juga merupakan rakyat Jogja yang harus dipikirkan dampaknya. Kalau mau memperluas pembuangan sampah, apakah lahan tersebut tidak dialiri sumber air untuk masyarakat sekitar? Apakah baik juga untuk dampak lingkungan? Lho, lho, kok saya kasih masukan lagi, harusnya ya Pak “gubernur baru” nanti yang memikirkan hal ini.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Tumpukan sampah di Piyungan (M Harits Fadhli via Shutterstock.com)

Masalah kemacetan juga menjadi sesuatu yang rumpang, Pak “gubernur baru”. Hal ini menjadi celah yang ditinggalkan oleh “gubernur lama” dan rasanya sulit sekali untuk mengurai. Permasalahan transportasi umum juga menjadi bumbu dalam kemacetan di Jogja Istimewa Luar Biasa Sakti Mandraguna ini.

Nah, satu lagi, Pak “gubernur baru”, yakni permasalahan Dana Istimewa… Hmm, tapi sepertinya saya tidak usah terlalu banyak berkomentar perihal ini. Ya, intinya semoga digunakan untuk hal-hal yang masuk akal dan berimbas baik untuk rakyat. Eh, Dana Istimewa itu untuk rakyat, kan?

Belum ada pencalonan, pengenalan, pendekatan, penjabaran visi misi, mengetahui seberapa besar ide-ide dalam menangani permasalahan di kota ini, “gubernur baru” sudah diungkap ke publik. Memang benar, masyarakat Jogja itu memang harus nrimo, bahkan ujuk-ujuk ada pelantikan pemimpin baru saja harus nrimo.

Seperti di awal, ucapan selamat harus tetap dilayangkan dengan baik dan sempurna kepada “gubernur baru” Yogyakarta. Walau tulisan ini bukan doa bersama, namun saya tetap doakan bahwa gubernur Jogja yang baru, bisa memimpin daerah ini dengan baik.

Penulis: Gusti Aditya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Warga Jogja Jangan Mimpi Kaya kalau Separuh Gajinya untuk Ongkos Transpor

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2022 oleh

Tags: gubernurJogjaklitihsultanTPST piyungan
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

5 Bukti Jogja Tempat Paling Layak Ditinggali sampai Tua

5 Bukti Jogja Tempat Paling Layak Ditinggali sampai Tua

14 Agustus 2024
Pom Bensin Pertamina Adisucipto Jogja Bikin Saya Nggak Malas Isi Bensin karena Fasilitasnya Komplet

Pom Bensin Pertamina Adisucipto Jogja Bikin Saya Nggak Malas Isi Bensin karena Fasilitasnya Komplet

10 Februari 2024
Cak Imin, si Paling Ngerti Aspirasi Orang Indonesia

Cak Imin, si Paling Ngerti Aspirasi Orang Indonesia

4 Februari 2023
Jalan Kusumanegara Wujud Ruwetnya Jalanan Jogja (Unsplash)

Jalan Kusumanegara: Ruas Jalan di Kota Jogja yang Menyebalkan. Siang Macet dan Panas, Malam Gelap Menyeramkan

30 September 2023
5 Kuliner Jogja buat yang Nggak Suka Manis, Dijamin Lezatnya sampai Bikin Nangis

5 Kuliner Jogja buat yang Nggak Suka Manis, Dijamin Lezatnya sampai Bikin Nangis

17 Oktober 2025
Ilustrasi Dilema Jogja ketika Jalan Tol Menembus Tanah Keraton (Unsplash)

Ketika Jalan Tol Menembus Tanah Keraton: Dilema Istimewa Jogja dalam Menata Ruang

22 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.